Berita

Abdul Kadir Karding

Wawancara

Abdul Kadir Karding: Gedung Lembaga Negara Dalam Keadaan Bahaya

SENIN, 18 APRIL 2011 | 00:17 WIB

RMOL.Bom di Masjid Polresta Cirebon dianggap tidak saja mengancam simbol-simbol Amerika-Eropa, tetapi juga simbol Islam dan negara.

Demikian diungkapkan Ketua Komisi VIII DPR, Abdul Kadir Karding, kepada Rakyat Mer­deka, Sabtu (16/4).

“Teror bom ini targetnya sudah semakin luas, mulai dari para in­telektual. Kemudian simbol-simbol Amerika-Eropa. Lalu se­karang menyerang simbol Islam dan negara,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Anda melihat bom bunuh diri di Cirebon bermotif apa?

Ada dua motif dalam peristiwa bom bunuh diri ini. Pertama, me­ngirim pesan kepada pemimpin negeri ini bahwa mereka masih eksis dengan menyerang kepoli­sian sebagai sasaran utamanya.

Kedua, ini jelas menciptakan keresahan di tengah masyarakat dengan membuat teror yang terus terjadi.

Ada kemungkinan mereka me­nyerang lembaga pemerin­tahan yang lain?

Tidak tertutup kemungkinan mereka  menyerang lembaga lain yang di anggap strategis. Jadi, gedung lembaga negara, terma­suk DPR, dalam keadaan bahaya. Jadi, harus diwaspadai semua pihak. Sebab, mereka sudah be­rani menyerang markas kepoli­sian yang merupakan simbol negara.

Kenapa mereka sampai be­rani bertindak seperti itu?

Mereka dalam prinsip berji­had­nya,  apapun mereka lakukan, termasuk menyerang polisi di masjid. Jadi soal masjid itu ada­lah soal antara saja. Artinya masjid dijadikan sebagai sarana saja, mereka anggap itu bukan bagian dari dosa.

Bagaimana dampak keja­dian ini dari sisi politik?

Saya kira ada dua dampak dalam hal ini.

Pertama, kepolisian dan ne­gara dianggap dalam posisi berbahaya atau rawan.

Kedua, pihak luar negeri akan melihat Indonesia tidak bisa menyelesaikan masalah teror dengan baik. Yang pasti timbul keresahan bagi mereka yang ingin berwisata atau berkunjung ke Indonesia.

Kunjungan wisatawan ke In­donesia akan terganggu?

Mereka yang ingin berwisata ke Indonesia akan terganggu. Begitu juga yang ingin berin­vestasi di Indonesia, mereka akan ragu.

Apakah pemerintah serius me­nangani kasus teror selama ini?

Kalau masalah serius, saya yakin pemerintah serius. Tapi  terorisme sudah terlalu menga­kar dan meluas. Artinya kemam­puan untuk mengantisipasinya kurang. Sebab, negeri ini luas sedangkan jaringan mereka su­dah menyebar kokoh dan luas serta serta kader­nya semakin militan. Negeri ini tidak memi­liki kemampuan yang lebih bagus untuk mencegahnya. Jadi,  harus dikuatkan lagi sistem pen­cegahan dan pengen­dalian­nya.

Kan ada program deradikali­sasi, sejauh mana bisa menga­tasi teror?

Program itu tentu belum mak­simum dalam hal sosialisasi dan produktifitasnya. Perlu dikem­bangkan terus dan diupayakan semaksimal mungkin agar bisa mencegah kejadian itu.   

Dari dulu kasus teror tidak per­­nah terungkap, apa pro­blem utamanya?

Saya kurang paham, tapi saya yakin ini akan terungkap. Se­bab,  mereka itu disinyalir meru­pakan orang-orang lama. Kalau kasus bom buku kemarin butuh kerja keras karena orangnya ti­dak jelas. [RM]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya