Berita

Suryo Bambang Sulisto

Wawancara

WAWANCARA

Suryo Bambang Sulisto: Sektor Pariwisata dan Otomotif Bakal Keganggu Bencana Jepang

SELASA, 22 MARET 2011 | 02:21 WIB

RMOL. Bencana gempa, tsunami dan kebocoran nuklir yang terjadi di Jepang, tidak mempengaruhi kondisi perekonomian Jepang secara keseluruhan. Hal tersebut diugkapkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Alasannya, kata dia, Jepang memiliki ketangguhan ekonomi yang kuat, sehingga tidak salah apabila Indonesia patut mencon­toh apa yang dikembangkan Je­pang, khususnya bidang ekonomi dan perdagangan.

“Jepang menghadapi musibah nuklir kemarin, masih bisa datang ke Indonesia dan menyatakan kepada pemerintah Indonesia bahwa mereka tetap komit dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Itu sesuatu yang harus kita apresiasi dan hargai,” ung­kapnya.


Apa yang sudah dilakukan Jepang, lanjutnya, mau tidak mau harus dikembangkan juga oleh Indonesia. Hal ini terkait dengan peningkatan perekonomian Indo­nesia dan juga pengembangannya secara optimal.

Berikut kutipan wawan­caranya.

Apakah bencana di Je­pang bakal mempengaruhi pereko­no­­mian Indonesia?
Dampak itu pasti ada, untuk perdagangan Indonesia akan ada dampaknya tetapi tidak terlalu mempengaruhi. Tapi dampak langsung ada pada sektor pari­wisata, karena dari perhitungan kita akan terjadi penurunan angka wisatawan.

Apa yang harus dilakukan Indo­nesia?
Kita perlu mengambil sikap antisipatif, sikap itu bukan selalu jelek tapi bisa juga mempunyai dampak positif.

Maksudnya?
Siapa tahu permintaan produk dari Indonesia ke Jepang bisa me­ningkat, yang penting kita siap dan mengambil sikap antisipatif, itu yang saya kira bagaimana kita menyikapinya.

Lalu bagaimana dengan per­da­gangan bilateral kedua Negara?
Perdagangan yang paling ter­kena dampaknya adalah industri otomotif, apakah itu pasokan dari suku cadang, apakah niat untuk menambah investasi. Namun yang jelas, hal-hal itu yang justru harus kita perhitungkan.

Bagaimana dengan data kuan­titatifnya?
Secara kuantitatif kita belum tahu, karena kita belum dapat lapo­ran dari asosiasi terkait hal ini. Yang jelas, nampaknya me­reka sudah meminta tambahan gas dari Indonesia, untuk meng­gan­tikan kebutuhan energi listrik yang jelas berkuang.

Untuk ekspor Indonesia ke Jepang apakah akan berpe­nga­ruh juga?
Sejauh ini kita belum lihat ada penurunan walaupun itu bencana itu ada dampaknya bagi ekspor Indonesia. Karena ekspor kita cukup beragam ke Jepang, ada migas dan non-migas, dan itu cukup signifikan dari segi nilai.

Berapa nilainya?
Neraca perdagangan kita se­kitar 42 miliar. Rinciannya adalah 9 miliar untuk migas dan 33 miliar untuk non-migas. Data itu tahun 2010, tetapi pasca bencana, tidak terlalu ada perubahan yang signifikan dengan ekspor kita ke Jepang.

Bagaimana dengan impor pro­duk makanan Jepang?
Produk makanan saya kira bisa saja berpengaruh, dan kita perlu berhati-hati karena ada warning. Tapi rasanya tidak terlalu signi­fikan. Dari segi nilai dan dari segi pentingnya, kita bisa beli dari negara lain.

Bagaimana pengaruhnya di pe­rekonomian regional?
Tentunya sama saja dengan Indonesia yang punya hubungan dagang Jepang tentu ada penga­ruhnya. Artinya, ada yang me­ngu­rangi kebutuhan atau per­mintaan bahkan ada mening­kat permintaannya.

Bisa dirinci lagi?
Yang jelas untuk energi pasti meningkat, karena mereka perlu menggantikan pasokan energi yang hilang dari tenaga nuklir harus diganti dengan energi lain. Untuk itu, kebutuhan akan gas akan terus meningkat. Namun tetap saja, peran Jepang tidak bisa kita abaikan begitu saja.

Bagaimana dengan pereko­no­mian internasional?
Tidak akan berpengaruh signi­fikan walaupun Jepang mengha­dapi bencana yang dahsyat. Saat ini ekonomi Jepang sedikit go­yah, tetapi saya yakin kondisi itu tidak akan berlangsung lama dan mereka bisa bangkit kembali.

Apa alasannya?
Mereka itu bangsa yang paling tangguh. Jadi saya yakin mereka akan bisa bangkit dalam waktu singkat. Lihat saja bagaimana se­mangat disiplin mereka, se­mangat toleransi, semangat keta­bahan menghadapi kesulitan, itu yang tidak ada di negara lain. Coba saja kita bandingkan de­ngan Amerika saat menghadapi badai Katarina, kacau banget, ada pencurian, tetapi di Jepang tidak ada.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari bencana Jepang bagi perekonomian Indonesia?
Pertama, kita harus meman­faat­kan semaksimal mungkin sumber daya alam dan energi kita yang berlimpah dan lebih aman sifatnya dari pada nuklir. Itu yang harus kita manfaatkan untuk kemandirian energi khususnya.

Lalu...
Kita harus tingkatkan ke­tanggu­han perekonomian kita. Karena apabila ekonomi kita ti­dak kuat menghadapi bencana seperti itu, kondisi kita bisa jatuh.   [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya