Berita

Musang Berbulu Domba yang Bikin Jengah

RABU, 02 MARET 2011 | 01:49 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Kerjasama Golden Agri Resources Limited (GAR) dan The Forest Trust (TFT) bulan lalu (Rabu, 9/2), masih menyisakan persoalan.

Kerjasama tersebut dilakukan untuk menemukan solusi terbaik dalam mengembangkan industri sawit nasional sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kerjasama itu juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan industri sawit.

Kebijakan Konservasi Hutan (KKH) adalah salah satu konsep yang dikembangkan GAR dalam kerangka kerjasama itu. KKH dimaksudkan untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang, tidak hanya untuk kelangsungan hidup anak perusahaan Sinar Mas itu, namun juga untuk industri sawit nasional umumnya. Selain itu, KKH juga bertujuan untuk memastikan GAR tidak memiliki rekam jejak deforestasi. Hal lain yang sedang dipersiapkan GAR dan TFT adalah apa yang disebut productivity policy dan social and commnunity engagement policy sebagai wujud dari komitmen keberlanjutan lingkungan hidup.

Sejumlah pihak, termasuk lembaga yang kerap bersuara miring menyikapi industri sawit nasional seperti Greenpeace, juga dilibatkan dalam proses kerjasama itu. Perwakilan Greenpeace pun hadir pada acara penandatanganan kerjasama yang diliput puluhan wartawan dari dalam dan luar negeri. Namun belakangan, dalam laporan berjudul “Giant Indonesian Palm Oil Company Announces Plan to Halt Forest Destruction”, yang disampaikan kemudian, Greenpeace memberi kesan seolah mereka tidak mengetahui substansi perjanjian kerjasama GAR dan TFT itu.

“Komitmen baru Golden Agri adalah langkah besar dalam upaya mengakhiri keterlibatan mereka dalam deforestasi. Dan bila mereka melakukan perubahan ini, akan begitu luas wilayah hutan yang dapat diselamatkan,” ujar Bustar Maitar, Kepala Kampanye Greenpeace untuk Perlindungan Hutan dalam laporan itu.

Laporan Greenpeace ini oleh sejumlah pihak dianggap tidak fair. Greenomics Indonesia, misalnya, mempertanyakan sikap Greenpeace yang walaupun mengetahui dasar pemikiran kerjasama itu, tetapi tetap memberikan penilaian yang miring terhadap industri sawit nasional.

“Greenpeace harus menjelaskan motif mereka. Sehingga publik mengetahui bahwa Greenpeace memang terlibat dalam dialog itu,” kata Direktur Greenomics Elfian Effendy.

Sepak terjang Greenpeace yang didirikan di Kanada dan sekarang berkantor pusat di Belanda beberapa waktu belakangan kerap menjadi sorotan sejumlah pihak yang curiga dengan maksud dan tujuan kampanye penyelamatan hutan yang mereka lakukan. Dikhawatirkan, kampanye Greenpeace itu justru untuk melemahkan perekonomian nasional.

Wakil Ketua Komisi XI DPR, Achsanul Qosasih, misalnya, termasuk dalam kelompok yang menduga Greenpeace tengah menjalankan agenda kepentingan asing di tanah air dengan terus menyudutkan kebijakan pemerintah Indonesia dalam sektor perkebunan dan kehutanan.

Kader Partai Demokrat ini mengingatkan, dalam persaingan bisnis global, LSM memang seringkali digunakan sebagai kuda troya untuk merontokkan perekonomian nasional dan perusahaan lokal. Qosasih terus terang mengatakan, dirinya jengah melihat keangkukan LSM asing seperti Greenpeace seringkali menggurui. Dengan dalih menyelamatkan paru-paru dunia, LSM itu bisa jadi sedang dalam misi merusak perekonomian nasional. Persis seperti musang berbulu domba. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya