Berita

Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi

Wawancara

WAWANCARA

Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi: Ha-ha-ha... Hari Gini Kok Ngomong Dewan Revolusi

RABU, 30 MARET 2011 | 05:52 WIB

RMOL. Bekas Wakil Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi membenarkan, sering melakukan pertemuan dengan Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan dan sejumlah purnawirawan jenderal lainnya.

“Tapi pertemuan tersebut tidak bertujuan untuk menggulingkan Presiden SBY. Jadi, nggak ada pembicaraan ke arah situ,’’ ujar­nya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.  

Menurut Fachrul, pertemuan tersebut dilakukan hampir setiap hari, karena mereka berkantor di gedung yang sama, yakni Wisma Bakrie II, Kuningan, Jakarta.


“Tiap siang, kita makan ber­sama di kantor, kumpul-kumpul, ngobrol-ngobrol. Nggak ada pem­­bicaraan penggulingan ke­kuasaan. Jadi, nggak perlu di­khawatirkan,” paparnya.

Sebelumnya, kabar para jen­deral purnawirawan sering kong­kow disuarakan Ketua Mahka­mah Konstitusi (MK), Mahfud MD. Kata dia, perte­muan dilaku­kan di kediaman Luhut Panjaitan, bekas Komandan Anti-teror Kopassus. Seingat Mahfud, ikut hadir dalam pertemuan itu, Fa­chrul Razi, Letjen (Purn) Johny J Lumintang, Letjen (Purn) Agus Wijoyo, Jenderal (Purn) AM Hen­­dropriyono, dan Letjen (Purn) Kiki Syahnakri.

Mahfud menceritakan, ada beberapa hal yang jadi bahan pem­­bicaraan para jenderal. Umumnya tentang kekecewaan terhadap sikap pemerintah.

Pertama, penegakan hukum yang pandang bulu. Kedua, pemerintah lambat menanggapi kontroversi di tengah masyarakat, sehingga berkembang lebih buruk. Ketiga, penegakan hukum dinilai terlalu normatif. Keempat masalah korupsi.

Fachrul Razi selanjutnya mem­benarkan apa yang dikatakan Mahfud MD. Namun, pertemuan tersebut biasa dilakukan di kantor, bukan di rumah Luhut Panjaitan.

“Saat makan siang, kami mem­bicarakan banyak hal, tapi nggak ada yang spesial mem­bicara­kan soal pemerintahan. Kami juga sering mengundang tokoh lain seperti Pak Mahfud, Pak Jusuf Kalla, dan sebagainya,” ung­kapnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa ini sekadar oborolan, atau mau melakukan tindakan sesuatu untuk berbagai masalah itu?
Tentu kami akan bertindak, tapi bukan melakukan kudeta atau penggulingan. Nggak ada materi pembicaraan tentang hal itu, ketinggian tuh. Sebagai militer, sejak awal sudah ditanamkan harus menghormati konstitusi, Pancasila, UUD 1945, dan Sapta Marga.

Kalau soal pembangunan eko­nomi yes. Sebab, kami tergabung dalam sebuah perusahaan yang sama, yakni PT Toba Sejahtera di Wisma Bakrie II lantai 17, Kuningan.

Berapa purnawirawan jen-de­­ral yang tergabung dalam pe­rusahaan tersebut?
Perusahaan ini milik Luhut Pan­jaitan. Yang berkerja di peru­sahaan ini mayoritas purnawira­wan, yakni 4 orang jenderal bin­tang 4, jenderal bintang 3 se­banyak 6 orang, dan beberapa orang jenderal dua.

Jabatannya ada yang menjadi komisaris, direktur utama, dan beberapa posisi strategis lainnya. Meski demikian, perusahaan ini juga ditopang sejumlah tenaga profesional. Kami tidak main-main dalam bisnis ini.

Bidang apa saja yang diker­ja­kan?
Perusahaan kami bergerak di sektor energi, pertambagan, dan agrobisnis. Namun, sebagian besar sektor usaha kami terfokus pada bidang energi, kami me­miliki beberapa tambang batu bara di Kalimantan Timur. Di bi­dang power plan, kami memiliki pembangkit listrik di Bandung dan Kalimantan Timur. Saat ini, kami tengah mengikuti tender pembangkit listrik di Sulawesi Utara dan Nanggroe Aceh Daru­salam (NAD).

Kenapa terpikir untuk mem­bangun perusahaan secara ber-sama-sama?
Awalnya, kami terpikir untuk mencari kesibukan dan priuk nasi. Pensiunan jenderal bintang 4 kan hanya mendapat Rp 3 juta per bulan. Kalau nggak ada usaha, makannnya dari mana.

Karena terpaksa oleh keadaan, kami pun menghayati dan me­nekuni usaha ini. Setelah enam tahun, kami bersyukur peru­sa­haan ini bukan hanya berjalan, tapi berkembang. Bahkan, hol­ding perusahaan kami terdaftar sebagai salah satu pembayar pa­jak terbesar di Indonesia.

Apakah PT Toba Sejahtra juga bekerja sama dengan luar negeri?
Betul. Saat ini, kami bekerja sama dengan sejumlah negara-negara Eropa. Kalau menangani Geotermal, kami bekerja sama dengan Jerman dan Ormat, pe­rusahaan Geotermal terbesar di dunia. Kami pun mendapat du­kungan dana dari salah satu bank terbesar disana.

Terkait operasionalisasi bis­nis, apakah semuanya berja­lan sesuai prosedur?
Tentu. Proses dan mekanisme­nya sesuai prosedur yang ada dan berlaku. Kami kan sudah tua-tua, jangan sampai buat kesalahan, malu nantinya. Tidak ada pajak yang tidak dibayar, dan tidak ada pro­sedur yang dilanggar.

Apakah kesibukan bisnis ter­sebut telah membuat para pur­nawirawan jen­­deral tidak lagi ter­pikir untuk meng­kritik pe­me­rintah?
Kami kan sama se­perti rakyat Indo­nesia pada umumnya. Ka­lau ada yang ku­rang maju, ya kami prihatin. Tapi, kami tidak sedikit­pun ada ke­ingi­nan menjatuhkan SBY. Meski­pun kami bukan pendu­kung dan pemilih SBY, namun visi kita saat ini harus sama, dan dia harus kita dukung secara bersama-sama.

Meski demikian, kritik ter­ha­dap presiden harus tetap ada. Kalau tidak dikritik, negara ini tidak akan maju. Menurut saya, SBY juga nggak keberatan kalau di­kritik.

Mengenai Kabinet Dewan Revolusi Islam, apakah sejum­lah purnawirawan jenderal ter­gabung dalam organisasi ter­sebut?
Saya nggak pernah tahu ten­tang hal itu. Ha-ha-ha, hari gini kok ngomong dewan revo­lusi, itu kan wacana tahun 60-an. Saat membicarakan hal itu, kami banyak ketawa-ketawa saja.   [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya