Berita

mahfud md/ist

Omongan Mahfud MD Tentang Atheis dan Komunis Pencitraan Nyapres

RABU, 11 JULI 2012 | 23:42 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Pernyataan Ketua MK Mahfud MD tentang diperbolehkannya penganut atheis dan komunis di Indonesia lebih didasari oleh dorongan untuk pencitraan politik.

"Dia kan sedang masuk bursa calon presiden, ada kemungkinan arahnya ke situ," ujar Pimpinan Taruna Muslim, Ustadz Alfian Tanjung seperti dikutip dari arrahmah.com (Rabu, 11/7).

Menurut penulis buku 'Mengganyang Komunis: Langkah & Strategi Menghadapi Kebangkitan PKI' itu, statemen yang disampaikan Mahfud MD kepada Perdana Menteri Jerman Angela Merkel itu jelas-jelas sangat berbahaya karena bertentangan dengan prinsip bangsa Indonesia yang meyakini eksistensi Tuhan. Logika Ketuhanan yang Maha Esa sangat bertolak belakang dengan atheis dan komunis.


"Semua agama akan menentang keberadaan komunis dan atheis," tegas Dosen di Uhamka ini.

Dia menambahkan, ideologi komunis maupun atheis tidak bisa eksis di Indonesia karena bertentangan dengan konstitusi. Tap MPRS No 25 Tahun 1966 dan UU No 27 tahun 1999 dengan tegas melarangan komunis dan atheis di Indonesia.

Seharusnya, kata dia, Mahfud MD tidak mengatakan memberikan hak hidup komunis dan atheis di hadapan Kanselir Jerman Angela Merkel, apalagi di negeri Jerman sendiri Nazi dilarang. Apabila negara setingkat jerman saja dapat melarang eksistensi dan aktifitas politik Nazi, maka menurutnya, Indonesia pun sangat wajar menerapkan peraturan sejenis bagi ideologi yang mengancam eksistensi negara dan hal tersebut tidaklah melanggar HAM.

"Jadi, di negara demokrasi pun ada batasan-batasan terhadap ideologi yang mempunyai catatan hitam terhadap suatu bangsa. Kalau di Jerman boleh, berarti di Indonensia tidak ada masalah melarang Komunis" tandas Ustadz Alfian.[dem]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya