Berita

Effendi Choirie

Wawancara

WAWANCARA

Effendi Choirie: Enam Parpol Minta Saya Nyaleg, Tapi Saya Belum Memutuskan

MINGGU, 24 MARET 2013 | 08:53 WIB

Sudah seminggu Effendi Choirie dipecat dari anggota DPR, tapi belum memutuskan akan bergabung ke partai lain.

Gus Choi, panggilan akrab Effendi Choirie mengaku telah ditawari menjadi caleg pemilu mendatang.

“Ada enam pimpinan parpol minta saya nyaleg. Tapi saya belum memutuskan,’’ kata Effendi Choirie kepada Rakyat Merdeka, kemarin.


Berikut kutipan selengkapnya;

Apa enam pimpinan parpol itu sungguh-sungguh menawarkan Anda menjadi caleg?
Entah mereka basa-basi atau bersungguh-sungguh, saya juga kurang tahu ya. Tapi mereka menawarkan saya menjadi caleg.

Dari jajaran mana saja mereka?
Ada ketua umum parpol, sekjen, ketua-ketua partai, pimpinan lainnya, serta pendiri parpol.

Parpol mana saja itu?
Tidak baik kalau saya sebut.

Kayaknya belum tertarik pindah partai?

Meski sekarang sudah di luar PKB, tapi saya mau mengendapkan diri dulu.

Untuk apa mengendapkan diri?
Untuk melihat respons, reaksi dan pandangan konstituen saya. Memang secara umum konstituen saya marah melihat perilaku kepemimpinan Muhaimin selama ini.

Bukan soal Gus Coy loh ya. Tapi soal dulu yang Gus Dur digusur Muhaimin. Kalau hanya  seorang Gus Coy atau Lili, itu mah kecil.

Kalau begitu kenapa nggak pindah partai saja?
Untuk pindah partai sekarang ini memang saya sudah bisa, bukan kutu loncat. Tapi untuk sementara ini saya independen dulu.

Harapan bagaimana?
Saya berharap ke depan para pemimpin jadi teladan yang baik. Mereka harus ingat bahwa pimpinan partai bukan bertindak seenaknya. Harus ingat juga dunia ini berputar.
 
Apa suara PKB akan berkurang?
Bukan karena saya. Tapi karena kepemimpinan dan perilaku mereka membuat  suara PKB akan runtuh dan terjun bebas.

Berapa persen akan rontoknya?
Ke depan mungkin suara PKB tidak akan sampai 2,5 persen atau kasarnya tidak akan lolos parliamentary threshold 3,5 persen.

Kenapa sih Anda diganti?
Biasalah dalam sebuah perjuangan ini kan ada senang dan tidak senang. Perlu diketahui juga saya menganggap proses PAW (pergantian antar waktu) ini cacat hukum.

Kenapa Anda bilang cacat hukum?
Kan sampai saat ini proses hukumnya belum selesai. Apalagi alasan PAW tidak jelas.

Apa alasannya Anda mengatakan seperti itu?
Pertama, alasan PAW nya tidak jelas, kita berdua tidak lakukan kesalahan yang ada, hanya beda pendapat saja.

Substansi alasan pemecatan tidak jelas, tidak punya dasar pelanggaran moral atau lainnya.

Kedua, mekanismenya salah karena alasannya  tidak jelas. Mereka menggunakan mekanisme yang ngawur.

Ketiga, proses hukum yang kami lalui belum selesai. Di Pengadilan Negeri, bahkan di PTUN kita menang kok. Tapi tiba-tiba PAW dilakukan. Ini artinya semua atas dasar arogansi dan kekuasaan semata. 

Sesuai dengan ketentuan,  anggota dewan tidak bisa di-PAW kalau masih bersengketa hukum. Maka PAW itu tidak bisa dilakukan kerena harus menunggu keputusan hukum tetap.

Kebijakan yang dianggap ngawur yang Anda ungkapkan tadi seperti apa sih?
Misalnya, kita kan seharusnya harus di klarifikasi dan dimintai tanda tangan. Memang menurut aturannya seperti itu, tapi itu tidak mereka lakukan.

Jadi tidak fair, mereka hanya menggunakan kekuasaannya saja.  Apalagi, saya mendapat suara terbanyak dari dapil saat pemilu lalu.

Kenapa itu tidak menjadi pertimbangan?
Makanya ini mengherankan. Suara Muhaimin Iskandar itu sebenarnya kecil, suara Nahrowi kecil, suara Andi Muawiyah yang gantikan saya cuma sedikit sekali.

Saya ini pernah mendapatkan penghargaan dari DPW Jatim karena perolehan suara saya yang besar.  Enam orang caleg dari dapil saya kalau dikumpulkan perolehan suaranya, tetap di bawah saya.
 
Kepemimpinan yang didasari atas suka atau tidak suka ini tidak boleh ditiru. Kepemimpinan seperti ini cepat atau lambat berdampak kepada mereka sendiri, kepemimpinan yang buruk akan menuai ganjaran yang buruk juga.

Apa penyebab seperti itu?
Mungkin dia tidak ikhlas ada warga PKB  yang lebih top darinya. Lebih kritis darinya. Lebih dihormati orang ketimbang dia.

Inginnya dia sendiri yang bisa popular dan berkuasa, bisa memerintah orang. Kira-kira begitu.

Apa ini preseden buruk ke depan?
Bisa saja nanti ke depan pola arogan seperti ini ditiru pimpinan partai lain. Yang lebih berdampak lagi adalah pimpinan partai semakin mendistorsi aspirasi rakyat.

Sepertinya Anda kecewa berat ya?
Tidak berat. Saya kecewa karena mereka tidak menggunakan prosedur dengan benar saja.

Mereka tidak menggunakan alasan rasional. Rakyat yang tidak mengerti politik tahu bahwa dasar pemecatannya kami ini hasil mengarang atau bikin-bikinan.

Caranya membuat fitnah di sana-sini saja. Atau saya menyebutnya fitnah kubro yang diciptakan. Supaya ada alasan untuk melakukan PAW.

Nasib konstituen bagaimana?
Tentunya saya akan ajak berpikir dewasa. Artinya berjuang  bukan satu-satunya di PKB. Apalagi PKB sekarang ini bukan PKB Gus Dur yang dulu.

Kenapa Anda bilang begitu?
PKB sekarang pragmatis, tidak punya integritas, mengatasnamakan NU tapi perilaku dan sikapnya tidak mencerminkan norma ke-NU-an.

Apa langkah selanjutnya, apa Anda menggugat?

Nanti saya akan diskusikan dengan pengacara saya. Tapi saya mau mengatakan pemecatan ini cacat secara hukum.

Tapi saya berpikir, untuk pemecatan ini tidak menggunakan ranah hukum, tapi ranah politik. Kalau menggunakan politik tentunya mereka yang menang, karena mereka yang berkuasa.

Apakah Anda tetap berpolitik?
Gusti Allah tidak sare (tidur). Dalam prinsip agama, orang yang didzolimi doanya pasti dikabulkan Allah. Selain itu kita harus mengambil hikmah semua peristiwa dan tetap sabar, tetap berjuang membela yang benar, bukan yang bayar, serta tetap menjaga integritas.

Apa kegiatan Anda selanjutnya?

Saya kan aktivis. Tentunya banyak pekerjaan, baik di daerah maupun di Jakarta. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya