Berita

Heru Lelono

Wawancara

WAWANCARA

Heru Lelono: SBY Pasti Pilih Yang Terbaik Meski Ada Garis Keluarga

SABTU, 18 JUNI 2011 | 07:03 WIB

RMOL. Presiden SBY tidak bakal ragu memilih pengganti Jenderal TNI George Toisutta yang akan pensiun akhir bulan ini.

“Posisi Kepala Staf Angkatan Darat langsung terisi saat George Toisutta memasuki masa pen­siun,” ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Heru Lelono, kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.

“Pak SBY bukan tipe peragu. Beliau pasti memilih yang ter­baik, sekalipun calon tersebut me­miliki hubungan keluarga dengannya. Ini bukan nepotisme, tapi penilaian objektif yang di­dasarkan pada profesionalitas seseorang,” paparnya.


Seperti diketahui, George Toi­sutta akan memasuki masa pen­siun 1 Juli 2011. Untuk meng­ganti­kan posisinya, ada empat jenderal bintang tiga yang me­mi­liki pe­luang, yakni Letjen Budi­man, Letjen Pramono Edi Wi­bowo, Letjen Marciano Norman dan Letjen Johanes Surjo Pra­bowo.

Tapi Panglima Komando Ca­dangan Strategi Angkatan Darat (Kostrad), Letjen Pramono Edi Wibowo disebut-sebut me­miliki peluang paling besar. Adik kan­dung Ani Yudhoyono itu bah­kan mendapat dukungan dari sejum­lah politisi di DPR.

Heru selanjutnya mengatakan, pemilihan KSAD tidak dipoliti­sasi dan dijadikan objek kepen­tingan kelompok tertentu. Sebab, TNI harus tetap profesional dan sudah memiliki standarisasi yang ketat dan baku dalam melakukan penilaian.

“Saya cukup senang kalau Pramono Edi Wibowo yang jadi. Tapi, biarlah proses tersebut ber­jalan apa adanya. Jangan kita kait-kaitkan dengan politik. Ja­ngan mengiming-imingi tentara dengan politik,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apakah Presiden sudah mem­­bahas tentang calon KSAD?
Dalam pertemuan terakhir, sebelum keberangkatan Pak SBY ke Jenewa, Swiss, belum ada pem­­bicaraan mengenai kandidat pengganti Pak George. Saya pun belum mendapat informasi kalau nama calon pengganti itu sudah masuk (ke meja presiden, red). Mungkin kalau ke Setneg (Se­kretariat Negara) sudah.

Berapa nama yang diaju­kan?
Saya tidak memiliki informasi dan kewenangan untuk itu. Saya tidak tahu Panglima TNI menga­jukan berapa nama. Namun, se­baiknya  mengajukan satu nama.

Dasar berpikirnya begini, kalau kita diminta merekomen­dasikan orang lain, kita pasti akan menga­jukan yang terbaik dari yang baik, dan itu hanya satu. Artinya, kalau kita menga­jukan dua atau tiga orang, berarti kita sendiri tidak yakin dengan pilihan itu. Saat mengajukan calon Kapolri (Timur Pradopo, red), Presiden juga hanya me­nga­jukan satu nama.

Jika Pramono Edi Wibowo menjadi salah satu calon, apa SBY tidak khawatir dituding nepotisme?
Kita tidak boleh menilai se­seorang dari sisi silsilahnya. Apalagi, dalam menilai kinerja seorang tentara. Mereka memiliki standar profesionalisme yang baku dan terukur. Nah, Edi Wibowo sudah melewati jenjang-jenjang tersebut hingga mencapai posisi perwira. Jadi, beliau layak menjadi calon KSAD.

Apakah fair kalau karier Pak Edi Wibowo dijegal karena adik ipar Presiden. Apa dosanya Pak Edi. Beliau jadi adik ipar Presi­den kan tidak direncanakan saat masuk sebagai tentara.

Kesimpulan saya, Presiden tidak akan ragu untuk memilih siapapun yang terbaik, termasuk adik iparnya kalau memang layak.

Apakah ada lobi atau ko­mu­nikasi tentang pemilihan ter­sebut?
Beberapa waktu lalu, tepatnya  saat proses pemilihan Kapolri, nama-nama yang beredar katanya sudah melobi Ketua Partai, melobi Presiden. Bahkan menda­pat restu dari Cikeas. Tapi, apa yang dikatakan Pak SBY saat berbicara dengan saya bahwa kalau para calon dan nama-nama yang beredar itu ingin menjadi pemimpin, kinerjanya harus baik. Kemudian, kalau mau ‘melobi’ ya lobi Kapolri sebelumnya, ya­kin­kan atasannya. Sebab, yang memberikan penilaian calon Kapolri adalah Kapolri sebe­lumnya.

Menurut saya, dalam kasus ini pun sama. Kalau ada yang merasa mampu jadi KSAD, ya lobi  KSAD yang lama atau Panglima TNI. Karena mereka memiliki otoritas untuk menilai kinerja. Salah satu cara untuk mendapat penilaian baik dari Panglima atau KSAD adalah menunjukkan kinerja. Jangan dibawa ke arah politik.

Tapi, sejumlah kader partai politik, termasuk PDIP terlihat mendukung Edi Wibowo?
Sebaiknya tokoh-tokoh yang memberikan dukungan itu, tidak perlu kita lihat dari partainya, se­hingga penilaiannya lebih objek­tif. Kalau banyak pihak yang mendukung, bagus dong. Sebab, posisi seorang pemimpin akan menjadi semakin kuat.

Apa Anda tidak heran PDIP mendukung?
Saya tidak heran. Sebab, Pak Edi Wibowo pernah menjadi aju­dan Ibu Mega. Jadi, teman-teman PDIP berhubungan dekat dengan Pak Edi Wibowo saat menjadi ajudan.

Kita pun sama-sama tahu, saat Pak Edi menjadi ajudan Ibu Mega, hubungan  Pak SBY dan Ibu Mega agak sedikit renggang. Namun, Pak Edi tetap berjalan dan mengerjakan tugasnya secara profesional.

Jika calon KSAD sudah dite­rima presiden, proses peneta­pan­nya berapa lama?
Saya kira sesuai prosedur yang berlangsung di Angkatan Darat. Prosesnya tidak akan lama. Kalau sudah saatnya Pak George pen­siun, Insya Allah penggantinya sudah siap. Presiden akan ber­gerak cepat, karena beliau tidak menginginkan adanya kekoso­ngan pemimpin di Angkatan Darat.   [rm]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya