Berita

Yusuf Supendi

Wawancara

Yusuf Supendi: Saya Gabung Ke Hanura Karena Partai Terbersih

SABTU, 16 MARET 2013 | 08:15 WIB

Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yusuf Supendi resmi bergabung dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).  

Alasannya sederhana, partai yang dikomandoi Wiranto itu me­rupakan partai terbersih. 

“Dari Sembilan parpol di Se­nayan hasil Pemilu 2009, hanya satu yang tidak melakukan korup­si,  yakni Partai Hanura. Itu alasan saya pindah ke situ,’’ kata Yusuf Supendi kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.


Berikut kutipan selengkapnya;

Bagaimana dengan Partai Gerindra?

Di Partai Gerindra, ada dua ang­gota DPR di Banggar diduga terlibat kasus korupsi. Meski be­lum ke KPK, tapi sudah ramai. Me­ngenai siapa orangnya, saya ti­dak hafal karena kurang fa­mi­liar.

Yang tidak terkait kasus korup­si hanya Partai Hanura. Ini partai terbersih. Makanya saya berga­bung ke situ.

Apa Anda dapat masukan dari orang lain?

Tentu. Saya dalam beberapa ke­sempatan bertemu dengan se­orang pengamat politik, dia memberikan masukan  agar ber­gabung ke Partai Hanura. Sebab, alasan orang itu, dari sembilan partai yang ada di Senayan, hanya satu partai yang tidak terjerat kasus korupsi, yakni Hanura.

Artinya, Anda yakin Partai Hanura menang Pemilu 2014?

Ya. Tentu yakin menang. Se­bab, rakyat tentu menyukai partai terbersih. Rakyat nggak suka par­tai yang korupsi.

Apa ada faktor Wiranto se­bagai Ketua Umum Partai Ha­nura?

Itu sudah pasti. Apalagi, Partai Hanura telah menjagokan Wiran­to menjadi capres 2014. Sebab,  pengalaman dan karier politiknya sudah lengkap. Pernah menjabat sebagai Panglima TNI/Menhan­kam dan Menko Polkam. Kemu­dian berperan sentral dalam refor­masi di negeri ini.

Bagaimana ceritanya berga­bung ke Hanura?

Saya ke Hanura diawali oleh pesan pendek yang menanyakan kabar  Yuddy Chrisnandi, Ketua Bapilu Partai Hanura. Isinya kira-kira begini; ‘kumaha damang, saya Yusuf Supendi, bagaimana kabar’.

Tidak lama kemudian, Yuddy telepon. Saya langsung diberon­dong dan ditawarkan jadi caleg Dapil Bogor. Terus saya men­jawab, ya.

Yakin terpilih menjadi anggota DPR?

Yakin. Dalam Pemilu 2009 saya tidak nyaleg, tapi suara PKS hilang satu kursi dari Dapil Bogor itu. Padahal, saya tidak melarang atau menyuruh keluarga saya dan seluruh simpatisan saya untuk memilih PKS. Tapi mereka ogah pilih PKS.

Bagaimana Pemilu 2014?


Tentu suara itu diberikan kepa­da saya.  Ibu, kakak, saudara, te­tang­ga, dan simpatisan saya bia­sa­nya pasti milih PKS karena ke­be­radaan saya. Tapi sekarang me­reka penuh kesadaran mengata­kan, amit-amit pilih PKS di 2014. Tentu mereka akan berbondong-bondong pilih Hanura. Sebab, sa­ya sudah melakukan mobilisasi.

Apa mereka tidak berma­sa­lah karena ini Partai Hanura?     


Tidak ada masalah. Semua partai itu kan sarana untuk per­juangan. Di partai mana saja sa­ma. Sekarang ini tidak mem­per­masalahkan partai lagi.

Anda tidak merasa aneh berada di partai nasionalis?

Tidak. Saya merasa di mana saja sekarang sama. Yang penting partai itu bersih, tidak korup. Partai dak­wah juga kalau korupsi, buat apa.

Tidak takut dianggap ber­khianat?

Tidak.Sebelum ke Hanura saya juga ditanyani oleh 4 pen­diri Partai Keadilan (PK) yang salah satunya masih menjadi anggota PKS.

Apa yang ditanyakan itu?

Mereka bertanya alasan saya ma­suk Hanura. Saya jelaskan seperti yang tadi saya sampaikan. Kemudian saya bertanya kepada mereka, mana yang lebih baik PKS yang katanya partai Islam, partai dakwah tapi tersangkut ko­rupsi impor daging sapi, atau Partai Hanura yang tidak ter­sangkut kasus korupsi.

Lalu apa jawaban mereka?

Mereka hanya diam saja. Tidak bisa menjawab.

Kemudian mereka bilang lagi,  Hanura itu kan dipimpin Wiranto, kenapa bergabung ke sana.

Saya bilang Wiranto itu pe­mimpin hebat. Membolehkan sia­pa pun masuk Hanura. Sebab, par­tai terbuka buat siapa saja. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya