Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku tawaran menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat hanya candaan.
â€Petinggi Demokrat nggak usah menganggapinya secara serius.’Tawaran jadi ketum (ketua umum) itu hanya candaan,’’ kata Mahfud MD kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, petinggi Partai Demokrat mempertanyakan kapasitas Mahfud MD untuk memimpin mereka.
â€Apa hebatnya Mahfud, kader Partai Demokrat banyak yang pantas menjadi ketum,’’ kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua.
Menanggapi hal itu, Mahfud mengatakan, tawaran jadi ketum itu dari sahabatnya, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Sinyo Harry Sarundajang.
“Saya akui memang mendapat tawaran jadi Ketum Demokrat. Tapi itu bersumber dari candaan sesama teman saja,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya;Kapan ditawari posisi itu?Itu sudah lama banget. Waktu saya sering kumpul sama Pak Sarundajang. Kami memang suka bercanda. Sebagai sahabat, kalau sedang berkumpul, suka asyik sendiri, penuh canda.
Apa Anda tertarik posisi itu?Saya tidak tertarik posisi ketum itu. Sebab, saya tidak mau merusak stabilitas di dalam internal Partai Demokrat.
Kenapa, bukankah ini peluang Anda bisa menjadi Capres 2014?Saya tidak mau menerima tawaran itu. Sebab, saya tidak mau ikutan buat Demokrat semakin kisruh. Partai itu kan sedang ada polemik. Saya tidak mau masuk terlalu dalam.
Kalau soal capres, saya banyak mendapat tawaran untuk nyapres. Tapi saya masih fokus dengan apa yang saya kerjakan sekarang.
Kalau tawaran itu sudah lama, kenapa ribut sekarang?Ya tuh. Saat saya menghadiri Hari Pers Nasional di Manado, ketika menunggu kehadiran Bapak Presiden SBY masalah ini juga dibicarakan. Sebab, ada media di sana memuat masalah itu.
Lho, kenapa masalah lama dimuat?Candaan itu diungkap lagi teman saya Pak Sarundajang. Makanya jadi pembicaraan.
SBY tahu soal itu ?Saya tidak mau menebak ya. Yang jelas saat itu konsentrasi kita masing-masing pada acara. Saya pun tahunya pers pada ramaikan hal ini sebelum Bapak Presiden datang ke lokasi.
Apa Anda tahu masalah ini bisa memperkeruh suasana Demokrat?Ya, saya tahu itu. Saya juga takut ini bisa peruncing keadaan di Demokrat. Saya tidak ada maksud untuk merusak harmonisasi di Demokrat. Saya juga tidak mau kalau efeknya ini bakal membenturkan saya dengan teman-temannya Anas.
Candaannya bagaimana sih ketika itu?Pak Sarundajang bercanda menawari posisi Ketum Demokrat karena melihat elektabilitas. Saya tanggapi dengan bercanda. Emang saya ada potongan jadi pimpinan Partai Demokrat. Ketika itu kami ketawa bareng.
Sekali lagi itu candaan. Tapi kalau ditanggapin serius, itu hak mereka. Intinya saya tidak pernah menyinggung hal negatif apapun soal partai mereka dan saya tidak mau ikut ketarik ke masalah internal Demokrat.
Max Sopacua meragukan kredibilitas Anda, ini bagaimana?Ngomong mau saja tidak kan, kok ditanggapi begitu. Kenapa juga kredibilitas saya diragukan. Kan saya sudah bicara tidak mau ikut campur masalah ini. Lagipula untuk memilih ketum itu, Partai Demokrat punya sistem, prosedur sesuai visi misi dan Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT) partai. Saya pun sadar diri. Sebab, saya bukan bagian dari mereka. Kalaupun saya jadi mereka, tidak mudah masukkan orang lain ke dalam rumah sendiri.
Meski ini candaan, apa sudah ada dukungan ke Anda ?Sejauh ini belum ada dukungan dari mana pun. Sekali lagi, saya bukan anggota mereka. Pemimpin mereka seharusnya dari kader Demokrat. Saya kira itu nggak logis. Saya masih kedepankan etika alam melakukan apapun.
Sekarang ini saya masih fokus di Mahkamah Konstitusi. Masa bakti saya tinggal enam minggu lagi. Selama itu, saya harus jaga dengan baik,caranya dengan tak cemari dengan segala hal berbau politis. [Harian Rakyat Merdeka]