.Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) memastikan penggodokan delapan calon Kapolri selesai pertengahan Mei 2013.
“Setelah itu nanti diserahkan keÂpada Presiden SBY. Soal apakah nanti dipilih dari delapan orang itu atau memilih figur lain, itu terÂserah beliau,’’ kata anggota KomÂpolnas Adrianus Meliala, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Setelah Presiden menentukan piÂlihannya, lanjutnya, Presiden mengajukan ke DPR.
Berikut kutipan selengkapnya;Apa saja kriteria calon KaÂpolri untuk menggantikan TiÂmur Pradopo?Yang menjadi penilaian kami menjadi calon Kapolri adalah jenderal bintang tiga dan bintang dua, serta masa tugas masih terÂsisa lebih dari dua tahun.
Kami ingin Kapolri ke depan diterima secara internal Polri dan mendapat dukungan masyarakat.
Apa itu saja?Tentu tidak. Kami akan lihat juga rekam jejaknya secara meÂnyeluruh. Misalnya bagaimana dia saat menjabat menjadi pimÂpinan, di tingkat polda, di pusat atau lainnya. Bagaimana interaksi dia deÂngan masyarakat, termasuk apaÂkah dia menjadi figur yang baik seÂlama tugasnya.
Berarti butuh masukan maÂsyarakat?Ya. Masukan tentu akan kita tampung, baik berupa rekam jeÂjak prestasi atau rekam jejak keÂlamÂnya. Kalau di kepolisian kan bisa kita pantau datanya. Tapi maÂsyarakat lebih tahu mengenai itu.
Masyarakat ingin yang tegas dan berani serta jujur, ini bagaimana?Saya sudah tahu ada masukan dan keinginan-keinginan seperti itu. Tapi perlu dicatat bahwa unÂtuk merekomendasikan calon KaÂpolri ini tidak sesimpel yang kita pikirkan.
Apa mungkin diajukan lebih dari delapan orang?Ah, saya rasa tidak ya. DelaÂpan nama ini saja susahnya minta ampun kita menggodoknya.
Siapa saja sih 8 nama itu?Ah, nggak usah saya sebut lah.
Apakah semuanya menjabat di Mabes Polri?Di antara ya. Tapi saya tidak akan sebutkan ya. Lagi pula meÂdia sebenarnya sudah lebih tahu kok.
Apa 8 orang itu sudah diminÂtai pendapatnya untuk diÂajuÂkan sebagai calon KaÂpolri?Sampai sekarang sih belum. Tapi nanti ada saatnya mereka itu kami undang.
Agendanya apa saja?Agendanya tentu untuk mengeÂtahui dan mengenal lebih jauh ke delapan orang itu.
Apa sulit mencari delapan nama itu?Tentunya sulit sekali, tidak seperti milih kepala desa.
Kendalanya apa?Karena masalah di kepolisian terlalu besar. Kita harus memilih orang yang bisa selesaikan maÂsalah-masalah itu.
Masalah besar itu apa saja?Banyaklah. Tidak usah bicara tanÂtangan ke depan. Sekarang saja yang di depan mata kita saja sudah banyak kelihatan.
Apa itu?Ketidakpuasan masyarakat terÂhadap kerja dan tindakan kepoÂlisian dalam bertugas. Pelayanan yang tidak memenuhi standar peÂlayanan publik, dan soal koÂrupsi di tubuh Polri. Tantangan-tanÂtangan itu saya rasa masyaraÂkat juga sudah mengetahuinya. Kapolri baru nanti harus mamÂpu menghadapinya dan memÂperbaiÂkinya agar kepercaÂyaan publik kepada institusi keÂpolisian kemÂbali tumbuh.
Apa sinerginitas antara Polri dan TNI yang perlu diperÂhaÂtikan?Ya. Itu penting karena belakaÂngÂan kan ada kasus bentrok okÂnum TNI dan Polri di Ogan Komering Ulu (OKU) dan beÂberapa daerah lainnya. SinerÂginitas ini perlu diperbaiki dan dibangun kembali.
Kapan bisa selesai penggoÂdoÂkan nama-nama calon pengÂganti Kapolri itu?Saya perkirakan pertengahan bulan depan penggodokan 8 naÂma calon Kapolri ini selesai. SeÂtelah itu baru kami usulkan nama-nama itu kepada Presiden untuk dipilih.
Yakin bulan depan selesai?Ya, kami yakin di situ sudah selesai penggodokannya.
Apa ada pembatasan penyeÂraÂhan calon Kapolri itu kepada Presiden?Oh, tidak ada. Pada saat terÂtentu kami akan diterima PresiÂden, di situ nanti di serahkan data pantauan kami mengenai calon Kapolri itu.
Bagaimana kalau delapan nama itu ditolak Presiden?
Kami adalah pembantu PreÂsiÂden. Terserah beliau saja. PoÂÂkokÂnya, kami menjalankan tuÂgas untuk mengusulkan naÂma-nama calon pengganti KaÂpolri. Tetap finalnya di PreÂsiden.
Apa harapannya kepada Kapolri baru?Kami tidak muluk-muluk. KaÂpolri ke depan nanti harus bisa membawa perahu Polri ini deÂngan selamat meski banyak gonÂcangannya. [Harian Rakyat Merdeka]