Berita

ratu atut/net

Penangkapan Tubagus Wawan Awal Kehancuran Dinasti Politik Ratu Atut

MINGGU, 06 OKTOBER 2013 | 21:12 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Cengkraman dinasti politik Ratu Atut Chosiyah di Banten sudah banyak dikritik selama ini. Namun gerakan penolakan yang muncul masih bersifat parsial dan tidak terorganisir secara baik.

Selain itu, kehadiran dinasti politik tersebut berlindung di bawah instrumen demokrasi. Meski banyak yang tidak setuju, namun karena diperoleh berdasarkan aturan demokrasi, mereka yang tidak setuju tidak bisa berbuat apa-apa.

Karena itu, penangakapan Tubagus Chaeri Wardana alias Tubagus Wawan menjadi awal momentum keruntuhan dinasti politik keluarga Ratu Atut, yang merupakan Gubernur Banten itu.


"Dengan tertangkapnya Tubagus Wawan, keberadaan dinasti politik keluarga Atut di Banten menjadi terbuka secara luas. Mereka yang tadinya hanya berani bisik-bisik, sekarang sudah berani bicara lantang di media. Dengan begitu, kesadaran masyarakat atas adanya penyimpangan politik di Banten menjadi terbangun," ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay (Minggu, 6/10).

Tubagus Wawan, tersangka kasus suap sengketa Pilkada Lebak, adalah adik kandung Ratu Atut dan suami Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Selain Airin, keluarga Atut juga banyak menjadi kepala daerah. Misalnya Tubagus Haerul Jaman, adik tiri Atut, menjabat Wali Kota Serang; Tatu Chasanah, adik Atut, Wakil Bupati Serang. Ada lagi Heryani, ibu tiri Atut, yang menjabat Wakil Bupati Pandeglang.

Saleh menjelaskan, selama ini, Tubagus Wawan dikenal sebagai orang yang paling berperan di dalam dinasti politik keluarga Atut. Dia lebih tepat disebut sebagai operator lapangan. Selain berperan untuk memperluas dinastinya melalui pilkada-pilkada, dia juga dikenal sebagai orang yang memonopoli proyek-proyek pembangunan pemerintah yang ada di bawah kendali dinasti keluarganya.

Menurut Saleh, apapun ceritanya, dinasti-dinasti politik di Indonesia dibangun secara tidak fair. Adalah fakta bahwa dinasti politik itu bisa dibangun hanya dengan memanfaatkan kekuatan politik yang ada sebelumnya. Dalam hal ini, Atut sebagai Gubernur Banten dianggap sebagai payung dan sandaran utama mereka dalam memperluas kekuasaan di Banten. Terbukti, setelah Atut menjadi pelaksana Gubernur Banten waktu itu, barulah dinasti itu perlahan bisa dibangun hingga menggurita seperti sekarang.

"Kalau Atut tidak menjabat gubernur, rasanya tidak mungkin dia memposisikan keluarganya pada jabatan-jabatan penting dan strategis di Banten. Itu saja sudah menjadi bukti adanya unfairness dalam dinasti politik keluarganya," demikian Saleh dosen FISIP UIN Jakarta ini. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya