Berita

Martin Hatfull

Wawancara

WAWANCARA

Martin Hatfull: Tawaran SBY Soal Libya Kami Sambut dengan Baik

SELASA, 05 APRIL 2011 | 07:00 WIB

RMOL. Kondisi Libya dan pemimpinnya Moamar Khadafi yang dijuluki Singa Afrika menjadi pembahasan hangat komunitas internasional dua bulan belakangan ini.

Apalagi setelah para anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), seperti Amerika, Inggris dan Prancis telah melancarkan aksi militernya ke negara kaya minyak itu. Alasan mereka meng­hujani rudal ke Libya untuk me­ne­gakkan Resolusi Dewan Kea­manan PBB 1973. Namun ba­nyak tidak setuju dengan aksi itu.

Pembahasan mengenai Libya berlanjut di Konferensi Interna­sio­nal di London, 29 Maret lalu. Berkaitan dengan pertemuan itu Duta Besar Inggris untuk Indone­sia Martin Hatfull menggelar jumpa pers bersama 10 media di Kedutaan Besar Inggris di Ja­karta, pekan lalu, Hatfull menje­laskan pelaksanaan dan hasil per­temuan yang dihadiri 40 negara dan organisasi internasional.


“Inggris menyelenggarakan konferensi itu untuk mendukung usaha internasional mencari solusi damai atas krisis Libya dan menyokong proses rakyat Libya dalam memutuskan masa depan­nya,’’ papar Dubes Hatfull.

Berikut kutipan selengkapnya:

Negara-negara anggota NATO euforia menumbangkan Khadafi, bagaimana komentar Anda?
 Kita ketahui bahwa ada ke­lom­pok pro dan kontra di sana. Ini telah menumbuhkan angga­pan Inggris dan kawan-kawan sengaja melakukan aksi ini demi minyak Libya.

Kami tidak menentukan. Rak­yat Libya lah yang memutuskan bagaimana masa depan Libya. Respons ini berdasarkan Piagam PBB dan Resolusi Dewan Kea­manan PBB 1973. Apalagi reso­lusi itu memberikan mandat untuk “segala cara” guna melin­dungi warga sipil dan pember­lakuan zona larangan terbang.

Kami tidak mencari perang. Masyarakat antar bangsa ber­tekad menghentikan pembunu­han warga tak berdosa di Libya. Aksi militer ini juga bukan terkait dugaan penguasaan minyak. Ini bukan tentang minyak. Ini me­ngenai penghentian pembunuhan terhadap warga sipil.

Tindakan militer ini untuk rezim Moamar Khadafi yang ti­dak menghargai nyawa warganya sendiri. Apalagi tindakan Liga Arab yang meminta adanya zona larangan terbang. Jelas ini bukan hasil rancangan kekuatan Barat.

Pasukan pemberontak kewa­lahan menghadapi pasukan Kha­dafi, apakah Inggris dan sekutu lainnya ingin memasok senjata untuk mereka?
Mandat resolusi itu sifatnya ter­batas dan terfokus, dan tidak mengakui penguasaan wilayah negara lain. Tidak ada pemberian persenjataan kepada pemberon­tak Libya, meski ada wacana da­lam Resolusi 1973. Namun pe­me­rintah Inggris tidak mengam­bil keputusan untuk wacana tersebut.

Yang terpenting, komunitas in­ternasional secara keseluruhan da­pat mendukung resolusi DK PBB dan dapat segera memasti­kan gen­catan senjata agar men­ca­pai re­solusi damai dari konflik ter­sebut.

Apakah Inggris memasang target waktu berada di Libya dan mengkalkulasi dana yang dibutuhkan karena biaya san­gat mahal?
Kita terlibat di sini karena kita yakin sama kemampuan kita. Setahu saya belum ada time framing.

Bagaimana tanggapan Anda dengan seruan Presiden SBY me­ngenai gencatan senjata dan pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Libya?
Inggris menyambut baik hara­pan Indonesia. Namun, sebelum adanya tahap itu, rezim Muam­mar Khadafi harus dipastikan tidak lagi menyerang rakyatnya yang memberontak. Ini merupa­kan ele­men penting dalam reso­lusi De­wan Keamanan PBB 1973.

Setelah Khadafi tidak lagi me­nyerang rakyat sendiri dengan ke­kuatan bersenjata dan serius me­­nerapkan gencatan senjata dengan pemberontak, barulah tahap pe­nyelesaian damai bisa diterapkan. Penerapan gencatan senjata itu juga diamanatkan da­lam resolusi Dewan Keamanan PBB.

Saya yakin tawaran Indone­sia, yang telah mengutarakan keingi­nan untuk membantu ter­kait konteks itu akan disam­but sangat baik. Kami menyambut baik niat itu.

Sekarang kami masih terus be­rupaya melin­dungi rakyat si­pil dan menerap­kan zona larangan terbang agar Khadafi tidak me­nye­rang warga sipil. Bila itu bisa di­atasi, maka kita segera ber­an­jak ke­pada proses selan­jutnya

Serius tidaknya rezim Khadafi melakukan gencatan senjata de­ngan pemberontak akan ter­gan­tung dari hasil kunjungan utusan khusus PBB Libya Abdullah Muhammad Alkhatib yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Serangan Inggris dan sekutu lainnya sesungguhnya telah ma­kan korban sipil ya?
Sejauh ini belum ada bukti bahwa ada korban sipil akibat aksi Koalisi. Koalisi berhati-hati. Con­tohnya, dalam misi pengebo­man atas sasaran militer Khadafi, jet-jet tempur Inggris diminta mem­batalkannya. Itu karena ada lapo­ran bahwa ada warga sipil yang berada di dekat target itu. Jadi mereka disuruh kembali ke pang­kalan dan membatalkan misi.

Selain itu ada surat dari pen­duduk kota Misrata, yang isinya mereka siap memberi kesaksian bahwa serangan udara Koalisi berjalan dengan akurat dan tidak ada warga sipil yang menjadi korban di Misrata dan sekitar­nya.   [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya