ilustrasi/ist
ilustrasi/ist
RMOL. Salah satu pertanyaan yang muncul di kalangan pejabat dan politisi Amerika Serikat menyusul gerakan perlawanan rakyat di Tunisia dan Mesir adalah: apakah komunitas intelijen AS gagal dalam memperkirakan perkembangan suhu politik di Timur Tengah?
Seperti dikutip dari CNN, pihak Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Barack Obama tidak mempersoalkan kualitas laporan intelijen yang diterimanya. Namun demikian, Jurubicara Gedung Putih Robert Gibbs enggan mendiskusikan isi pembicaraan antara Obama dengan penasihat-penasihat intelijennya.
Sementara anggota Kongres mempertanyakan kualitas laporan intelijen mengenai situasi di Mesir. Ketua Komite Intelijen di Senat, Dianne Feinstein dari Partai Demokrat mengatakan, dirinya melihat persoalan serius berupa kurangnya kualitas laporan intelijen yang diperoleh AS. Senator Ron Wyden, juga dari Partai Demokrat, menyampaikan kehirauan yang sama.
Deputi Direktur CIA Stephanie O’Sullivan yang berbicara di depan Komite Intelijen Senat mengatakan beberapa kejadian terakhir di Mesir tidak dapat diprediksi sebelumnya. Menurut calon kuat Deputi Direktur Intelijen Nasional ini, pihaknya telah memperingatkan kemungkinan instabilitas di Mesir. Tetapi mereka tidak mengetahui pasti faktor apa yang akan memicu keadaan menjadi buruk. [guh]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 10:12
Senin, 29 Desember 2025 | 10:07
Senin, 29 Desember 2025 | 10:06
Senin, 29 Desember 2025 | 10:03
Senin, 29 Desember 2025 | 09:51
Senin, 29 Desember 2025 | 09:49
Senin, 29 Desember 2025 | 09:37
Senin, 29 Desember 2025 | 09:36
Senin, 29 Desember 2025 | 09:24
Senin, 29 Desember 2025 | 09:20