Berita

Guruh Soekarnoputra

Wawancara

WAWANCARA

Guruh Soekarnoputra: Megawati Sudah Lanjut Usia, Nggak Usah Nyapres Di 2014

SABTU, 02 MARET 2013 | 09:29 WIB

Setelah Taufik Kiemas meminta istrinya Megawati Soekarnoputri tidak nyapres lagi, kini giliran Guruh Soekarnoputri menyampaikan hal serupa.

“Jujur saja umurnya Mbak Mega sudah lanjut usia. Nggak usah nyapres lagi.  Saatnya istirahat,’’ kata putra Bung Karno, Guruh Soekarnoputra, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut seniman itu, usulannya itu bisa jadi tidak didengarkan. Yang penting dirinya sudah mengingatkan.


“Memang regenerasi di PDIP itu sulit terjadi. Ini sungguh memprihatinkan dan tidak sehat,’’ katanya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa Anda bilang regenerasi di PDIP tidak sehat?
Saya masih anggota DPR dari Fraksi PDIP, sehingga bisa melihat apa yang terjadi di partai ini. Saya lihat saat ini di DPP PDIP ada sesuatu yang berjalan kurang sehat.

Apa itu?
Banyak orang yang duduk di fungsionaris tidak paham ideologi  Bung Karno. Dasar perjuangan PDIP adalah ideologi yang dirumuskan Bung Karno.

Selain itu, ada keinginan untuk meng-karbit mbak Puan menjadi pemimpin. Saya kira ini nggak sehat. Saya tidak setuju kalau Puan  sengaja dikatrol seperti itu.

Siapa yang layak menjadi capres dari PDIP?
Menurut saya belum ada. Ini bukan masalah di PDIP saja, di Indonesia saat ini juga belum ada capres yang layak.

Sebab, sejak orde baru perkembangan moral dan mental bangsa kita sangat buruk, sehingga  SDM Indonesia berpikiran dangkal dan pragmatis.

Bagaimana dengan Puan atau tokoh muda lainnya?
Saya tidak tahu, tanyakan saja ke Bu Mega.

Apa Mega maju lagi?
Saya nggak mau tebak-tebak, karena kan Mbak Mega punya perhitungan sendiri. Tolong tanyakan ke Mbak Mega, kalau jadi presiden mau membawa bangsa dan negara ini ke mana.

Sepertinya Anda pesimistis?

Jujur saja umurnya Mbak Mega sudah lanjut usia. Nggak usah nyapres lagi.  Saatnya istirahat. Tapi kalau masih mau menjadi capres, itu hak beliau.

Bukankah masih banyak kader  menginginkan Mega maju lagi?

Memang ada yang menginginkan Mbak Mega tetap nyapres lagi dan tetap memimpin PDIP . Namun ada juga menginginkan agar jadi king maker saja, lakukan suksesi.  

Bagaimana peluang Mega kalau nyapres lagi?

Kalau saya lihat memang agak berat buat sekarang. Selain masalah umur, juga masalah PDIP yang perolehan suaranya menurun. Sejak Pemilu 2004 sampai Pemilu 2009 pengurangannya sangat terasa. Hal lainnya, masih ada yang mempersoalkan mengenai gender.

Dalam survei Mega unggul sebagai capres?
Ya kalau lawan Mega itu disandingkan tokoh-tokoh tua juga. Ini yang saya sebutkan tadi terjadi krisis kepemimpinan. Dalam kondisi seperti ini, nama Mbak Mega memang muncul. Tapi saya kira tidak bertahan lama.

O ya, bagaimana dengan Jokowi yang elektabilitasnya lebih tinggi dari Mega menjadi capres?
Saya kira itu wajar bila rakyat memilih Jokowi, karena kesederhanaannya dan mau turun langsung ke lapangan. Sepertinya rakyat kita gampang melupakan tokoh. Ketika ada orang yang muncul, berprestasi dan dekat dengan rakyat seperti Jokowi, langsung simpati. Makanya berharap Jokowi menjadi capres.  

Bagaimana dengan capres yang sudah muncul?

Mereka itu tidak cocok dengan cara-cara Indonesia dan Pancasila. Sebab, mereka mengadopsi gaya Amerika.

Maksudnya?
Gayanya liberalistis dan kapitalistis. Artinya kalau mau menjadi capres harus kumpul dulu uang  banyak. Apakah ini ajaran Pancasila, kan tidak.

Apa harapannya?

Kita semuanya tentu berharap bisa menuju kejayaannya dengan ideologi bangsa yang kita miliki yakni ideologi Pancasila yang digagas Bung Karno. Saya secara pribadi juga berjuang untuk itu dengan cara saya sendiri. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya