RMOL. Bekas terpidana kasus pembunuhan dan perampokan, Anton Medan, bilang, masuknya narkoba ke lembaga pemasyarakatan berlangsung sejak 1970-an. Namun, para petugas LP tidak berdaya menghadapi modus operandi para napi.
“Sejak dulu, semua petugas tahu. Tapi, mereka tidak berdaya, karena para narapidana lebih pintar dari petugas,†ujar Anton keÂpada Rakyat Merdeka, keÂmarin.
Anton yang pernah ditahan di 14 penjara, termasuk di LP Nusakambangan, menjelaskan, awalnya para napi memasukkan narkoba ke dalam tahanan karena ingin mengonsumsi bareng.
“Ganja, heroin, pil BK dan pil koplo, masuk bebas sejak dulu. Tapi, tidak dijual seperti sekaÂrang. Mereka bekerja sama untuk memasukkan narkoba, kemudian dikonsumsi secara bersama-sama,†ungkap pemilik nama Tan Hok Liang ini.
Berikut kutipan wawancara.Menurut Anda, narkoba maÂsuk LP terjadi sejak tahun 1970-an. Kenapa baru terbongÂkar dalam beberapa tahun terÂakhir?Kenapa dulu tidak terbongkar? Karena, saat itu arus informasi masih terbatas dan akses masuk ke LP juga sangat sulit.
Bagaimana modus opeÂrandiÂnya?Modusnya macam-macam, mulai dari menyuap petugas hingga menggunakan teknik-teknik yang cukup cerdik. ConÂtohÂnya, ada seorang terpidana di Nusakambangan yang pernah menyelundupkan barang lewat pemesanan televisi. Karena paket di dalam televisi tidak diperiksa secara baik oleh petugas, barang haram itu pun ikut masuk ke penjara.
Selain itu? Saat saya di LP Cipinang, ada penghuni LP yang menggunakan burung dara untuk memasukkan narkoba. Dia melatih burung tersebut agar dapat keluar-masuk LP. Sehingga, pas dia di luar (bebas), dia leluasa menyelunÂdupÂkan heroin ke dalam LP. Biasanya, barang haram itu diikat di perut atau sayap burung tersebut.
Bagaimana dengan praktik pungli atau penyuapan petuÂgas?Kalau itu, sudah terjadi sejak zaman kuda gigit besi. Kalau kita bicara pungli, di negara ini prakÂtik tersebut sudah menjalar ke berbagai institusi. Kerena itu, saya sejak dulu menyarankan agar pemerintah melakukan pemÂbinaan dan peningkatan kesejahÂteraan terhadap pegawai LP sehingga mereka menjadi orang yang terlatih, profesional dan terdidik dalam membina pengÂhuni LP.
Zaman sekarang, siapa yang paling sering menyelundupkan narkoba ke LP?Saat ini, para pemain besar yang terlibat di sejumlah LP, terÂmasuk di Nusakambangan, tak jauh dari bandar-bandar asing. Paling banyak dari kulit hitam, Nigeria, Nepal, dan sebagainya. Ini terjadi karena ada ruang dan kesempatan. Meski mereka sulit bergerak di negaranya sendiri, di negara ini mereka justru sangat leluasa.
Kenapa?Karena petugas LP memberiÂkan perlakukan yang berbeda terhadap napi asing. Napi asing bahkan lebih diperhatikan, mulai dari makanan hingga fasilitas sehingga aksi mereka semakin tak terbendung.
Menurut Anda, bagaimana menÂcegah dan menghilangkan peredaran narkoba di LP?Sudah sering saya katakan, kalau penjahat itu pintar-pintar tapi nggak benar. Artinya, kualiÂtas petuganya harus ditingkatkan, sehingga mereka dapat memÂbedah kasus dan mencari solusi atas berbagai persoalan dirumah tahanan.
Saya sudah sampaikan hal ini kepada Dirjen, bahkan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar. Tapi, mereka selalu beraÂlaÂsan masalah anggaran.
[RM]