Berita

dani setiawan/ist

DPR Harus Tolak Pinjaman untuk IMF!

SABTU, 30 JUNI 2012 | 16:50 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Koalisi Anti Utang (KAU) mengkritik Pemerintahan SBY terkait rencana pemberian pinjaman kepada International Monetary Fund alias IMF. Pemerintah dianggap tidak peka karena mau memberikan pinjaman sementara utang nasional kita masih banyak.

"Kami menolak rencana itu," tegas Direktur KAU Dani Setiawan kepada Rakyat Merdeka Online sesaat tadi (Sabtu, 30/6).

Rencana pemberian pinjaman kepada IMF merupakan hasil pertemuan Kelompok G20 di Los Cabos, Mexico, pekan lalu. Negara-negara anggota diminta menambah cadangan modal IMF untuk menanggulangi krisis. Negara-negara eropa dan AS butuh lebih banyak likuiditas dari negara berkembang untuk memulihkan perekonomian negara-negara yang dilanda krisis.


Menurut Dani, menjadikan IMF sebagai agen pemulihan krisis adalah keliru dan sesat. Saat ini IMF tengah mengalami krisis legitimasi atas peranannya yang telah membangkrutkan ekonomi negara-negara berkembang.

Tambahan modal kepada IMF, katanya, akan menjadikan rakyat Eropa semakin sengsara. Karena utang-utang IMF akan digunakan untuk menyelamatkan industri keuangan (bank) di Eropa dengan tetap meminta rakyat melakukan sejumlah kebijakan pengetatan, seperti penurunan gaji, PHK, dan pencabutan subsidi. Sama sekali tidak diperuntukan untuk membantu rakyat Eropa.

Ditambahkan Dani, seharusnya Menteri Keuangan Agus Martowardojo tidak dengan gampangnya berdalih bila pinjaman 1 miliar dolar AS yang akan diberikan diambil dari cadangan devisa negara yang kini berjumlah 111,52 miliar dolar AS.

"Menkeu harus berkaca pada kondisi ekonomi Indonesia. Utang RI masih banyak dan bahkan akan menarik utang baru USD 5 miliar dari World Bank, ADB, Australia, dan lembaga donor lainnya, sebagai antisipasi dampak krisis Eropa," terang dia.

"Kami mendesak DPR menolak rencana ini karena bertentangan dengan kepentingan nasional dan konstitusi. Dan kami menyerukan agar Indonesia tidak usah terlibat dalam menghidupkan kembali lembaga (IMF) yang harusnya sudah jadi fosil," tandasnya.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya