RMOL. Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Melchias Marcus Mekeng menegaskan, tidak ada mafia anggaran di alat kelengkapan dewan.
Menurutnya, Banggar tidak pernah mengurus uang-uang yang tidak jelas, seperti apa yang diberitakan atau disampaikan salah seorang anggota Banggar.
“Nggak ada mafia anggaran. Kami nggak pernah urus uang yang nggak jelas,†ujar Mekeng kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, anggota Banggar DPR, Wa Ode Nurhayati menyaÂtaÂkan, makelar anggaran di DPR bukan isapan jempol. Bahkan, dia menduga, pimpinan DPR, pimÂpinan Banggar dan Menteri KeÂuangan sebagai pemain-peÂmain anggaran.
Wa Ode pertama kali memÂbuka adanya peÂmain-pemain anggaÂÂran itu daÂlam acara Mata Najwa yang diÂtayangkan Metro TV pada Rabu (25/5). PerÂnyaÂtaan Wa Ode meÂnyulut reaksi Ketua DPR, MarÂzuki Alie. PoliÂtisi Partai DeÂmoÂkrat itu meÂminta Badan KeÂhorÂmatan (BK) DPR memeriksa Wa Ode.
“Apabila yang bersangkutan tidak bisa membuktikan ucapanÂnya, saya minta agar diberikan sanksi sesuai aturan yang berÂlaku,†tegas Marzuki.
Mekeng selanjutnya mengataÂkan, dirinya mendukung langkah Ketua DPR, Marzuki Alie. “Wa Ode pantas diadukan ke BK kaÂrena telah merusak wibawa DPR dan penggiringan opini publik Kalau Anda saya katakan penjaÂhat, mau nggak. Nggak boleh dong bersikap seÂperti itu, menuÂding tanpa bukti dan landasan yang jelas,†tutur politisi Partai Golkar ini.
Berikut kutipan selengkapnya:Wa Ode bicara seperti itu baÂrangkali sudah memiliki bukti-bukti?Itu merupakan statemen yang sangat emosional, tidak pantas dan tidak mempunyai landasan yang kuat. Dalam setiap rapat, Banggar selalu terbuka serta transÂparan kepada DPR dan publik. Anggaran yang masuk dalam Banggar itu, diusulkan oleh komisi-komisi yang ada di DPR, dari Komisi I hingga Komisi XI.
Apa dasar Wa Ode menyaÂtakan adanya praktek mafia anggaran di DPR?
Wa Ode itu tidak memahami mekanisme pembahasan anggaÂran dengan benar. Yang namanya politik anggaran, kan nggak beÂrarÂti harus diratakan semua. Kami pun memahami kalau seÂmua daerah membutuhkan anggaÂran, tapi kan nggak bisa langsung semuanya.
Dengan anggaran yang sediÂkit, kita harus melakukan pemÂÂbanguÂnan dan perbaikan infraÂstruktur secara bertahap. MisalÂnya, tahun ini di kabuÂpaten A, tahun depan di kabuÂpaten B, dan seterusnya. Wa Ode mau meÂmakÂÂsakan seÂkaÂliÂgus. Itu nggak mungkin, dari mana anggaÂranÂnya.
Apakah terjadi perpecahan di Banggar?Nggak, nggak ada perpecahan di Banggar. Mungkin Wa Ode yang ada masalah. Sebab, ada daerah yang dia perjuangkan atau janjikan mendapatkan anggaÂran, tapi nggak lolos di Banggar. Akhirnya, dia mencoba lempar batu sembunyi tangan.
Ada 6 kabupaten sudah menÂdaÂtangi saya dan memberikan lapoÂran tentang apa yang dilaÂkukkan Wa Ode. Mereka melaÂporkan kalau Wa Ode menjanjiÂkan anggaÂÂÂran, tapi anggaran tersebut tidak pernah sampai ke daerah.
Berarti ada calo anggaran dong di Banggar?Kalau calo, jangankan di BaÂdan Anggaran. Di lapangan terÂbang, stasiun bus atau stasiun kereta saja banyak calonya. BahÂkan, mereka merakukan praktek di depan mata. Tapi, itu kan baru sebatas tudingan-tudingan.
Apa yang dilakukan ke deÂpan?Sebagai pimpinan, saya akan menertibkan praktek-praktek seÂperti itu. Kalau melihat, ya langÂsung tangkap. Buat apa bicara ada calo-calo, tapi nggak pernah diÂtangkap.
Menurut Wa Ode, ada 120 kaÂbupaten/kota yang anggaranÂnya diubah dan diganti dengan daerah lain, apa begitu?
Loh, apa yang dihilangkan dan diganti. Mereka itu memang tidak diizinkan untuk memperoleh anggaran.
Kalau dihilangkan, berarti (dataÂnya) sudah masuk terus hiÂlang. Kalau datanya belum maÂsuk, apa yang dihilangkan? JaÂngan terbawa oleh isu itu. Inikan orang lempar batu sembunyi tangan.
Bagaimana mekanismenya?Untuk mendapatkan anggaran subsidi itu kan harus ada usulan dari daerah. Usulan itu nggak bisa dibawa calo. Usulan itu pun harus tercatat secara jelas dan detail.
Setelah menerima usulan terÂsebut, Banggar nggak bisa meÂnyetujui semuannya dong. Kita lihat dulu prioritasnya. Kuenya kan sedikit, tapi yang mempeÂreÂbutkan banyak. Jadi, kalau nggak dapat ya sudah. Jangan menuduh sembarangan.
Apakah Anda akan melaporÂkan Wa Ode ke BK?Saya bisa saja langsung melaÂporkannya ke BK. Tapi, saya mau rapatkan dulu di Banggar.
[RM]