RMOL. Ruhut Sitompul yang selama ini dikenal cukup vokal, terutama saat membela Partai Demokrat, tapi kini anggota Komisi III DPR itu mengkritisi pengelolaan aset negara yang bekerja sama dengan swasta.
â€Misalnya saja bekas Hotel InÂdoÂnesia, yang kemudian menjadi Hotel Indonesia Kempinski di Kompleks Grand Indonesia, JaÂkarÂta, bukan saja mengubah landÂmark heritage bagunan berÂseÂjaÂrah Hotel Indonesia itu menjadi suÂperblock komersial dengan baÂngunan office tower, resindencial tower hingga mal kelas atas. TeÂtapi dari sisi penerimaan negara, juga dipandang terlalu rendah,’’ paparnya kepada Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Menurut anggota DPR Fraksi Partai DeÂmokrat itu, hal yang paling meÂngeÂjutkan, adanya opsi perÂpanÂjangan kerja sama dari 30 tahun menÂjadi 50 tahun. Ada peÂnamÂÂbahan 20 tahun sejak DeÂsemÂber 2010. Keputusan ini jelas meÂnganÂdung unsur ketidakpatuhan dan tidak dilandasi perhitungan meÂÂÂmadai atau saling mengÂunÂtungÂÂkan.
Sebelumnya Koordinator JaÂringÂan Nasional Untuk ReneÂgoÂisasi Aset Negara (Jarnas RAN), Reinhard Nainggolan mengaÂtaÂkan, pengelolaan aset negara meÂlalui kerja sama pemerintah deÂngan perusahaan maupun mitra negara lain, banyak mengabaikan unsur
fairness, sehingga melukai rasa keadilan rakyat.
Dia mencontohkan kerja sama antara PT Hotel InÂdonesia Natour (HIN) dengan PT Cipta Karya Bumi Indah (CKBI) dan PT Grand Indonesia (PT GI) melalui
scheme/ opsi BOT (
built operate transfer) terÂsebut, berlangsung sejak 2004 untuk jangka waktu 30 tahun. NaÂmun kompensasi kepada neÂgara sebagai pemilik lahan ternyata terlalu rendah.
Dalam kasus itu, Ruhut selanÂjutnya mengaÂtaÂkan, pemerintah perlu meninjau ulang kerja sama ini. Jangan samÂpai negara diruÂgikan.
Berikut kutipan selengkapnya:Langkah apa sebaiknya dilaÂkuÂkan dalam pengelolaan seperti itu?Terkait masalah PT HIN, saya berpikir cukup sederhana saja, kita ikuti instruksi Pak SBY, bahÂwa kontrak-kontrak yang meÂruÂgikan bangsa Indonesia harus dikaji ulang, tanpa terkecuali.
Seberapa besar negara diruÂgiÂkan?Saya ingin tegaskan, dari piÂdato Pak SBY, beliau mengÂinginÂkan agar kontrak-kontrak yang meÂrugikan negara kita harus diÂtinÂjau ulang. Apalagi dalam kasus ini Menteri BUMN tidak meÂngeÂtahu dan ada LSM melaÂporÂkanÂnya keÂpada saya terkait BOT 30 tahun diÂperpanjang oleh koÂmiÂsaÂris dan diÂreksi, itu kan pidana. SeÂtelah saya cek, beberapa koÂmisaris meÂÂngaÂtakan pada saya, bahwa kaÂsus ini sedang mereka dalami semua.
Bagaimana dengan pembuatan kontrak tanpa persetujuan pemerintah?Ini kan saya bilang termasuk piÂdana berat, beberapa waktu yang lalu langsung kami dalami siapa pelakunya. Saya bisa meÂlaÂkukan penyidikan dan peÂnyeÂlidikan, karena selain berada di Komisi III DPR, 30 tahun saya menjadi advokat.
O ya, bagaimana kompensasi renÂdah yang diterima pemeÂrinÂtah?Itu yang harus kita kritisi, baÂyangkan di Kempinski tiap tamu per malam menginap berapa pendapatannya. Lalu orang-orang yang menyewa gedung. Anda biÂsa lihat berapa keuntungan yang didapatkan pihak swasta dalam hal ini, tetapi saya mendengar hanya Rp 10 miliar yang dibeÂrikan kepada pemerintah.
Anda berencana melaporkan kaÂsus ini kepada KPK?Saya rasa tim yang dibentuk KeÂÂmenterian BUMN akan melaÂporÂkan kasus ini kepada KPK. SeÂlain itu, saya yakin komisaris PTÂ HIN yang baru juga akan meÂlaporkannya. Bahkan ada LSM yang datang kepada saya menÂceritakan beberapa hal terkait kaÂsus ini dan sudah minta waktu untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR.
Kasus ini melibatkan kader Partai Demokrat, itu bagaimana?Kami pada prinsipnya meÂngalir saja. Nanti bisa dilihat di mana jalan yang terjal, mana batu, mana kerikil-kerikil, kami biarÂkan saja.
Berarti kalau dilaporkan ke KPK, Demokrat akan terbuka?Silakan saja, kita akan siapkan pengacara, seperti kasus NaÂzaÂruddin dan Andi Nurpati. Kita mengÂhormati praduga tak berÂsalah, tapi kalau sudah lengkap fakta dan bukti hukum, sehingga mereka harus dipenjara, itu tanggung jawab masing-masing.
Apa yang perlu dilakukan daÂlam masalah ini?Saya kira perlunya audit inÂvesÂtigatif secara independen terÂhaÂdap seluruh aset melalui opsi kerÂja sama BOT, guna mendapatkan gamÂbaran menyeluruh dan komÂpreÂhensif.
[rm]