Berita

Priyo Budi Santoso

Wawancara

WAWANCARA

Priyo Budi Santoso: Saya Menduga Aset Century Sengaja Disembunyikan Dengan Tipu Muslihat

JUMAT, 26 APRIL 2013 | 09:26 WIB

Ketua Timwas Kasus Bank Century DPR Priyo Budi Santoso enggan mengomentari  keberangkatan tim penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) ke Amerika Serikat untuk memeriksa bekas Menkeu Sri Mulyani.

“Itu kan tugasnya KPK, saya nggak mau mengomentari itu. Sekarang ini saya lebih tertarik bicara tim pemburu aset Bank Century di luar negeri ketimbang KPK mau periksa Sri Mulyani,’’ kata Priyo Budi Santoso kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut Wakil Ketua DPR itu, pihaknya menunggu hasil kerja tim pemburu aset Bank Century yang dikomandoi Wamenkumham Denny Indrayana.


“DPR tentu akan kecewa besar bila saat sidang DPR setelah reses ini tim pemburu aset Century belum hasilkan apa-apa,” ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Anda curiga tim pemburu aset Century itu tidak menghasilkan apa-apa?
Tidak begitu. Kami berharap ada hasilnya. Apalagi, tim ini diketuai Wamenkumham. Masalah ini secara resmi disampaikan  Menkumham Amir Syamsuddin dalam persidangan resmi kepada Timwas Century DPR beberapa waktu lalu.

Kebetulan Timwas Century dan rapat DPR itu saya yang pimpin. Saat itu hadir Kapolri, Jaksa Agung, Dubes Indonesia untuk Swiss, dan lainnya.

Apa yang dibahas?
Dalam rapat itu, tim pemburu aset Century sudah menjanjikan untuk melakukan langkah-langkah  memburu aset Century yang bertebaran di berbagai negara. Bahkan saat itu, tim pemburu dengan yakin bisa mempercepat perburuan itu.

Apa sudah ada laporan?
Sampai sekarang kami belum mendapatkan penjelasan mengenai apa saja progres yang dihasilkan tim tersebut. Tapi saya menaruh harapan agar mereka berhasil menyelamatkan berbagai aset Century yang ada di luar negeri.

Sulitkan memburu aset Century itu?
Saya duga aset itu sengaja disembunyikan dengan segala tipu muslihat para pelaku-pelaku penggelapan, sehingga mungkin mengalami kesulitan. Makanya tim pemburu aset Century tidak boleh kalah pintar. Tetap terus berjuang dengan segala cara untuk mengembalikan aset itu, sehingga tim ini tidak dikritik masyarakat.

Apa ada deadline bagi tim pemburu aset Century?
Lebih cepat lebih baik. Kami selalu mengingatkan agar cepat diamankan aset Century. Ini selalu disampaikan setiap rapat dengan kami. Makanya kami pantau dan tagih progresnya.

Tapi hasilnya belum ada apa-apa?
Ya, begitulah. Kami selalu mengingatkan pemerintah untuk secepatnya menyelamatkan aset Century itu, tapi mereka beralasan masih banyak kesulitan-kesulitan.

Lalu apa yang Anda lakukan?
Saat rapat terakhir disimpulkan apakah dipandang perlu DPR, dalam hal ini Timwas Century membantu tim pemburu aset Century demi mempercepat kerja mereka ke empat negara.

Negara mana saja?

Hong Kong, Swiss, Singapura, dan Jersey.

Apa sudah ditetapkan tim dari DPR itu?
Kami masih menunggu respons dari tim pemburu aset Century. Tapi kami hampir membuat keputusan untuk menerjunkan tim. Sebab, belum ada progres yang dilaporkan kepada kami.

Apa tim serentak dikirimkan ke empat negara tersebut?

Ya, sebagian nanti dipimpin Pak Fachri Hamzah, sebagian oleh Bambang Soesatyo. Pokoknya, kami di pimpinan DPR sudah berikan lampu hijau untuk berangkat tim ke empat negara tujuan perburuan aset Century itu.

Kapan  diberangkatkan?

Kami masih mempertimbangkan pernyataan pemerintah yang begitu yakin tim pemburu aset Century sudah bekerja. Maka kita serahkan dulu kesempatan itu kepada mereka.
 
Hasilnya seperti apa, kami akan tunggu di sidang DPR berikutnya.

Bagaimana kalau tetap tidak ada hasilnya?
Wah, kalau dalam persidangan DPR berikutnya belum juga ada hasilnya, tentu itu sangat mengecewakan kami dan masyarakat Indonesia.

Kalau itu terjadi apa yang dilakukan?
Tentunya Timwas DPR bisa  saja kembali bekerja untuk mengusut kasus Century.

Apanya yang disusut?
Kami akan melihat apakah ini disengaja diperlambat pengembalian aset kasus Century tersebut. Tapi saya berharap di persidangan DPR nanti, tim itu sudah memaparkan hasilnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya