Berita

Adhyaksa Dault

Wawancara

WAWANCARA

Adhyaksa Dault: Saya Menjual Program Bukan Menebar Uang

RABU, 27 APRIL 2011 | 02:26 WIB

RMOL. Kelompok 78 yang bersikeras ingin mencalonkan George Toisutta dan Arifin Panigoro menjadi Ketua Umum PSSI bisa menimbulkan penilaian negatif.

“FIFA kan sudah menolak pen­calonan keduanya. Jadi, pendu­kungnya tidak perlu lagi bersi­keras. Ini bisa dianggap ambisius. Padahal belum tentu mereka berdua  ambisius, gitu kan,” papar bekas Menpora, Adhyaksa Dault, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Senin (25/4).  

Adhyaksa mengaku tidak pernah mencalonkan diri menjadi ketua umum PSSI, tapi bila diberi amanah tersebut, dirinya meng­aku siap. Untuk itu, sudah mem­persiapkan beberapa program untuk kemajuan PSSI.


“Tapi kalau dalam proses ini menggunakan politik uang, lebih baik saya mundur,” ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Anda pernah menjadi Men­pora, kenapa sekarang kepi­ngin memimpin PSSI?
Pertama, saya menerima pen­calonan itu karena dasarnya me­nurut saya spirit on the nation depends on sports. Semangat kebangsaan itu bergantung pada olahraga, terutama sepak bola. Kedua, ingin memperbaiki sistem yang ada, melanjutkan sistem yang baik dan memperbaiki yang belum sempurna.

Sudah bertemu dengan klub yang mencalonkan Anda?
Saya belum pernah bertemu muka dengan klub-klub yang mencalonkan saya. Pembicaraan masih melalui telepon. Misalnya PSP Padang, mereka menelpon saya dan mengatakan bahwa mereka ingin mencalonkan saya karena dianggap bisa menyatu­kan konflik yang ada saat ini. Lalu ada juga dari Purworejo. Ke­mudian saya persilakan saja mereka mencalonkan saya. Ke­mudian saya mengucapkan te­rima kasih atas kepercayaan yang mereka berikan.

Anda ingin menjadikan se­pak bola sebagai pemersatu bang­sa, apa itu bisa?
Itu antara lain alasan saya ber­sedia menjadi calon ketum PSSI. Sepakbola bisa menjadi wadah pemersatu bangsa. Apalagi PSSI carut marut begitu. Makanya saya berani mencalonkan diri.

Bagaimana caranya agar PSSI tidak dipolitisir?
Dipolitisir itu maksudnya di­bawa kepada kepentingan-kepen­tingan kelompok. Selama orang partai tidak melakukan itu, ya nggak masalah dong. Tapi penge­lolaannya transparan.

Maksudnya?
Rekruitmen pemain nasional mesti transparan. Pola rekruitmen pelatih mesti transparan, wasit harus di up grade, sehingga mereka benar-benar bisa menjadi wasit yang baik. Seseorang men­jadi wasit bukan karena dia gagal jadi pemain. Wasit itu harus jadi profesi. Lalu bagaimana mencari dana di luar dari APBN dan dikelola secara profesional, bu­kan secara tradisonal. Itu harapan saya.

Anda mempersiapkan tim sukses?
Saya tidak membuat tim suk­ses. Sebab, tidak pernah mencari jabatan, terutama menjadi ketua umum PSSI. Tetapi kalau saya diberi amanah, saya tidak akan lari dari tanggung jawab yang sudah diberikan kepada saya. Itu saja komitmen saya ke depan.

Bagaimana strategi memper­baiki PSSI?
Kita lihat saja nanti di lapa­ngan. Sebab, yang saya jual ada­lah program, bukan uang. Kalau sudah main uang, saya tidak mau. Ini berarti saya mundur saja. Saya akan memaparkan pro­gram, ka­lau mau pilih sila­kan, kalau tidak ga masalah, nothing to loss saja.

Apa program Andalannya?
Yang penting adalah pem­binaan usia muda. Sang juara tidak muncul secara tiba-tiba, tapi muncul sejak pembinaan usia belia. Dan dibalik sang jaura pasti ada pembina atau pelatih yang ikhlas bekerja untuk bangsa dan negara serta olah raga.

Anda sudah punya pengala­man dalam pembinaan usia dini?
Saya pernah membina klub dari Menpora Cup. Lalu kita ambil anak-anak yang potensial, umur 13 tahun. Kemudian kita didik tiga tahun. Pulang dari pro­ses pendidikan itu, kita jadi juara 1 se-Asia. Hasilnya seka­rang sem­bilan orang dibawa ke Uru­guay bersama PSSI. Itu kan hasil dari binaan Menpora .

Bagaimana peluang Anda?
Peluang saya terserah pemilih. Saya tidak mau meminta orang untuk memilih saya, apalagi dengan memberikan uang. Tidak ada dalam konsep saya seperti itu. Tapi saya akan menjelaskan kon­sep saya mengenai PSSI kepada para pemilik suara.  [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya