Bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tidak pernah ditawari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menjadi capres 2014.
“Ha-ha-ha, dari mana Anda mendapatkan berita saya ditawari Nasdem sebagai capres. Itu tidak benar,’’ kata Jusuf Kalla kepada Rakyat Merdeka, Kamis (7/2).
Sebelumnya santer kabarnya Partai Nasdem yang dikomandoi Surya Paloh sudah menawari Jusuf Kalla sebagai capres 2014.
Surya Paloh pernah mengatakan, partainya akan mengusung Jusuf Kalla sebagai capres jika memiliki satu visi dan misi dengan partai tersebut.
Saat itu dikonfirmasi ke Jusuf Kalla di DPR, Rabu (6/2) mengatakan, dirinya berterima kasih atas penghargaan itu.
“Nanti kita lihat saja,†kata’Jusuf Kalla.
Berikut kutipan selengkapnya:Kenapa Anda tidak mau ditawari Nasdem menjadi Capres? Tidak benar itu, coba cek lagi dari sumber yang Anda baca itu. Saya tidak pernah ditawari Nasdem menjadi capres.
Apa Anda masih ragu-ragu?Tidak ada ragu-ragu. Tapi faktanya komunikasi saya sama semua tokoh politik tetap terjalin baik hingga saat ini. Bukan hanya dengan Nasdem, tapi semua partai politik demikian.
Barangkali lebih memilih berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri?Aduh, belum dibicarakan soal pencapresan. Saya dan Ibu Mega baru sekadar hubungan biasa. Kami memang dekat karena pernah sama-sama dalam kabinet. Belum ada kompromi apapun menyangkut Pilres 2014. Kita tidak ada pembicaraan ke Pilpres. Kita tunggu saja, sekarang masih terlalu jauh.
Bukankah Surya Paloh juga ingin menjadi capres?Surya Paloh tidak pernah mengungkapkan keinginannya menjadi calon presiden dalam Pilpres 2014. Tapi kalau menjadi capres, ini tentu kebijakan politik yang lebih baik. Semakin banyak yang maju, itu lebih bagus.
Kalaupun Surya Paloh nantinya menjadi capres, jangan dianggap ingin menyaingi capres yang ada.
Dalam politik itu tidak ada kata persaingan. Semua kader dari parpol memiliki tujuan yang sama, yaitu memperbaiki negeri ini.
Kalau Surya Paloh menjadi capres, bagaimana dengan Anda?Saya belum ada kepastian jadi calon presiden atau wakil presiden. Tiap partai pasti punya pilihan capres sendiri, saya pun harus hormati itu.
Anda belum bersikap karena banyak parpol melirik?Banyak ajakan, tapi sebatas wacana aja. Tapi kepastian mengajaknya belum ada. Saya masih tunggu dinamika ke depan.
Berarti berpeluang meninggalkan Partai Golkar?Dalam dinamika politik, orang keluar masuk partai kan hal lumrah. Saya tidak pernah pengaruhi siapa pun untuk keluar, itu bersumber inisiatif sendiri. [Harian Rakyat Merdeka]