RMOL. Secara keseluruhan perolehan suara partai politik menurun, Partai Demokrat pun turun, PDI-P ada kenaikan tapi kalau dilihat tidak terlalu signifikan. Ini menjadi peringatan serius bagi semua partai politik untuk melakukan perbaikan. Sebab apabila tidak, maka bisa terjadi deligitimasi terhadap parpol.
Bekas Ketua Dewan PertimÂbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, tidak menganggap remeh Lembaga Survei Indonesia yang menyebutkan apabila pemilu dilakukan sekaÂrang, Partai Golkar menempati posisi ketiga dengan perolehan suara 12,5 persen.
“Ini hendaknya disikapi secara serius. Dijadikan bahan masukan untuk melakukan evaluasi dan penelitian agar bisa menemukan penyebab merosotnya suara ParÂtai Golkar,’’ ujar Akbar Tanjung, kepada Rakyat Merdeka disela-sela peringatan hari lahirnya PanÂcasila, di Gedung MPR, kemarin.
Menurut bekas Ketua Umum Partai Golkar itu, dengan kondisi ini, harus melahirkan sebuah pemikiran yang brilian untuk bisa menaikkan suara Golkar Pemilu 2014.
Akbar tidak menampik pendaÂpat bahwa hasil survei tersebut merupakan sebuah tantangan bagi Partai Golkar untuk memÂbuktiÂkan kepada masyarakat bahwa ‘Suara Golkar adalah Suara rakyat’.
“Ini jangan hanya dijadikan sebagai jargon politik semata. Tapi harus bisa diimplemenÂtasikan kepada rakyat karena dasar perjuangan Partai Golkar adalah memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi rakyat,’’ papar bekas Ketua DPR itu.
Berikut kutipan selengkapnya; Kenapa kira-kira suara Partai Golkar menurun, apa gara-gara bergabung dalam Setgab parpol koalisi?Kalau Anda bertanya itu ada kaitannya atau tidak, saya belum bisa menyatakan itu ada kaitanÂnya atau tidak. Namun bagi saya, survei itu bisa menjadi bahan masukan bagi partai untuk melaÂkukan evaluasi, baik di dalam maupun di luar, itu saja.
Tapi saya pikir bukan hanya itu yang menjadi penyebab. Tapi bagaimana Golkar itu bisa memÂperlihatkan kepada publik bahwa partai ini betul-betul menyuaraÂkan dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan memperjuangÂkannya.
Apa itu saja yang perlu diÂperÂhatikan?Intinya sejauhmana fungsi-fungsi Golkar sebagai partai politik sudah dilaksanakan. Apa sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Misalnya fungsi koÂmunikasi politik, fungsi artikuÂlasi, dan agregasi kepentingan masyarakat, ini yang harus menÂjadi bahan perbaikan bagi partai ke depan. Tetapi saya tekankan, keberadaan Golkar di Setgab buÂkan satu-satunya bahan penting bagi partai untuk melakukan evaluasi tapi ada hal-hal lain yang harus diperhatikan dan yang lebih penting.
Apa perlu Golkar membuat tim untuk melakukan evaluasi?Hasil survei tersebut tentu menÂjadi catatan penting dan peÂringatan bagi Golkar. Ini juga jadi bahan yang perlu dikaji seÂcara mendalam kenapa bisa samÂpai terjadi penurunan suara diÂbanÂdingkan dengan perolehan suara Golkar sebelumnya.
Sebenarnya suara parpol gede menurun, ini ada apa?Secara keseluruhan perolehan suara partai politik menurun, Partai Demokrat pun turun, PDI-P ada kenaikan tapi kalau dilihat tidak terlalu signifikan. Ini menÂjadi peringatan serius bagi partai-partai politik untuk melakukan perbaikan. Sebab apabila tidak, maka bisa terjadi deligitimasi terhadap parpol.
Kondisi ini menyebabkan orang tidak percaya kepada parÂtai, lalu mencari alternatif lain, seperti LSM sebagai lembaga yang lebih dipercaya masyarakat. Padahal partai itu bisa menjadi penyalur aspirasi dan kehendak rakyat.
Bagaimana sikap Golkar terÂhadap pemerintah ke depan?Golkar tetap melakukan sikap yang kritis terhadap kebijakan pemerintah. Bila kebijakan itu perlu dikritisi, maka Golkar tidak ada keraguan untuk menyamÂpaikan sikapnya, yaitu agar keÂbijakan tersebut diperbaiki dan diintrospeksi.
Selain itu, sebagai acuannya tentu harus dilihat dari perspektif kepentingan dan aspirasi rakyat. Mungkin saja antara Golkar dan partai lain memiliki pandangan yang berbeda. Tapi dalam sebuah negara demokrasi, saya rasa normal-normal saja.
Apa ukuran yang jelas untuk mengkritisi kebijakan pemeÂrintah?Rakyat yang menjadi acuan utama dari penilaian Golkar terÂhadap kebijakan pemerinÂtah. Misalnya isu Bank Century, Golkar sejak awal sudah memiÂliki sikap yang jelas bahwa dalam pengelolaan bank tersebut ada permasalahan, ada penyimÂpaÂngan, dan ada indikasi yang meÂngarah kepada korupsi. BerdasarÂkan hasil penyelidikan yang dilakukan BPK, maka menjadi landasan bagi partai Golkar daÂlam melakukan fungsinya sebaÂgai partai politik.
[RM]