Berita

sri mulyani/ist

DEWAN REVOLUSI ISLAM

Yudhoyono Termakan Skenario Sri Mulyani

RABU, 23 MARET 2011 | 13:39 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Tampaknya, Presiden SBY dan pejabat-pejabat di sekitarnya termakan skenario yang dikembangkan kubu Sri Mulyani dan kelompok neoliberal pendukung mantan Menteri Keuangan itu.

Seorang mantan pejabat di salah satu dinas intelijen Indonesia mengatakan, cerita tentang ancaman penggulingan yang akan dilakukan para purnawirawan jenderal senior seperti yang dimuat di Aljazeera merupakan bagian dari skenario pembusukan dan adu domba yang mulai dikembangkan beberapa waktu belakangan ini.

“Ini mainan SMI (Sri Mulyani Indrawati) dan AS. Jangan keliru,” ujarnya ketika dihubungi Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 23/3).

Menurutnya, cerita tentang Dewan Revolusi Islam (DRI)  memiliki motif yang sama dengan pemberitaan mengenai nota diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat yang diperoleh dan dibocorkan WikiLeaks di dua media Australia, Sydney Morning Herald dan The Age.

Dalam tulisan Philip Dorling, jurnalis Australia yang mendapatkan dokumen-dokumen itu dari WikiLeaks, disebutkan tentang sejumlah kasus yang melilit Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono, baik yang berbau korupsi maupun penyalahgunaan kekuasaan dan tekanan politik ke pihak-pihak lain.

Selain SBY, berita media Australia itu juga memojokkan Jusuf Kalla, mantan wakil presiden, yang disebutkan membeli suara untuk memenangkan pemilihan ketua umum Partai Golkar tahun 2005. Terakhir, nama Boediono pun disinggung dalam skandal dana talangan Bank Century.

Sementara kalangan menilai, keluarga Cikeas adalah salah satu lawan potensial yang akan dihadapi Sri Mulyani dalam pemilihan presiden tahun 2014 mendatang. Adapun Jusuf Kalla dianggap sebagai pihak yang paling sulit ditaklukkan karena terkenal blak-blakan dalam bersikap, serta sigap dan tegas dalam mengambil keputusan. JK juga kerap berseberangan dengan SMI dalam pemerintahan SBY periode pertama.

Namun kalangan lain menilai, JK berpeluang menggantikan SBY bila pemerintahan SBY-Boediono kandas di tengah jalan. Dan untuk mencegah hal itu, tidak ada cara lain kecuali menghabisi JK sedari kini.

Bagaimana dengan Boediono? Boediono dan Sri Mulyani menurut banyak kalangan tidak berada di sisi yang berbeda. Hanya saja, keduanya memiliki jam tayang yang tidak sama. Boediono bisa jadi disiapkan untuk menggantikan SBY di tengah jalan bila hanya SBY yang harus lengser. Tetapi, bila kejatuhan SBY juga menggeret Boediono, maka harus ada skenario canggih yang bisa membuat kekuasaan di Indonesia tidak jatuh ke tangan-tangan orang seperti JK atau malah ke tangan "kaum nasionalis yang sesungguhnya", yang menjadi musuh utama kubu SMI dan neolib.

Kalau Boediono dan SMI berada dalam satu kubu, mengapa tulisan Dorling juga menyikat Boediono? Sementara pengamat dan pemerhati memperkirakan dua kemungkinan. Pertama, terjadi perubahan cara pandang di kalangan pendukung SMI yang melihat Boediono sudah tidak bisa diselamatkan, karena memiliki kasus yang terlalu akut. Kedua, ada keyakinan bahwa Boediono sengaja disinggung dalam tulisan Dorling sekadar untuk mengalihkan perhatian.

Adapun, susunan anggota atau pejabat DRI terkesan sangat mengada-ada. Tokoh-tokoh yang selama ini memiliki lapangan dan fokus kegiatan yang berbeda-beda dipaksakan masuk untuk memberikan stigma tertentu.

Bagian ini dipercaya sebagai bagian yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian publik. Sementara bagian lainnya, yang menyebut rencana penggulingan dan perebutan kekuasaan yang dilakoni jenderal purnawirawan senior, merupakan bagian yang bertujuan untuk memojokkan gerakan oposisi dimana beberapa purnawirawan jenderal memang terlibat aktif. Mengapa mereka terlibat aktif? Ini  lebih karena mereka tidak puas dengan performa SBY yang terlalu lembek dalam memperjuangkan kepentingan nasional.

Tetapi, sekali lagi, maksud utama dari kesemua cerita itu adalah merusak peta di dalam negeri, sehingga memungkinkan pihak-pihak yang berorientasi menggadaikan negara ini dapat mengambil keuntungan maskimal.

Kembali ke mantan pejabat di salah satu lembaga intelijen Indonesia itu.

“Skenario yang dimainkan kubu ini sangat sistematis dan mematikan. Bila tidak hati-hati negara ini akan rusak semakin parah,” demikian katanya. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya