Berita

Laksda TNI Iskandar Sitompul

Wawancara

WAWANCARA

Laksda TNI Iskandar Sitompul: Kami Tidak Pernah Melindungi Oknum TNI Yang Bersalah...

MINGGU, 31 MARET 2013 | 10:16 WIB

Tim Investigasi TNI membantu polisi untuk mengungkap pelaku penembakan empat tahanan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

“Tim ini akan bekerja sama dengan Kepolisian yang sedang menyelidiki kasus tersebut,’’ kata Kapuspen TNI Laksamana Muda (Laksda) Iskandar Sitompul kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan,  Panglima TNI  meminta dibentuk Tim Investigasi. Sebab, hasil penyelidikan sementara, ada indikasi keterlibatan oknum-oknum TNI yang bertugas di Jawa Tengah.


Iskandar Sitompul selanjutnya mengatakan, Tim Investigasi  TNI itu sangat serius membantu Kepolisian untuk mengungkap pelaku penembakan.
Berikut kutipan selengkapnya:

Apa benar serius?
Kata siapa tidak serius. Buktinya,  Panglima TNI sudah memerintahkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo untuk membentuk tim investigasi.

Tim itu dibawah pimpinan Wadan POM AD dan timnya terdiri dari 9 orang. Namun sifatnya tim ini akan bergerak kalau sudah mulai mengerucut kepada pelaku.

Maksudnya?
Kalau ada indikasi-indikasi yang jelas kepada pelaku, langsung ditindaklanjuti.

Selain itu, sampai sekarang Propam Diponegoro dan Korem sudah banyak juga memberikan bantuan kepada tim dari Polri yang melaksanakan penyelidikan di TKP.

Tim Investigasi TNI ini berapa lama bekerja?
Kami belum tahu. Tentunya tim ini akan menunggu hasil penyelidikan dari Kepolisian.  Harapan kita tidak terburu-buru. Karena ini masalah yang sangat serius.

Kenapa tidak langsung bergerak?
Kami mengamati sambil berharap kawan-kawan dari Kepolisian bisa cepat memberikan data-data.

Kami akan tindaklanjuti bila ada oknum TNI yang terindikasi terlibat. Misalnya, penembakan Mapolres  OKU, sudah sekian prajurit yang diproses secara hukum. Ini bukti keseriusan TNI.
   
Kenapa Tim ini menunggu hasil penyelidikan Kepolisian?
Prajurit yang ada di DIY puluhan ribu. Masak dikumpulkan semua dan meminta di antara mereka mengaku. Kecuali kalau ada bukti kuat yang mengarah ke sana, baru bisa.

Saya contohkan di kasus OKU. Ditelusuri pelakunya dari Batalyon Armed 15, lalu cepat diambil tindakan dan selesai. Kalau ini kan tidak tahu, makanya sulit. Tapi harus dicatat, kami tidak pernah melindungi  oknum TNI yang bersalah.

Kalau memang ada prajurit terlibat, apa tindakan TNI?
Bagi oknum TNI yang bersalah  diberikan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang diperbuatnya. Tapi tentunya setelah ada bukti. Makanya jangan terburu-buru.

Sebab, mungkin saja ini merupakan perselisihan antar geng preman atau mungkin ada dari pihak-pihak lain juga. Makanya kita harus bersabar dan benar-benar jeli dalam menyelesaikan kasus inibersama-sama.

Insiden dilakukan  orang terlatih, apa tanggapan Anda?
Persepsi orang boleh-boleh saja, kita tidak boleh melarang orang. TNI tidak akan menutup-nutupi. Tapi kami berharap tidak langsung menuduh. Kita tunggu hasilnya, karena negara kita ini negara hukum.

Kita tidak ingin memberikan sanksi kepada orang yang sama sekali tidak melakukan pelanggaran. Dalam hukum itu ada istilah lebih bagus kita membebaskan 10 tersangka dari pada kita menahan 1 orang yang tidak berdosa.

Selain menerima data Kepolisian, apa TNI menerima dari pihak lain?
Tentu diterima. Komnas HAM juga ingin bertemu dengan Panglima TNI terkait rencana berdialog dengan pihak Kopassus. Itu diberi wadahnya oleh kami.

Sampai saat ini Mabes TNI, dalam hal ini Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, menunggu surat dari Komnas HAM untuk melakukan audiensi itu. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya