Berita

Luhut Panjaitan

Wawancara

Luhut Panjaitan: Banyak Tokoh Sipil Pemberani Yang Layak Menjadi Presiden

SABTU, 16 MARET 2013 | 08:44 WIB

.Manuver tujuh jenderal (purn) TNI yang menyodorkan enam capres kepada Presiden SBY menimbulkan spekulasi.

Ada yang menilai, langkah itu untuk men­cegal seseorang. Tapi ada ju­ga yang menafsirkan untuk men­dukung seseorang.

“Kami tidak dalam posisimen­dukung atau mencegah se­se­orang. Makanya kami tidak me­nyebut nama,’’ kata Jenderal (Purn) TNI Luhut Panjaitan ke­pada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.


Seperti diketahui, tujuh jen­deral (purn) TNI; Luhut Panjai­tan,  Subagyo HS,  Fachrul Rozi,  Agus Widjojo,  Johny Josephus,  Su­­mar­di, dan Suaidi Marasa­bessy,  me­nyampaikan enam capres po­tensial kepada Presiden SBY, Rabu (13/3).

Meski tidak menyebut nama, tapi sudah beredar di media massa enam capres itu, yakni Me­ga­wati Soekarnoputri, Mahfud MD, Jusuf Kalla, Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Aburizal Bakrie.

Luhut Panjaitan selanjutnya mengatakan, pertemuan dengan SBY sudah biasa dilakukan. Tapi tidak heboh seperti se­ka­rang.

Berikut kutipan selengkapnya;

Apa enam nama itu seperti dimuat media massa?

 Kami tidak menyebut nama. Enam orang itu hasil  survei. Ini dijadikan bahan diskusi dengan Presiden, itu saja kok.

Hasil survei mana saja?

Yakni survei yang kita buat dan akumulasi dari survei-survei lain­nya, seperti survei dari LSI Denny JA dan LSI Burhanuddin Muhtadi serta lainnya. Itu kami sampaikan sebagai capres potensial.

Kenapa tidak sebut nama saja?

Kalau sebut nama, nanti kesan­nya kami mengendors si pulan, si badu, kan tidak fair.

Apa secara khusus dibicara­kan capres dari purnawirawan jenderal?   

Dalam pertemuan itu kita tidak bicara capres militer-sipil dan ca­pres tua-muda. Yang kita bicara­kan adalah mengenai kriteria-kri­teria capres ke depan saja.

Kriteria apa saja yang diba­has?

Kriterianya adalah pemimpin ke depan harus bisa  sukses se­per­ti SBY. Selama SBY memim­pin, pertumbuhan ekonomi dan lainnya bagus, meski ada keku­rangan, seperti pemerataan belum terjadi. Kami bertujuh saat itu ber­ke­inginan pemerataan kese­jah­­te­raan bisa berbanding seim­bang dengan pertumbuhan eko­nomi.

Tanggapan Anda terhadap capres dari purnawirawan jenderal?

Kami tidak dalam kapasitas menilai mereka yang muncul. Ka­lau melihat capres, tentu me­lihat track recordnya. Misalnya 30 tahun terakhir ini bagaimana. Kalau tentara, bagaimana waktu menjadi sipil, apa sukses story-nya, bagaimana keluarganya, apa­kah temperamental atau tidak.

Memimpin negara itu kan di­butuhkan seseorang yang cool. Jangan sampai kita judikan negeri ini kepada orang yang sebenarnya tidak kompeten untuk menjadi presiden. Hanya karena sering tam­pil di media saja, terus diang­gap popular, padahal tidak kom­peten.

Bukankah capres yang mun­cul itu memiliki track record bagus?

Coba kita lihat track record me­reka secara jeli. Di sosial me­dia semua bisa dilihat.

Track record seperti apa yang diinginkan 7 purnawira­wan jen­deral itu?

Tentunya kami ingin pemimpin ke depan memiliki kemampuan un­tuk melakukan komunikasi in­ter­nasional, memahami masa­lah eko­nomi mikro dan makro, dan punya stabilitas emosional yang baik.

Maksudnya?

Jangan pula pemimpin yang ter­pilih nanti pemarah, tempera­men­tal dan tiba-tiba mengatakan; kita perang. Kalau begitu kan kita akan repot juga.  Kita mesti punya pe­mim­pin yang emosionalnya stabil. Ini bisa dilihat 30 tahun track re­cord­nya, punya nggak syarat atau kri­teria yang kami maksud. Kalau ti­dak punya, jangan dipaksakan.

Bagaimana capres dari sipil?

Hampir semua nama sipil kami sampaikan pandangannya kepada Presiden.

Siapa saja?

Ah, kamu tahu semua kok hasil survei itu. Tidak perlu saya sam­paikan ke publik.

Siapa yang paling pantas dari sipil itu?

Ada. Banyak tokoh sipil pem­be­rani dan tegas yang layak men­jadi presiden. Kalau dari mi­liter tapi menjadi otoriter kan repot ju­ga nantinya.

Apa yang Anda maksud itu Prabowo?

Anda saja yang lihat, masak ti­dak tahu. Jangan pancing-pan­cing saya, ha-ha-ha.

Megawati,  Mahfud MD, Ju­suf Kalla, dan Aburizal Bakrie, itu bagaimana?

Kami kasih 6 nama itu mung­kin 6 bulan lagi bisa  berubah. Nanti kita lihat lagi.

Tujuh purnawirawan jende­ral itu diundang SBY atau ini­sia­tif sendiri?

Oh, kalau itu saya yang telepon ke Pak Sudi Silalahi agar disiap­kan waktu untuk bertemu dengan Pak SBY.

Apa sering bertemu seperti itu?

Ya, kami memang sering berte­mu dengan Pak Presiden. Tapi biasanya malam hari. Tapi yang Rabu (13/3) lalu itu siang hari, ma­kanya ramai.  Padahal topik diskusinya tidak pernah berubah seperti itu-itu saja kok. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya