RMOL. Wacana kocok ulang Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II semakin kencang. Ini trend yang tidak dapat dibendung lagi, dan semakin kuat pasca pertarungan antara kelompok pendukung dan penentang penggunaan hak angket untuk membongkar mafia perpajakan yang menggurita.
Petinggi-petinggi Partai Demokrat di Parlemen pun sudah memperlihatkan ketidaknyamanan mereka pada anggota-anggota koalisi, yang dianggap kerap membelot dari kesepakatan. Dua anggota koalisi yang belakangan ini disoroti tajam adalah Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dalam pertarungan terakhir di arena Rapat Paripurna DPR, kedua partai itu memilih untuk melawan Partai Demokrat dengan mendukung hak angket pajak.
Dari kedua partai itu, kelihatannya PKS lah yang paling tidak disukai. Sebelum KIB II terbentuk, partai ini dianggap terlalu banyak permintaan. Sementara kini, walau kembali dilibatkan dalam pemerintahan, politisi PKS di parlemen dianggap terlalu suka mempermainkan pemerintah.
Dari informasi yang kini berkembang di lapangan, juga dapat disimpulkan bahwa sementara kalangan di Partai Demokrat menginginkan, agar pasca reshuffle nanti wajah KIB II lebih mendekati zaken kabinet, yang diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dan kapasitas di bidang tugas masing-masing. Bukan sekadar politisi yang merasa berjasa pada SBY semata.
Partai Demokrat juga telah menyiapkan tokoh-tokoh yang dianggap memiliki kemampuan untuk memperkuat kabinet SBY. Tokoh-tokoh ini, selain memiliki afiliasi yang kuat dengan Partai Demokrat, di sisi lain juga memiliki kapasitas yang mumpuni. Walhasil, pasca kocok ulang nanti, jumlah kursi menteri untuk Partai Demokrat diperkirakan akan bertambah. [guh]