Berita

Wawancara

WAWANCARA

Wiratno: Pemerintah Perlu Beli Kapal Demi Melawan ‘Mafia’ Macet

SENIN, 11 APRIL 2011 | 02:58 WIB

RMOL. Antrean truk di Pelabuhan Merak, Banten, terus terjadi. Pemerintah belum menemukan solusi jitu untuk mencegahnya. Padahal, penyebab utamanya adalah kekurangan kapal.

Sebelum kapal ditambah, tentu antrean truk hingga jalan tol bakal terus terjadi, seperti bebe­rapa hari terakhir ini, sehingga menimbulkan kemacetan parah.

Menanggapi hal itu, Direktur Lalu Lintas  Angkutan Sungai Da­­nau dan Penyeberangan (ASDP) Wiratno mengusulkan, sudah saatnya pemerintah mem­beli kapal.


“Dari kejadian ini kita berpikir, ternyata pemerintah masih perlu investasi di kapal. Sebab, dari 33 kapal yang ada, hanya 3 kapal yang dimiliki ASDP. Inilah yang perlu diperkuat,’’ ujarnya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Sabtu (9/4).

Jadi, lanjutnya, dengan hanya tiga kapal itu tidak berdaya me­ngendalikan jumlah ritasi pela­yaran. Perlu segera investasi beli kapal. Untuk tahap awal, antisi­pasinya bisa juga sewa kapal.

Yang perlu dipertimbangkan, ka­pal yang ada sekarang kece­pa­tannya cuma 5 knot, dibutuhkan kapal dengan kecepatan 15 knot. Kalau kapal dengan ke­cepa­tan­nya tinggi sudah banyak, tentu bisa mengangkut dengan cepat truk-truk itu. Jadi, antrean bisa diatasi. Ini berarti sudah ber­hasil melawan ‘mafia’ macet.

Berikut kutipan selengkapnya:

Mengapa antrean truk di Me­rak terus terjadi?
Selama jumlah kapalnya naik turun, antrian pasti terjadi. Hal ini karena volume angkutan (truk dan mobil lainnya) sedang me­ningkat. Sementara kapasitas angkutnya (kapal) tidak men­cu­kupi. Artinya, kondisi ini akan stabil bila jumlah kapalnya kons­tan di angka 24 yang beroperasi setiap hari.

Apa yang menyebabkan se­ring tidak konstan?
Itu karena kesiapan kapal itu sendiri. Dalam hal ini masih ada kapal yang docking belum se­lesai. Selain itu ada kapal-kapal yang sedang beroperasi menga­lami kerusakan atau perawatan. Kalau kita targetkan misalnya kapal tersebut secara rutin mela­yani, tiba-tiba mengalami keru­sa­kan, tentu harus keluar lintasan.

Kenapa perbaikannya terke­san lama sekali?
Perbaikan itu ada yang lama dan sebentar. Biasanya paling se­bentar itu sepuluh jam, tapi ada juga yang sampai dua hari atau empat hari. Ini biasanya me­nunggu spare part dari luar ne­geri. Jadi kalau pun kerusakannya kecil, tetap kita lakukan per­bai­kan demi keselamatan. Sebab, kami tidak ingin terjadi masalah apabila dioperasikan. Jadi, lebih baik kita rawat kondisinya. Tu­juan kita agar kapal itu layak untuk melaut.

Apa langkah selanjutnya untuk mengatasi antrean ter­sebut?
Ada dua langkah yang kami lakukan. Pertama, kami meminta ban­tuan kapal dari pelabuhan lain. Kedua, memaksimalkan trip-nya. Artinya apabila sudah penuh lang­sung berangkat. Ketiga, mem­percepat docking. Kalau masuk sore hari, besoknya bisa dioperasikan.

Bukannya pelabuhan Merak-Bakauheuni memiliki daya ang­kut yang besar dan kapalnya pun besar?
Itu yang menjadi kendala kita. Di lintasan lain tidak ada kapal yang sebesar di Merak. Akibat­nya yang membantu adalah kapal yang berukuran kecil. sehingga langkah ini kurang efisien, na­mun cukup lumayan untuk mene­kan angka penumpukan.

Masalah ramp door bagai­mana?
Kapal angkutan laut rata-rata tidak memiliki ramp door depan dan belakang. Sedangkan di pe­labuhan Merak-Bakauheuni ha­rus punya ramp door depan dan belakang. Kapal roll on-roll off (ro-ro) angkutan laut kebanyakan ramp door-nya samping. Akibat­nya kapal tersebut tidak bisa ber­sandar di pelabuhan penye­bra­ngan, tetapi di pelabuhan indah kiat dan itu harus menuju Ci­banten, karena tidak bisa di Merak-Bakauheuni.

Apakah faktor cuaca ikut mem­pengaruhi?
Ini sangat mempengaruhi. Tapi kita tidak mau dibilang meng­kambinghitamkan. Tetapi faktor cuaca kadang-kadang terjadi di sore, sehingga dampaknya pan­jang. Contohnya, kejadian itu hanya sekitar 7-8 jam, sehingga kapal tidak bisa sandar dengan cepat. Seharusnya satu jam ber­sandar selesai, tetapi malah dua jam. Padahal dengan satu jam, antrian truk sudah seratus.

Kira-kira berapa truk yang mengantri beberapa hari ter­akhir ini?
Sekitar 700-an truk yang di luar pelabuhan. Di dalam pelabuhan ada sekitar 1.000 truk, berarti ada se­kitar 1.700 truk yang meng­antri.   [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya