Berita

Hassan Wirajuda

Wawancara

Hassan Wirajuda: Sudah Pensiun, Nggak Menduga Dapat Lagi Tugas Dari Presiden

KAMIS, 03 FEBRUARI 2011 | 00:51 WIB

RMOL.Bekas Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengaku tidak pernah menduga menerima tugas lagi dari Presiden SBY untuk memimpin Satuan Tugas (Satgas) evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir.

“Ha ha ha, saya nggak pernah menduga akan menerima tugas lagi dari Presiden. Waktu saya di­panggil Presiden, saya kira hanya rapat saja. Karena saya sudah pensiun. Jadi saya tenang-tenang saja. Eh, tahunya malah saya di­tunjuk Presiden untuk menangani proses evakuasi WNI di Mesir,” ujarnya kepadaRakyat Merdeka, Selasa (1/1) malam..

Sebelumnya diberitakan, untuk menjemput  6.100 WNI di Mesir, SBY membentuk Satgas yang di­pimpin Hassan Wirajuda. Sebab, Hassan pernah menjadi Dubes RI untuk Mesir.

“Pemerintah telah membentuk Satgas yang dipimpin oleh Hassan Wirajuda. Pertim­bangan­nya, Hassan mantan Dubes RI di Mesir dan mantan Menlu, se­hingga cakap,” kata SBY.

Kemudian SBY menunjuk Wa­kasau Marsekal Madya Sukirno sebagai wakil ketua Satgas.

Hassan Wirajuda selanjutnya mengatakan, dengan pengala­man­nya sebagai Dubes RI untuk Mesir, sehingga tahu peta di negara itu.

“Saya tahu di mana kampung mahasiswa, di mana kantor KBRI, di mana letak konsentrasi demo, dan bagaimana keken­talan hubungan Mesir dan Indonesia,’’ ucapnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Bagaimana ceritanya Anda di­pilih menjadi Ketua Satgas?

Presiden mengatakan kepada saya, Pak Hassan kan pengala­man dua kali penempatan di Kairo sebagai Duta Besar, dan pengalaman sebagai Menlu. Karena itu, Anda sangat memadai sebagai Ketua Satgas Evakuasi WNI di Mesir. Lalu saya bilang, siap pak.

Bagaimana perasaan Anda ketika itu?

Satgas ini, sifatnya darurat. Ini adalah amanat yang harus dilak­sanakan sebaik-baiknya.

Artinya Anda senang dong?

Ini bukan persoalan senang atau tidak senang, tapi  itu ke­wajiban.

O ya, apa saja yang sudah di­lakukan Satgas?

Menindaklanjuti pengiriman satu pesawat Garuda Boeing 747-400 dalam kapasitas 400 orang. Pesawat itu, sore (Selasa, 1/1) ini bertolak dari Jeddah. Telah mem­berikan cukup waktu bagi pilot untuk istirahat sesuasi dengan standar internasional. Makanya kita mengirim pilot pengganti untuk perjalanan pulang.

Adakah kendala?

Hanya sedikit saja. Pemerintah Mesir melarang transportasi penggu­naan bus besar. Setelah kita pahami, takutnya bus itu ma­lah untuk mengangkut demons­tran dalam jumlah besar. Akhir­nya, KBRI dari tadi pagi sudah mengerahkan mobil-mobil kecil (sedan, dan lainnya) milik KBRI, staff KBRI, dan warga untuk mem­fasilitasi warga kita ke airport.

Apa jalan-jalan di sana tidak terkendala?

Jalan-jalan dihadang dengan tank-tank, tetapi relatif tidak men­cegah orang-orang untuk be­pergian masuk ke airport. Dengan kata lain, tadi pagi (Selasa 1/1) se­kitar 400 orang yang dipu­langkan.

Bagaimana proses evakuasi­nya?

Kita sudah atur semuanya. Pro­ses evakuasi di Indonesia dilaku­kan di terminal haji, Pondok Gede. Dari situ kita angkut de­ngan bus atau kereta api untuk  dipulangkan ke daerah asalnya ma­sing-masing. Kalau jaraknya jauh Jakarta meng­gunakan pesawat.

Kenapa tidak di Bandara Soe­karno-Hatta?

Kalau di Bandara Soekarno Hatta penuh sesak, tapi di ter­minal Haji nggak penuh sesak, sehingga kepengurusan imigrasi, bea cukai, dan pengaturan trans­portasinya lebih lancar.

Apa ada pembatasan untuk evakuasi?

Kita tidak bermaksud memu­langkan semua, apalagi me­maksa pulang ke tanah air. Tapi kalau dalam keadaan mem­ba­hayakan, maka pemerintah ber­kewajiban memu­lang­kannya. Karena itu yang kita tar­getkan pada kloter pertama ini adalah 400 orang ada­lah pe­rempuan dan anak-anak. Karena mereka yang paling ren­tan da­lam situasi kri­sis ini.

Saat ini, kita sudah punya dua pesa­wat. Besok (Rabu, 2/1) untuk satu pesawat boeing 747-400 di­kirim ke Mesir. Ten­tu­nya mem­per­hitung­kan kesia­pan adminis­trasi yakni paspor, visa, izin ter­bang, dan izin darat.

Kira-kira berapa pesawat yang diperlukan?

Tergantung  berapa orang yang dipulangkan. Pertimbangan kita adalah sesuai kebutuhan. Perlu dicatat WNI di sana sekitar 6.149 orang. Sebanyak 4.200 orang pelajar dan mahasiswa, mereka tidak serta merta akan memilih pulang. Mungkin dengan pertim­bangan, tidak ingin kehilangan pelajaran, dan ujian.

Bagaimana situasi terakhir di Mesir?

Situasi tetap terkendali.

Pertama, demonstrasi berpusat di Midan Tahrir Square yang jauh dari tempat perkampungan ma­hasiswa kita. Kedua, konflik di sana kan demo rakyat yang me­nuntut Presidennya turun.

Insya Allah tidak sampai upaya evakuasi ini terhambat.

Kira-kira memerlukan waktu beberapa hari?

Tergantung pada situasi krisis di Mesir. Jadi, sulit diprediksi berapa hari kami tuntaskan evakuasi ini. Apakah krisis itu ber­kembang dan tenang-tenang saja. [RM]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya