RMOL. Kondisi Libya dan pemimpinnya Moamar Khadafi yang dijuluki Singa Afrika menjadi pembahasan hangat komunitas internasional dua bulan belakangan ini.
Apalagi setelah para anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), seperti Amerika, Inggris dan Prancis telah melancarkan aksi militernya ke negara kaya minyak itu. Alasan mereka mengÂhujani rudal ke Libya untuk meÂneÂgakkan Resolusi Dewan KeaÂmanan PBB 1973. Namun baÂnyak tidak setuju dengan aksi itu.
Pembahasan mengenai Libya berlanjut di Konferensi InternaÂsioÂnal di London, 29 Maret lalu. Berkaitan dengan pertemuan itu Duta Besar Inggris untuk IndoneÂsia Martin Hatfull menggelar jumpa pers bersama 10 media di Kedutaan Besar Inggris di JaÂkarta, pekan lalu, Hatfull menjeÂlaskan pelaksanaan dan hasil perÂtemuan yang dihadiri 40 negara dan organisasi internasional.
“Inggris menyelenggarakan konferensi itu untuk mendukung usaha internasional mencari solusi damai atas krisis Libya dan menyokong proses rakyat Libya dalam memutuskan masa depanÂnya,’’ papar Dubes Hatfull.
Berikut kutipan selengkapnya:Negara-negara anggota NATO euforia menumbangkan Khadafi, bagaimana komentar Anda? Kita ketahui bahwa ada keÂlomÂpok pro dan kontra di sana. Ini telah menumbuhkan anggaÂpan Inggris dan kawan-kawan sengaja melakukan aksi ini demi minyak Libya.
Kami tidak menentukan. RakÂyat Libya lah yang memutuskan bagaimana masa depan Libya. Respons ini berdasarkan Piagam PBB dan Resolusi Dewan KeaÂmanan PBB 1973. Apalagi resoÂlusi itu memberikan mandat untuk “segala cara†guna melinÂdungi warga sipil dan pemberÂlakuan zona larangan terbang.
Kami tidak mencari perang. Masyarakat antar bangsa berÂtekad menghentikan pembunuÂhan warga tak berdosa di Libya. Aksi militer ini juga bukan terkait dugaan penguasaan minyak. Ini bukan tentang minyak. Ini meÂngenai penghentian pembunuhan terhadap warga sipil.
Tindakan militer ini untuk rezim Moamar Khadafi yang tiÂdak menghargai nyawa warganya sendiri. Apalagi tindakan Liga Arab yang meminta adanya zona larangan terbang. Jelas ini bukan hasil rancangan kekuatan Barat.
Pasukan pemberontak kewaÂlahan menghadapi pasukan KhaÂdafi, apakah Inggris dan sekutu lainnya ingin memasok senjata untuk mereka? Mandat resolusi itu sifatnya terÂbatas dan terfokus, dan tidak mengakui penguasaan wilayah negara lain. Tidak ada pemberian persenjataan kepada pemberonÂtak Libya, meski ada wacana daÂlam Resolusi 1973. Namun peÂmeÂrintah Inggris tidak mengamÂbil keputusan untuk wacana tersebut.
Yang terpenting, komunitas inÂternasional secara keseluruhan daÂpat mendukung resolusi DK PBB dan dapat segera memastiÂkan genÂcatan senjata agar menÂcaÂpai reÂsolusi damai dari konflik terÂsebut.
Apakah Inggris memasang target waktu berada di Libya dan mengkalkulasi dana yang dibutuhkan karena biaya sanÂgat mahal?Kita terlibat di sini karena kita yakin sama kemampuan kita. Setahu saya belum ada
time framing.Bagaimana tanggapan Anda dengan seruan Presiden SBY meÂngenai gencatan senjata dan pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Libya?Inggris menyambut baik haraÂpan Indonesia. Namun, sebelum adanya tahap itu, rezim MuamÂmar Khadafi harus dipastikan tidak lagi menyerang rakyatnya yang memberontak. Ini merupaÂkan eleÂmen penting dalam resoÂlusi DeÂwan Keamanan PBB 1973.
Setelah Khadafi tidak lagi meÂnyerang rakyat sendiri dengan keÂkuatan bersenjata dan serius meÂÂnerapkan gencatan senjata dengan pemberontak, barulah tahap peÂnyelesaian damai bisa diterapkan. Penerapan gencatan senjata itu juga diamanatkan daÂlam resolusi Dewan Keamanan PBB.
Saya yakin tawaran IndoneÂsia, yang telah mengutarakan keingiÂnan untuk membantu terÂkait konteks itu akan disamÂbut sangat baik. Kami menyambut baik niat itu.
Sekarang kami masih terus beÂrupaya melinÂdungi rakyat siÂpil dan menerapÂkan zona larangan terbang agar Khadafi tidak meÂnyeÂrang warga sipil. Bila itu bisa diÂatasi, maka kita segera berÂanÂjak keÂpada proses selanÂjutnya
Serius tidaknya rezim Khadafi melakukan gencatan senjata deÂngan pemberontak akan terÂganÂtung dari hasil kunjungan utusan khusus PBB Libya
Abdullah Muhammad
Alkhatib yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Serangan Inggris dan sekutu lainnya sesungguhnya telah maÂkan korban sipil ya?Sejauh ini belum ada bukti bahwa ada korban sipil akibat aksi Koalisi. Koalisi berhati-hati. ConÂtohnya, dalam misi pengeboÂman atas sasaran militer Khadafi, jet-jet tempur Inggris diminta memÂbatalkannya. Itu karena ada lapoÂran bahwa ada warga sipil yang berada di dekat target itu. Jadi mereka disuruh kembali ke pangÂkalan dan membatalkan misi.
Selain itu ada surat dari penÂduduk kota Misrata, yang isinya mereka siap memberi kesaksian bahwa serangan udara Koalisi berjalan dengan akurat dan tidak ada warga sipil yang menjadi korban di Misrata dan sekitarÂnya.
[RM]