Berita

Ray Rangkuti/net

Gandeng Lemsaneg, Jangan Sampai KPU Sejak Awal Sudah Mencurigkan

SENIN, 30 SEPTEMBER 2013 | 15:34 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Secara subtansi, sebenarnya tak perlu diributkan terkait rencana Komisi Pemilihan Umum mengamankan data-data Pemilu Umum 2014 dari serangan hacker atau siapapun yang berniat jahat meretas situs lembaga KPU. Dalam kerangka ini putusan KPU mengamankan IT KPU jadi relevan.

"Tapi soalnya muncul karena untuk kegiatan ini, KPU mengundang Lembaga Sandi Negara yang nota bene adalah lembaga militerm," ujar pengamat Pemilu Ray Rangkuti (Senin, 30/9).

Ada dua masalah yang ditimbulkan setelah KPU menggandeng Lemsaneg. Pertama, trauma psikologi netralitas lembaga negara di bawah presiden kalau dilibatkan dalam tahapan pemilu. Trauma psikologis ini dapat dilacak akarnya secara faktual.


"Yakni sulitnya membedakan secara tegas antara pejabat negara dengan pejabat pemerintah. Birokrasi kita tak sepenuhnya dapat berdiri independen. Sejarah hububungan dekat birokrasi-pemerintah inilah yang terbangun menjadi trauma psikologis-politis hingga sekarang," jelasnya.

Kedua, lebih-lebih lembaga yang dilibatkan adalah lembaga militer. Keraguan atas independen, tertutupnya akses terhadap data, dan kemustian menjaga lembaga-lembaga non sipil terlibat dalm Pemilu makin menjadi-jadi.

"Jadi masalahnya bukan pada programnya. Tapi pada dengan lembaga mana KPU bekerja sama. Saya sendiri berpendapat sebaiknya KPU menghindari kerja sama dengan lembaga manapun yang mendatangkan rasa tak nyaman yang luas bagi para peserta pemilu," ungkapnya.

Lebih jauh Ray menjelaskan, memastikan rasa nyaman dan merasa diperlakukan dengan adil dan jujur itu merupakan sarat awal bagi KPU membangun relasi sinergis dengan peserta Pemilu. Namun, jika di awal saja saling curiga telah muncul, hal ini akan mengendap terus hingga terbuka peluang bagi pihak-pihak untuk mencurigasi hasil Pemilu.

"Hal-hal seperti ini memang sebaiknya dihindari sejak awal. KPU perlu mencari mitra yang bisa diterima pihak untuk menjaga IT KPU dari tindakan jahat para peretas misalnya. Menjaga saling percaya dengan peserta pemilu jauh lebih utama dari mengamankan suara di program IT. Sebab, pada legalnya, kita tetap memakai hitungan manual sebagai dasar bagi penetapan hasil Pemilu," demikian Ray. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya