Berita

hosni mubarak/ist

Media Israel: Sehari Sebelum Mundur, Mubarak Mengecam Keras Obama

SABTU, 12 FEBRUARI 2011 | 22:25 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Sehari sebelum mengundurkan diri, Hosni Mubarak menghubungi temannya anggota Parlemen Israel yang juga mantan menteri, Benjamin Ben-Eliezer. Dalam pembicaraan selama 20 menit via telepon dengan Benjamin, Mubarak mengecam Amerika Serikat dan Presiden Barack Obama beserta petualangan demokrasi Amerika Serikat di Timur Tengah yang menurutnya salah arah.

Sejak dua pekan lalu, Presiden Barack Obama mendesak Mubarak untuk mendengarkan suara rakyat Mesir. Obama memang tidak pernah meminta Mubarak meninggalkan kekuasaannya sekarang juga. Namun dari kata-kata keras yang disampaikannya, juga disampaikan Menlu Hillary Clinton, dapat disimpulkan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah menarik dukungan. Sementara kelompok konservatif Amerika Serikat terlihat ekstra hati-hati. Mantan Wapres Dick Cheney mengingatkan bahwa Mubarak adalah sekutu terbaik Amerika Serikat di kawasan itu.

Ben-Elizer yang anggota Partai Buruh itu membeberkan isi pembicaraannya dengan Mubarak dalam ketika berbicara di sebuah stasiun televisi Israel hari Jumat. Laki-laki berusia 82 tahun itu dapat merasakan bahwa detik-detik kejatuhan Mubarak semakin dekat.

“Dia memberikan saya pelajaran tentang demokrasi dan berkata: Kita melihat demokrasi yang disebarkan Amerika Serikat di Iran dan dengan Hamas di Gaza. Itulah takdir Timur Tengah,” kata Ben-Eliezer seperti dikutip Haaretz.

“Mereka (Amerika Serikat) mungkin bicara tentang demokrasi. Tetapi mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan dan bahwa hasilnya adalah ektrimisme dan radikalisme Islam,” kata Mubarak seperti dikutip Ben-Eliezer.

“Aku telah melayani negaraku, Mesir, selama 61 tahun. Apakah mereka ingin aku melarikan diri/ Aku tidak akan lari. Apakah mereka ingin mencampakkan aku? Aku tidak akan pergi. Kalau perlu, aku akan terbunuh disini,” masih ujar Mubarak menurut Ben-Eliezer.

Pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengingatkan bukan tidak mungkin Mesir akan memiliki pemerintahan yang mirip pemerintahan Republik Islam Iran. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya