Masyarakat menilai negatif gara-gara ruangan Ketua Fraksi Partai Golkar DPR Setya Novanto digeledah KPK, Selasa, 19 Maret lalu.
“Ini pasti berpengaruh terhadap citra Partai Golkar di mata masyarakat,’’ kata bekas Wapres Jusuf Kalla (JK) kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Soal seberapa besar pengaruhnya dalam Pemilu 2014, bekas Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku tidak tahu.
“Apalagi yang digeledah itu ruang ketua fraksi dan salah satu anggota fraksi Partai Golkar (Kahar Muzakir) tentu pasti ada pengaruhnya terhadap Pemilu 2014,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya;Kenapa Anda bilang berpengaruh, bukankah pemilu masih lama?Politik itu kan dipenuhi isu dan pemberitaan. Setiap ada isu dugaan korupsi, pasti menimbulkan persepsi negatif. Ini berarti ada pengaruhnya. Soal besar kecilnya tergantung isunya dong.
Sarannya apa?Ya, jangan korupsi.
Apa perlu DPP memberikan tindakan tegas?Saya menilai ada baiknya semua dikembalikan pada hukum yang berlaku. Lalu ditindak secara hukum, sama dengan PKS. Kenapa PKS bisa tenang sekarang karena begitu melanggar langsung ditidaklanjuti mereka.
Artinya, ini juga bisa ditindaklanjuti secara internal.
Tapi kedua orang Golkar itu belum tersangka, kan tidak pas diberi sanksi?Tapi dengan kondisi seperti itu saja sudah pasti memberikan penilaian negatif. Publik sudah menilai, ini ada yg tidak benar, meski itu masih dugaan.
Kalau ada survei, apa elektabilitas Golkar turun?Kalau itu saya tidak tahu. Lihat saja nanti.
Oh ya, dalam survei LSI Denny JA nama Anda hanya menjadi cawapres, apa komentarnya?Itu tergantung desain surveinya saja kok. Itu kan dikotak-kotakkan, lalu responden diminta memilih.
Apa itu bisa mempengaruhi pemilih?Seharusnya survei itu mengikuti maunya pemilih. Bukan survei menentukan pilihan pemilih dong. Jangan dibalik-balik.
Anda merasa aneh survei seperti itu?Silakan nilai saja. Rakyat juga bisa menilai. Lagi pula di Indonesia kan ada puluhan lembaga survei.
Kenapa capres non Jawa sulit menang ya?Belum saja. Saya kira ini bukan soal Jawa dan non Jawa. Sebab, banyak juga non Jawa yang sejak awal menjadi pemimpin nasional. Misalnya, M Hatta sejak awal jadi proklamator, BJ Habibie dan saya kan tokoh luar jJwa yang jadi pemimpin nasional.
Apa mungkin tokoh luar Jawa jadi presiden ?Bisa saja. Semua itu kan ukurannya kemampuan personal untuk membangun bangsa dan negara. Semua kemungkinan pasti ada, di Amerika saja Barack Obama orang kulit hitam bisa jadi presiden.
Saya kira tokoh luar Jawa tidak menjadi halangan untuk menjabat presiden asal orangnya mampu. Sebab, masyarakat tidak mempermasalahkan itu.
Hanya saja orang cenderung memilih tokoh yang mereka kenal. Makanya perlu perkenalkan diri agar diketahui track record-nya, apa yang sudah dicapai, apa pikirannya, apa programnya. [Harian Rakyat Merdeka]