KH Masdar Farid Mas’udi
KH Masdar Farid Mas’udi
RMOL.“Kalau separatisme seperti di Aceh dan Papua hanya ingin memisahkan sebagian kecil dari wilayah negeri ini. Tetapi NII secara keseluruhan NKRI,†ungkap Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas’udi keÂpada Rakyat Merdeka, keÂmarin.
Makanya, lanjut Masdar, piÂhakÂnya merasa geram sama NII dan pemerintah. Sebab, pemeÂrintah lamban memberantasan gerakan ini. Padahal, keberadaanÂnya sudah lama. Tentu mereka sudah memiliki jaringan yang kuat. Apalagi sudah menyusup ke parpol dan organisasi lainnya. Tapi ke NU terasa sulit. Sebab, kami punya strategi menangkal gerakan ini.
“Pemerintah bertindak keras terÂhadap separatisme. SeharusÂnya harus lebih keras terhadap NII. Sebab, ini bukan hanya tingÂkat wacana, tapi sudah tindakan,†kata Masdar.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa NII nggak diberanÂtas dari dulu?
Itu yang sangat disesalkan. Seharusnya semua penyakit yang muncul di negeri ini seperti peÂnyakit ideologi dan kriminalitas harus diberantas dengan cepat.
Apa penyebab orang terpeÂngaruh dengan gerakan ini?
Banyak penyebabnya. MisalÂnya saja, tidak adanya keadilan dan kemakmuran. Padahal, pejaÂbatnya berpoya-poya dari hasil korupsi. Sedangkan penegakan hukum lemah. Itu yang memunÂculkan virus-virus di negeri ini, termasuk virus yang paling berÂbahaya.
Bagaimana masyarakat meÂnangÂkal gerakan ini?
Ini kan penyakit ideologi. NII ini ingin membongkar keutuhan bangsa Indonesia, yaitu dengan melakukan doktrin ideologis. Hal ini yang menurut saya lebih berÂbahaya dari tindakan separatisme.
Apa yang harus dilakukan untuk melawan gerakan ini?
Dalam jangka pendek harus ada penegakan hukum kepada seÂmua tindakan melawan tertib berÂnegara, baik tertib social, krimiÂnalitas, maupun tertib ideologis. Seperti NII itu melanggar tertib ideologis bangsa ini dan harus ditindak.
Sedangkan jangka panjang, peÂmerintah harus serius mewujudÂkan rasa keadilan dan kemakmuÂran rakyat. Jadi, permasalahan terÂsebut tidak muncul lagi.
Bagaimana dengan peran toÂkoh agama?
Peran mereka tentu penting. Sebab, tokoh agama itu bisa meÂlaÂkukan counter discourse wacana ideologi yang menyimÂpang. Wacana ideologis itu beraÂgumen dengan argumen teologis dari para tokoh agama. Jadi, toÂkoh agama punya tanggung jaÂwab dalam hal ini.
Peran NU bagaimana?
NU tentu harus lebih intensif melakukan counter ideologi dari NII. Ini dilakukan melalui dakÂwah-dakwah para kiai yang ada di pesantren maupun di masjid-masjid serta kampus-kampus. Tapi langkah NU ini saja tidak cukup, kalau negara memÂble dalam meÂwujudkan keadilan dan kemakmuÂran rakyatnya, serta penegakan hukum lembek, ini susah juga.
Apa Anda melihat NII dipeliÂhara politisi?
Itu yang bikin kacau. Politisi itu kan tidak mikir apa-apa keÂcuali masalah kekuasaan dan uang. Politisi pragmatis seperti ini memperkeruh keadaan. Justru mereka yang harus bertanggung jawab terhadap munculnya NII dan segala macam penyakit bangsa ini. [RM]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08
Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02
Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58
Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47
Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45
Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37
Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32
Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27
Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10
Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04