Berita

ilustrasi, Penyelundupan Bensin Subsidi

Bisnis

Harga Naik, Penyelundupan Bensin Subsidi Tetap Marak

Alat Pencatat Konsumsi Batal Dipasang
SELASA, 02 JULI 2013 | 08:46 WIB

Kenaikan harga BBM subsidi belum bisa mengurangi kegiatan penyelundupan bensin. Hal itu Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) Migas Andy Noorsaman Sommeng di Jakarta, kemarin.

   Untuk itu, kata Andy, pihaknya akan memperketat pengawasan penyaluran BBM. Sebab, kegiatan penyelewengan tetap memungkinkan dengan masih adanya disparitas harga antara BBM subsidi dan non-subsidi.

 â€œBedanya sekitar Rp 3.000 per liter. Artinya masih memungkinkan orang untuk melakukan spekulasi, mengambil keuntungan di antara disparitas itu,” ujarnya.


Apalagi, lanjut Andy, di daerah-daerah yang belum tersedia BBM non subsidi. Menurutnya, potensi penyalahgunaan dan penyelundupannya masih ada, kecuali harganya tidak lagi disubsidi.

“Misalnya harga keekonomian Rp 9.500 per liter, taruh saja harga subsidinya Rp 8.500 per liter. Masih ada subsidi Rp 1.000 per liter. Orang tidak akan mau berspekulasi,” ungkapnya.

Andy juga mengeluhkan sanksi untuk pelaku penyelundupan BBM subsidi masih ringan. Dia bilang, dalam undang-undang disebutkan, hukuman buat pelaku yang melakukan kegiatan penyelundupan BBM maksimal denda Rp 5 miliar.

“Efek jeranya masih kecil. Namun, buat yang jual BBM pakai botolan dihukum begitu nggak mungkinlah,” katanya.

Sedangkan Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengatakan, pihaknya menunda pemasangan alat pencatat konsumsi BBM subsidi atau Radio-frequency identification (RFID) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang seharusnya dimulai Senin (1/7).

Ali beralasan, molornya pemasangan alat pengendali BBM ini karena pihaknya memprioritaskan pelayanan SPBU pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.

”Bukan ditunda, tapi kami menyesuaikan diri karena seminggu lalu kami tidak bisa mengutak-atik pelayanan SPBU baik menjelang dan sesudah penyesuaian harga BBM subsidi,” tuturnya.

Dia mengaku, alat RFID akan mulai dipasang kembali pada pertengahan Juli ini. Rencana itu telah dikoordinasikan dengan Kementerian dan lembaga terkait.

“Mudah-mudahan pertengahan Juli, RFID sudah mulai bisa kami pasang di 40 SPBU dan 10 juta kendaraan mobil di DKI Jakarta secara serentak,” jelas Ali.

Ali menambahkan, realisasi penyaluran BBM subsidi jenis solar dan premium pasca kenaikan harga, masih berada di bawah rata-rata penyaluran harian normal. Menurutnya, ini merupakan efek sementara dari kebijakan kenaikan harga. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya