Berita

prayudhi/ist

Bank Indonesia

Kekuatan Ekonomi Global Makin Bergeser ke Negara Berkembang

Oleh: Prayudhi Azwar
RABU, 14 DESEMBER 2011 | 10:05 WIB

Krisis di negara-negara Eropa terus berlanjut. Uni Eropa bahkan harus meminta bantuan hingga 200 miliar Euro atau setara Rp 3.000 triliun kepada International Monetary Fund (IMF).

Sementara itu Bank Sentral Eropa juga telah berupaya mengatasi turbulensi utang di kawasan Eropa.  Kesepakatan pengetatan fiskal dan surat utang pemerintah Eropa diyakini akan menimbulkan gejolak politik yang kuat dan menurunkan kinerja ekonomi Eropa.  

Hal ini di satu sisi turut melemahkan kinerja ekonomi negara-negara berkembang dalam jangka pendek.  Namun di sisi lain, fenomena ini justru akan menggeser kekuatan ekonomi dunia ke negara-negara Asia seperti China, India, Brazil dan Indonesia yang diprediksikan akan masuk dalam lima besar ekonomi pada tahun 2030.


Demikian benang merah seminar internasional tahunan ke-9 Bank Indonesia yang mengangkat tema "The Intensifying Global Economic Turmoil: How Should Emerging Economies Respond?". 

Seminar tahunan yang berlangsung di Bali tanggal 9 Desember 2011 itu dibuka oleh Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono dengan menampilkan pembicara dari lembaga keuangan international, bank sentral, perbankan dan akademisi dunia serta otoritas fiskal di Indonesia.

Sesi pertama menampilkan Penasihat Senior Asia Pacific Department IMF Mahmood Pradhan, Kepala Ekonom Citigroup Asia Pacific Johanna Dee Chua, Kepala Peneliti Regional Asia Timur Standard Chartered Bank Nicholas Kwan dengan moderator mantan Gubernur BI Adrianus Mooy.  

Sesi kedua dengan moderator ekonom senior Bank Indonesia, Triono Widodo menampilkan mantan gubernur BI yang juga professor di Nanyang Technological University J. Sudradjad Djiwandono, penasihat Bank Sentral India Brajamohan Misra, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro dan Professor Korea Development Institute (KDI) Sohn Wook.

Hasil seminar internasional ini dirangkum pada penutupan seminar oleh Direktur Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI Rizal Djafara.

Prayudhi Azwar, peneliti muda senior BI

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya