Berita

BOEDIONO/IST

Riwayat Centurygate yang Dibocorkan WikiLeaks Jauh dari Sempurna

RABU, 16 MARET 2011 | 09:32 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Megaskandal dana talangan Bank Century senilai Rp 6,7 triliun juga disinggung Philip Dorling, dalam tulisannya yang dimuat dua koran negeri kanguru, The Age dan Sydney Morning Herald. Wartawan investigatif Australia ini memperoleh bocoran kawat diplomatik Kedubes Amerika Serikat dari WikiLeaks.

Dorling mengawali bagian tentang megaskandal Bank Century dengan menyitir laporan Kedubes AS yang menilai kredibilitas pemerintah Indonesia dalam memberantas korupsi terganggu menyusul konflik akut antara dua lembaga penegak hukum, Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sementara Parlemen, melalui Pansus Centurygate tentunya, memeriksa Wakil Presiden Boediono yang dianggap memiliki peranan penting dalam megaskandal itu ketika masih menjabat sebagai Gubernur BI.

Kedubes AS memperoleh informasi kredibel dari seorang aktivis lembaga anti-korupsi prominen yang menyebutkan bahwa dana dari Bank Century telah digunakan untuk mendukung kampanye SBY dalam Pilpres 2009.

Kedubes AS juga mengatakan, bahwa Jusuf Kalla, ketika masih menjadi wakil presiden, menentang keras pemberian Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP) yang diberikan Boediono kepada Bank Century. Kalla mengatakan, sebagai lembaga pengawas perbankan, semestinya BI menutup Bank Century setelah mengetahui penipuan yang dilakukan pemegang saham mayoritas.

Dengan perkembangan ini, Kedubes AS melaporkan bahwa pemerintahan SBY “paralysed” alias lumpuh bersamaan dengan popularitas politiknya yang anjlok dengan begitu cepat.

Bagi kalangan yang mengikuti perkembangan megaskandal dana talangan Bank Century sejak setidaknya paruh kedua 2009, cerita yang disampaikan Dorling itu masih jauh dari lengkap dan sempurna. Namun begitu, artikel Dorling cukup bisa menggambarkan keanehan di baliknya.

Dorling dan Kedubes AS benar. Boediono memiliki peranan yang begitu penting di balik megaskandal ini. Karena faktanya, Boediono lah yang paling ngotot dalam Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dipimpin Menteri Keuangan ketika itu, Sri Mulyani Indrawati, pada dinihari, 21 November 2008. Boediono mendesak KSSK memberikan “status bank gagal berdampak sistemik” kepada Bank Century.

Ada beberapa, banyak, bagian penting yang tak diceritakan Dorling. Satu di antaranya adalah, mengapa Boediono yang memiliki keterlibatan sangat akut dalam megaskandal itu dapat menjadi wakil presiden.

Ini mungkin terjadi karena, satu, Dorling mengabaikannya, atau menganggap hal ini bukan bagian yang begitu penting dalam keseluruhan cerita yang ditulisnya. Kedua, bisa jadi karena kawat diplomatik yang diperoleh Dorling dari WikiLeaks memang tidak ada yang memuat bagian itu. Kemungkinan ketiga, karena dokumen kawat rahasia Kedubes AS yang diperoleh WikiLeaks tidak ada yang memuat bagian itu.

Kemungkinan keempat, walaupun dikantongi WikiLeaks, tapi bagian itu tidak ikut dibocorkan. Kemungkinan kelima, WikiLeaks gagal mendapatkan bagian itu. Atau kemungkinan keenam, Kedubes AS memang tidak melaporkan hal itu ke Washington DC.Kemungkinan ketujuh, Kedubes AS tidak tahu tentang bagian itu.

Atau kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Namun yang jelas, seperti telah disebutkan di atas, Boediono dan peranannya di balik bailout Bank Century baru merupakan salah satu elemen yang membangun kisah megaskandal tersebut. Masih banyak elemen lain. Dan kita patut menunggunya. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya