Berita

ilustrasi

BENCANA ALAM

Bencana Katastropik dan Andi Arief yang Khawatir Publik Jadi Panik

MINGGU, 24 APRIL 2011 | 17:19 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Sebelum menutup pembicaraan, Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial, Andi Arief menitipkan satu pesan. Singkat saja.

“Judulnya yang soft. Gua takut panik,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu siang (24/4).

Dapat dipahami Andi Arief khawatir bila informasi yang disampaikannya dapat membuat masyarakat panik. Dalam delapan bulan terakhir, kantor Andi Arief dibantu beberapa ahli gempa, tsunami dan geologi meneliti sejumlah bencana alam berskala besar yang terjadi sejak zaman purba hingga abad modern di kepulauan Nusantara yang kini menjadi Indonesia.

Penelitian itu menemukan model pengulangan bencana besar berkarakter katastropik yang dapat menghancurkan seluruh atau sebagian peradaban manusia. Artinya, sejumlah bencana alam yang terjadi di abad modern, yang diteliti kantor Andi Arief, memiliki jejak yang begitu jauh jauh hingga ke puluhan ribu tahun lalu.

Dia mengingatkan penemuan penting di tahun 1814 yang dicatat atas nama Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles. Penemuan Raffles itu memperlihatkan bukti bencana katastropik purba berupa letusan Gunung Merapi yang diperkirakan terjadi di tahun 1000an. Sebuah bangunan candi, yang kini dikenal sebagai Candi Borobudur, ditemukan terkubur di semak belukar.

Selain ledakan Merapi itu, para ahli juga mencatat sebuah ledakan yang sangat besar yang terjadi sekitar 75 ribu tahun di daerah yang kini dikenal sebagai Danau Toba.

Menurut Andi Arief, dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa kini patahan Sumatera terutama di kawasan Siberut secara scientific bisa diidentifikasi berpotensi mengalami megathrust hingga 8,9 SR. Penelitian ilmiah ini juga disandingkan dengan data tsunami di tempat yang sama sejak tahun 1797.

Andi Arief juga mengingatkan bahwa baru-baru tim peneliti dari Graduate Research on Earthquake and active tectonics (GREAT) ITB berhasil mengidentifikasi sesar Lembang melalui penggalian di Cisarua. Dari penelitian itu diperoleh informasi bahwa pada 1.400 dan 800 tahun lalu pernah terjadi gempa katastropik di Bandung dan Jawa Barat. Dari pengamatan yang dilakukan sejak 2006 itu diketahui bahwa kecepatan laju geser sesar Lembang sekitar 2 milimeter per tahun.

Tidak dapat dipastikan, namun berdasarkan hasil penelitian dan data historis yang ditemukan, dapat dikatakan potensi gempa pesar di kawasan itu ada dan tak terhindarkan. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya