Berita

Said Aqil Siradj

Wawancara

WAWANCARA

Said Aqil Siradj: Kelompok Radikal Terpukul, Waspadai Aksi Balas Dendam

SELASA, 03 MEI 2011 | 06:54 WIB

RMOL. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan, tewasnya pemimpin Al-Qaeda, Osama Bin Laden, bisa memicu aksi balas dendam.

“Jadi, pemerintah perlu was­pada. Sebab, tewasnya Osama ini bisa membawa dampak negatif dengan aksi teror yang terus ber­lanjut,’’ ujarnya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

“Tewasnya Osama pasti ada dam­paknya terhadap kelompok radikal. Tetapi kita jangan terlena bahwa radikalisme itu sudah sele­sai. Tapi mereka akan mela­ku­kan aksi balas dendam,” tam­bah Said Aqil Siradj.


Untuk itu, lanjutnya, pemerin­tah Indonesia beserta perangkat keamanan harus lebih was­pada terhadap kemungkinan aksi teror balas dendam tersebut. Jadi, ki­nerja intelijen harus terus di­ting­katkan agar bisa mengendus ge­rakan radikal yang ingin meng­ancam keutuhan NKRI.

“Saya mendukung kalau ada Undang-undang Intelijen yang lebih keras, diperbolehkan intel menangkap orang yang dicurigai, tapi tidak melanggar HAM. Arti­nya, jangan dipukuli agar dia mengaku,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa Anda begitu yakin te­ro­risme terus berlanjut?
Kita lihat kejadian dulu, ketika tewasnya Doktor Azhari dan Noordin M Top,  peristiwa penge­boman terus terjadi. Itulah akibat kita ini terlena, sehingga keco­longan. Atau ja­ngan-jangan kita sengaja mem­biar­­kan aksi teror ter­sebut. Saya ti­dak mengerti de­ngan feno­mena pem­biaran ini terus terjadi.

Tadi Anda bi­­lang, bisa me­­mi­cu balas den­­dam, apa in­di­ka­sinya?
Mengingat ge­rakan radi­kal ini sudah lama ada, dan je­las ada ja­ringannya, ada sis­tem­nya, ada latihannya, ada dana­nya, dan ada rencananya. Saya saja tahu, masa intel tidak tahu.

Apa kematian Osama ber­pe­ngaruh terhadap jaringannya?
Osama itu punya kader, dia punya sistem, punya jari­ngan dan punya kekuatan. Jadi mati­nya seorang pemimpin besar pasti ada dampak shock sedikit ya, merasa terpukul. Tapi bukan berarti ge­rakan radikal ini selesai. Bahkan saya memprediksi me­reka mela­kukan serangan ba­lasan.

Bagaimana si­kap PBNU me­li­hat ke­ja­dian ini?
Secara keselu­ru­han NU ber­prin­sip bahwa siapa pun, atas nama apapun, kelom­pok apa­pun, baik di da­lam negeri, mau­pun luar negeri yang melaku­kan te­ror da­lam ben­tuk ra­dikal yang me­nga­tas­nama­kan Islam, harus kita hadapi de­ngan te­gas. Mereka ada­lah mu­suh kita ber­sama. Jadi, ti­dak hanya Osama, ti­dak hanya Al-Qaeda, tapi sia­papun.

Osama dari aliran Wahabi, ba­gaimana perkembangannya di Indonesia?
Di Indonesia, Wahabi itu ada dua macam. Pertama, ada yang sebatas teologi, yaitu dengan khutbah, menyebarkan paham dan membangun ajaran kekera­san melalui tulisan. Kedua, ada yang membolehkan kekerasan dalam tindakan, ada yang seba­tas filling sampai kemudian me­la­kukan aksi atau action ke­kerasan.

Seberapa besar pengaruh­nya?
Sejak dulu kelompok radikal itu sudah ada, tapi jumlahnya sedikit, tetapi kita pun dikagetkan dengan bom Cirebon. Ternyata perkembangannya besar juga, ada empat pesantren besar di Cirebon berbasis aliran tersebut.

Wahabi sudah bahaya, tapi kenapa intelijen kurang cepat bergerak?
Saya kurang tahu ya, apa itu ada pembiaran. Tetapi kelompok seperti NII itu kan sudah lama. Masa intel tidak tahu, saya saja tahu. Tapi saya mengindikasikan ada pembiaran atau ini strategi tertentu.   [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya