Berita

andi arief/ist

BENCANA ALAM

Andi Arief Inisiasi Tim Peneliti Bencana Katastropik Sejak Zaman Purba

MINGGU, 24 APRIL 2011 | 13:44 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Selama delapan bulan lebih sebuah tim secara khusus meneliti bencana alam katastropik yang pernah terjadi di kepulauan Nusantara sejak zaman purba hingga abad modern.

Bencana katastropik yang dimaksud adalah bencana yang begitu dahsyat yang dapat memusnahkan peradaban atau sebagian peradaban manusia.

Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial, Andi Arief, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Minggu, 24/4), mengatakan bahwa tim yang diinisiasi oleh kantornya dan melibatkan sejumlah pakar dan ahli gempa juga meneliti gempa bumi yang melahirkan gelombang tsunami yang menghancurkan sebagian kawasan utara Aceh pada Desember 2004 lalu.


Melihat betapa dahsyat gelombang tsunami itu dan kehancuran yang ditimbulkannya, tsunami Aceh 2004 dapat dikategorikan ke dalam bencana katastropik. Lebih dari 200 ribu orang tewas dan hilang dalam bencana tersebut. Belum lagi, kawasan pantai di pesisir utara Aceh mengalami deformasi.

Selain itu, jejak tsunami Aceh 2004 dapat ditelusuri hingga ke masa lalu.

"Apa yang terjadi di Aceh tahun 2004 adalah megatsunami yang menghancurkan sebagian peradaban di Aceh. Itu bukan yang pertama. Di Aceh ada Desa Le Beuna yang artinya ombak besar bergulung-gulung. Ini membuktikan bahwa sebuah gelombang tsunami yang begitu besar pernah terjadi di Aceh sebelum 2004," ujar Andi.

Tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sambung Andi, juga telah menemukan bangunan kuno di laut Aceh yang setelah dieskavasi geolog memberikan bukti bahwa sekitar 1.400 tahun lalu terjadi megatsunami di kawasan itu.

Warga Pulau Simeuleu  mengenal  smong atau tsunami pada 1907. Itu sebabnya, hanya sedikit korban yang jatuh dalam tsunami 2004. Sementara masyarakat Jogjakarta dikejutkan gempa tahun 2006 yang merusak dan menimbulkan korban. Padahal pada 1835 gempa yang lebih besar pernah terjadi di kawasan itu.

"Ini menunjukkan betapa lemahnya memori masyarakat kita terhadap bencana. Padahal gempa, atau gunung berapi bisa dipastikan akan mengalami pengulangan," demikian Andi. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya