Berita

Perangkat Desa Lumpuhkan Pantura dan Jalur Tengah Jawa

KAMIS, 12 JANUARI 2012 | 16:42 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Persatuan Rakyat Desa (Parade) Nusantara menepati janjinya untuk memenuhi jalan-jalan di sepanjang jalur Pantai Utara (Pantura) dan jalur tengah Jawa. Hari ini (Rabu 12/01), puluhan ribu anggota Parade Nusantara yang terdiri atas para kepala desa dan perangkat desa turun ke jalan dengan membawa aneka kendaraan. Namun sejauh ini aksi tersebut berlangsung dengan damai, tanpa ada sedikit pun tindakan anarki.

Koordinator Wilayah Parade Nusantara Daerah Istimewa Yogyakarta Muhammad Jihad mengatakan, sejak pukul 07.00 WIB, para Kades dan perangkat desa sudah siap di jalan-jalan sepanjang Yogyakarta. Sebagian besar mereka menggunakan sepeda motor. Namun ada juga yang memakai mobil, motor gerobak, dan lainnya. Dengan membawa berbagai spanduk, bendera, dan atribut lain, sekitar 5 ribu anggota Parade Nusantara DIY melakukan konvoi jalur selatan Jawa.

“Rombongan dari Yogya bergerak ke Purworejo lalu ke Kebumen. Teman-teman memakai sistem estafet. Sebagian lain menuju Banyumas dan berhenti sebentar di Gombong untuk istirahat. Jalanan memang menjadi macet total. Sayangnya kami tidak bisa berkumpul bareng, soalnya polisi sejak awal sudah berusaha memecah rombongan. Namun sejauh ini semuanya berjalan lancar, aman, dan terkendali,” kata Muhammad Jihad.


Dihadang Brimob
Gagal Cegat Rombongan SBY

Dari Madiun dilaporkan sekitar 5 ribu anggota Parade Nusantara berpakaian hitam-hitam berkonvoi bersamaan dengan kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudoyono ke Madiun dan Pacitan. Agenda SBY ke Jatim adalah untuk mengunjungi Ketahanan Pangan Keluarga Lestari di Kecamatan Kebon Agung serta meninjau kerajinan dan usaha batik di Ngadirojo, Pacitan.

Setelah seluruh anggota berkumpul, mereka kemudian berkonvoi dengan rute Nglames "Caruban" Moneng - terus ke Ngawi dengan melalui Karangjati. Konvoi berakhir di Maospati Kabupaten Magetan. Namun niat mereka mencegat rombongan Presiden SBY digagalkan aparat keamanan yang tampaknya sudah mengantisipasi sejak awal.
 
Sementara itu, Ketua Umum Parade Nusantara Sudir Santoso mengatakan, aksi anggotanya memenuhi jalur Pantura dan jalur tengah Jawa itu dimaksudkan untuk mendesak pemerintah segera mengesahkan RUU Desa. Mereka menuntut RUU, antara lain mengatur besarnya anggaran untuk desa sebesar 10 persen dari APBN.

"Saya minta kepada teman-teman anggota sekalian, untuk tetap konsisten dan tidak berputus asa dalam perjuangan ini. Aksi ini terpaksa kita lakukan, karena selama ini Jakarta mengabaikan aspirasi kita. Kita akan terus berjuang, sampai tuntutan dipenuhi atau presiden harus mundur, karena telah gagal menyejahterakan rakyat, khususnya yang ada di desa-desa," kata Sudir. 

Ketua Dewan Pembina sekaligus salah satu pendiri Parade Nusantara sembilan tahun silam Rizal Ramli menyatakan, aksi Parade Nusantara hanyalah contoh saja dari sebagian kecil kekecewaan rakyat terhadap pemerintahan sekarang. Tuntutan mengalokasikan anggaran 10 persen untuk tiap desa adalah hal yang wajar. Pasalnya, selama ini para Kepala Desa dan perangkat desa hanya dibebani berbagai kewajiban tanpa ada kewenangan dan dukungan pendanaan. Ini jelas tidak fair.

"Idealnya, Kades memang memiliki kewenangan dan dukungan keuangan. Dengan begitu mereka bisa memiliki sumber daya untuk membangun desa dan menyejahterakan rakyatnya. Saat ini anggaran desa hanya sekitar 1,3 persen dari APBN. Ini jauh dari cukup. Akibatnya, pembangunan desa seperti jalan di tempat. Urbanisasi pun tak terhindari dengan segala masalah sosialnya. Seharusnya negara alokasikan anggaran 7-10 persen agar para Kades dan perangkat desa bisa membangun irigasi tertier, jalan desa, dan berbagai fasilitas lain untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat desa,” papar Rizal Ramli yang juga mantan Menko Perekonomian.

Rizal Ramli yang juga dikenal sebagai tokoh nasional perubahan memastikan, bahwa aksi Parade Nusantara dan gerakan berbagai elemen rakyat lainnya kali ini adalah gerakan damai. Dia juga minta agar SBY tidak menggunakan aparat keamanan untuk bertindak keras, apalagi sampai menyebabkan jatuhnya korban.

“Saya ingin sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa aksi kita sekarang tidak sama dengan peristiwa 1998. Aksi kami damai, tidak akan anarkis. Tapi, kalau penguasa memerintahkan aparat bertindak keras, kami tidak takut. Justru ini akan semakin mempercepat jatuhnya rezim sekarang,” tukas Rizal Ramli. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya