Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yusuf Supendi resmi bergabung dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Alasannya sederhana, partai yang dikomandoi Wiranto itu meÂrupakan partai terbersih.
“Dari Sembilan parpol di SeÂnayan hasil Pemilu 2009, hanya satu yang tidak melakukan korupÂsi, yakni Partai Hanura. Itu alasan saya pindah ke situ,’’ kata Yusuf Supendi kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya;Bagaimana dengan Partai Gerindra?Di Partai Gerindra, ada dua angÂgota DPR di Banggar diduga terlibat kasus korupsi. Meski beÂlum ke KPK, tapi sudah ramai. MeÂngenai siapa orangnya, saya tiÂdak hafal karena kurang faÂmiÂliar.
Yang tidak terkait kasus korupÂsi hanya Partai Hanura. Ini partai terbersih. Makanya saya bergaÂbung ke situ.
Apa Anda dapat masukan dari orang lain?Tentu. Saya dalam beberapa keÂsempatan bertemu dengan seÂorang pengamat politik, dia memberikan masukan agar berÂgabung ke Partai Hanura. Sebab, alasan orang itu, dari sembilan partai yang ada di Senayan, hanya satu partai yang tidak terjerat kasus korupsi, yakni Hanura.
Artinya, Anda yakin Partai Hanura menang Pemilu 2014?
Ya. Tentu yakin menang. SeÂbab, rakyat tentu menyukai partai terbersih. Rakyat nggak suka parÂtai yang korupsi.
Apa ada faktor Wiranto seÂbagai Ketua Umum Partai HaÂnura?Itu sudah pasti. Apalagi, Partai Hanura telah menjagokan WiranÂto menjadi capres 2014. Sebab, pengalaman dan karier politiknya sudah lengkap. Pernah menjabat sebagai Panglima TNI/MenhanÂkam dan Menko Polkam. KemuÂdian berperan sentral dalam reforÂmasi di negeri ini.
Bagaimana ceritanya bergaÂbung ke Hanura?Saya ke Hanura diawali oleh pesan pendek yang menanyakan kabar Yuddy Chrisnandi, Ketua Bapilu Partai Hanura. Isinya kira-kira begini; ‘kumaha damang, saya Yusuf Supendi, bagaimana kabar’.
Tidak lama kemudian, Yuddy telepon. Saya langsung diberonÂdong dan ditawarkan jadi caleg Dapil Bogor. Terus saya menÂjawab, ya.
Yakin terpilih menjadi anggota DPR?Yakin. Dalam Pemilu 2009 saya tidak nyaleg, tapi suara PKS hilang satu kursi dari Dapil Bogor itu. Padahal, saya tidak melarang atau menyuruh keluarga saya dan seluruh simpatisan saya untuk memilih PKS. Tapi mereka ogah pilih PKS.
Bagaimana Pemilu 2014?Tentu suara itu diberikan kepaÂda saya. Ibu, kakak, saudara, teÂtangÂga, dan simpatisan saya biaÂsaÂnya pasti milih PKS karena keÂbeÂradaan saya. Tapi sekarang meÂreka penuh kesadaran mengataÂkan, amit-amit pilih PKS di 2014. Tentu mereka akan berbondong-bondong pilih Hanura. Sebab, saÂya sudah melakukan mobilisasi.
Apa mereka tidak bermaÂsaÂlah karena ini Partai Hanura? Tidak ada masalah. Semua partai itu kan sarana untuk perÂjuangan. Di partai mana saja saÂma. Sekarang ini tidak memÂperÂmasalahkan partai lagi.
Anda tidak merasa aneh berada di partai nasionalis?Tidak. Saya merasa di mana saja sekarang sama. Yang penting partai itu bersih, tidak korup. Partai dakÂwah juga kalau korupsi, buat apa.
Tidak takut dianggap berÂkhianat?Tidak.Sebelum ke Hanura saya juga ditanyani oleh 4 penÂdiri Partai Keadilan (PK) yang salah satunya masih menjadi anggota PKS.
Apa yang ditanyakan itu?Mereka bertanya alasan saya maÂsuk Hanura. Saya jelaskan seperti yang tadi saya sampaikan. Kemudian saya bertanya kepada mereka, mana yang lebih baik PKS yang katanya partai Islam, partai dakwah tapi tersangkut koÂrupsi impor daging sapi, atau Partai Hanura yang tidak terÂsangkut kasus korupsi.
Lalu apa jawaban mereka?Mereka hanya diam saja. Tidak bisa menjawab.
Kemudian mereka bilang lagi, Hanura itu kan dipimpin Wiranto, kenapa bergabung ke sana.
Saya bilang Wiranto itu peÂmimpin hebat. Membolehkan siaÂpa pun masuk Hanura. Sebab, parÂtai terbuka buat siapa saja. [Harian Rakyat Merdeka]