Berita

Teuku Faizasyah

Wawancara

WAWANCARA

Teuku Faizasyah: Belum Saatnya Evakuasi WNI dari Bahrain, Libya, & Yaman

RABU, 23 FEBRUARI 2011 | 06:33 WIB

RMOL. Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan, WNI yang berada di Timur Tengah belum perlu dievakuasi. Sebab, belum ada rekomendasi dari perwakilan di sana.

“Yang mengetahui kondisi sesungguhnya adalah perwakilan kita di sana, tapi sampai saat ini belum ada permintaan evakuasi,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka,  di Jakarta, kemarin.

Seperti diberitakan, krisis politik yang terjadi di Bahrain, Libya, dan Yaman kian berge­jo­lak. Tapi pemerintah belum me­rasa perlu melakukan evakuasi.


Teuku Faizasyah selanjutnya mengatakan, rencana penanga­nan kondisi darurat sebenarnya sudah ada. Jadi, jika ada kondisi yang mengkhawatirkan maka perwakilan di negara tersebut sudah menyiapkan langkah-langkah sampai yang terakhir adalah evakuasi.

“Sudah ada mekanisme yang diterapkan di perwakilan kita di luar negeri. Jadi, kita tunggu saja perkembangan selanjutnya,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kapan kira-kira evakuasi di­lakukan?
Tergantung situasi. Yang jelas, evakuasi adalah tahapan terakhir  ketika semua pili­han-pilihan pe­nye­la­matan su­dah dila­lui. Tapi yang perlu di­garis­ba­wahi adalah perwakilan kita di­manapun me­ngutamakan kese­lamatan WNI.

Tentunya mereka yang lebih tahu dengan kondisi WNI di lapangan. Jadi, lang­kah yang di­ambil harus me­lalui rekomen­dasi. Pe­me­rintah pusat te­rus me­monitor per­kem­bangan berba­gai in­formasi yang dimi­liki. Sebab, la­po­ran utama dari kita yang terakhir adalah bagaimana  kon­disi di lapangan.

Bagaimana kalau kondisi di Timur Te­ngah sudah meng­kha­watirkan?
Apabila ada kondisi yang tam­paknya mengkhawatirkan akan dilaporkan untuk bisa diambil langkah-langkah perlindungan. Karena perlindungan WNI di luar negeri adalah salah satu prioritas dari pemerintah.

Tentunya kita akan mengikuti perkembangan dari evaluasi per­wakilan kita di negara-negara se­tem­pat. Jadi, sejauhmana per­kem­bangan situasi negara terse­but, menurut pertimbangan per­wakilan kita. Apakah mereka masih bisa melakukan aktivitas atau ada lang­kah-langkah yang perlu dilaku­kan.

Tapi yang penting, sebenarnya perwakilan kita di luar negeri su­dah memiliki protap yakni ba­gai­mana menyingkapi per­kem­ba­ngan dalam suatu negara. Jadi, sejauh ini belum saatnya evakuasi WNI dari Bahrain, Libya, dan Yaman.

Adakah kekhawatiran dari Presiden SBY terhadap WNI di sana?
Bapak Presiden khawatir da­lam artian memastikan bahwa kondisi WNI kita bisa dijaga dan diperhatikan.

Sebab, keselamatan mereka merupakan hal yang diutamakan. Dan pilihannya tergantung dari perwakilan kita di luar negeri, yakni bisa melakukan peminda­han WNI untuk mencari tempat yang aman, tidak melakukan akti­vitas di antara kerumunan masya­rakat di lokasi yang berbahaya.

Jadi, semua pilihan atau lang­kah itu sudah ada. Tapi monito­ring perwakilan untuk mengin­den­tifikasi evakuasi masih akan terus dievaluasi, pada posisi mana yang harus dilakukan.

Jadi, belum ada perintah dari Presiden terkait evakuasi?
Belum. Tapi Kementerian Luar Negeri melakukan upaya kesela­ma­tan masyarakat di luar negeri, sehingga mereka dapat berakti­vitas sebaik mungkin.

Melalui kepanjangan dari pe­merintah maka perwakilan kita di luar negeri akan memastikan bahwa mereka bisa mengayomi masyarakat kita dengan kondisi apapun, sehingga keselamatan mereka bisa dipastikan terjamin.

Kalau keadaan terburuk, ba­gaimana pola evakuasinya, apa­kah sama seperti di Mesir?
Kan, kita sudah ada pengala­man untuk mengevakuasi dari Mesir. Jadi, segala kemungkinan tentu­nya akan diikuti. Dan per­wakilan kita di sana dengan sen­dirinya akan me­laporkan per­kembangan dari waktu ke waktu, sehingga da­lam meng­ambil ke­putusan sudah ada infor­masi yang utuh. Jadi, lang­kah yang diambil akan terukur.

Kalau sampai dievakuasi, apa­kah gratis seperti saat eva­kua­si WNI dari Mesir?
Saya belum bisa mengomentari evakuasi dulu. Kita harus lihat  kon­disi nyata di lapangan. Se­lama kondisi di lapangan bisa melakukan aktivitas maka eva­kuasi bukan pilihan.

Kalau kita belajar dari evakuasi di Mesir yakni komunikasi antara Jakarta dengan Kairo sangat inten­sif.  Tentu kita akan mengi­kuti perkembangan masyarakat kita secara utuh. Jadi, langkah-langkah yang dilakukan pada saat darurat melalui perkembangan waktu itu sudah merupakan ru­mu­san kebijakan mendengarkan masukan dari perwakilan dan masyarakat kita di sana.

Memang bagaimana kondisi Timur Tengah saat ini?
Timur Tengah itu sangat luas, jadi kita tidak bisa mengomentari secara global.

Ngomong-ngomong berapa jumlah WNI di Bahrain?
Karena saya belum ada data be­rapa total populasi WNI di Bahrain secara keseluruhan. Tapi kondisi mereka akan terus di­mo­nitoring terus. Jadi, bisa di­pasti­kan perwakilan kita akan mem­berikan perhatian khusus terha­dap WNI di sana.   [RM]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya