Berita

yusuf supendi/ist

KISRUH PKS

Diluruskan, MHJ Tak Pernah Dukung PKS dan Adang Daradjatun

SELASA, 22 MARET 2011 | 16:52 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Keributan di kalangan internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merembet kemana-mana. Selain praktik poligami di kalangan petinggi partai itu, hal lain yang disinggung Yusuf Supendi berkaitan dengan pengelolaan keuangan di masa kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2007 silam. Yusuf adalah salah seorang pendiri PKS yang tengah marah dan dalam beberapa hari terakhir dengan gencar membeberkan berbagai persoalan di tubuh partai itu.

Dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta empat tahun lalu PKS berdiri sendirian mengusung Adang Daradjatun yang kini adalah anggota Komisi III DPR. PKS melawan koalisi besar yang mengusung Fauzi Bowo. Seperti telah sama diketahui, Adang yang juga suami Nunun Nurbaiti, figur yang dicurigai memiliki peranan penting di balik skandal suap pemilihan Miranda Gultom sebagai Deputi Gubernur Senior BI tahun 2004 lalu, akhirnya kalah.

Nah, menyusul kekisruhan di tubuh PKS yang dipicu pernyataan Yusuf, disebutkan bahwa PKS mencurigai Muchlis Hasyim di balik pembusukkan politik yang dialami partai itu. Muchlis yang kerap disapa MHJ adalah seorang jurnalis senior yang memiliki hubungan baik dengan banyak tokoh penting di negeri ini.

“Dia (Muchlis) pernah kita pakai selama dua bulan dan itu saat pemilukada DKI Jakarta,” demikian informasi dari kalangan dalam PKS yang disebarkan sebuah blog berita.

Sinyalemen ini dibantah pemimpin redaksi Jakarta untuk Semua, Setiyardi. Jakarta untuk Semua adalah mingguan yang diterbitkan kubu Fauzi Bowo menjelang pemilihan gubernur 2007. Menurut Setiyardi kepada Rakyat Merdeka Online, dirinya tahu pasti bahwa Muchlis sama sekali tidak pernah di-hired PKS.

“MHJ dekat dengan Pak JK. Dan di masa itu Pak JK adalah ketua umum Partai Golkar. Adapun Partai Golkar tidak satu koalisi dengan PKS mendukung Adang. Jadi, pernyataan yang menyebut MHJ pernah bekerja untuk PKS di masa pemilihan gubernur Jakarta adalah bohong,” demikian Setiyardi.

Setiyardi juga mengatakan, membawa-bawa MHJ dalam kekisruhan internal di tubuh PKS terlalu berlebihan. Apalagi bila dikaitkan dengan pemilihan gubernur Jakarta 2007. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya