Fasli Jalal
Fasli Jalal
RMOL.Peredaran sejumlah buku profil Presiden SBY di Jawa Tengah bukan atas perintah Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Fasli Jalal, keÂpada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
â€Peredaran buku profil SBY bukan instruksi Mendiknas. Pak Nuh nggak tahu soal itu. Begitu juga Presiden SBY juga nggak tahu itu. Buku itu beredar atas usul penerbit,’’ ujarnya.
Seperti diberitakan, buku serial profil Presiden SBY menjadi baÂhan ajar pengayaan sejumlah SMP di Jawa Tengah. Buku yang berÂcerita tentang’ profil SBY itu terdiri dari 10 jilid yaitu: Lebih DeÂkat dengan SBY: Jalan PanÂjang Menuju Istana; Lebih Dekat deÂngan SBY: Merangkai Kata MeÂnguntai Nada; Lebih Dekat dengan SBY: Memberdayakan EkoÂnomi Rakyat Kecil; Lebih DeÂkat dengan SBY: Jendela Hati; Lebih Dekat dengan SBY: Adil TanÂpa Pandang Bulu; Lebih DeÂkat dengan SBY: Peduli KeÂmisÂkinan; Lebih Dekat dengan SBY: Diplomasi Damai; Lebih Dekat deÂngan SBY: Menata Kembali Kehidupan Bangsa; Lebih Dekat deÂngan SBY: Indahnya Negeri TanÂpa Kekerasan; Lebih Dekat deÂngan SBY: Berbakti untuk Bumi.
Fasli Jalal selanjutnya mengaÂtakan, buku-buku profil SBY terÂseÂbut sebagai salah satu pilihan dari ratusan buku-buku peÂngaÂyaan untuk diedarkan ke sekolah-sekolah karena memang buku terÂsebut lolos penilaian tim indeÂpenden.
’’Yang jelas keberadaan buku-buku itu bukan atas instruksi Pak Menteri. Kami nggak ikut-ikutan soal peredarannya,’’ katanya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Masa sih nggak ada kaitannya dengan Kemendiknas?
Ya, faktanya begitu. SebeÂtulÂnya kan buku-buku pengayaan itu kan banyak kategorinya. Ada unÂtuk kategori pengembangan diri, memberi motivasi, sejarah-seÂjarah kepahlawanan yang bersifat muatÂan lokal dan ada juga kaÂdang-kadang untuk keterampilan.
Nah buku-buku itu memang diajukan penerbit, di-review oleh seÂbuah tim yang terdiri dari pakar yang mengerti di bidang buku-buku pengayaan itu berdasarkan kategori. Kemudian mereka yang memberikan usulan, mana buku yang pantas masuk dalam daftar dan mana yang tidak.
Jadi buku yang dianjurkan itu cukup banyak, ada 807 macam yang menurut tim reviewer itu bisa dipilih. Jadi, diserahkan keÂpada sekolah dan pejabat kaÂbupaten/kota.
Termasuk buku profil Presiden SBY?
Ya, mungkin bersamaan dalam kategori pengembangan diri dan juga mungkin bagaimana memÂbeÂrikan motivasi. Karena buku proÂfil Presiden itu hanya sebagian keÂcil dari sekian ratus buku yang meÂmang ditawarkan dan nanti terÂserah kepada daerah memilih maÂna yang mereka pilih dari seÂkian banyak buku itu. Mengingat buku itu kan merupakan buku peÂngayaan, buku tambahan saja. SeÂmentara buku yang wajib itu kan buku teks.
Pembelian buku profil SBY itu apa dananya berasal dari APBN?
Itu kan ada Dana Alokasi KhuÂsus (DAK). Nah dana alokasi khusus ini yang terutama fungÂsiÂnya adalah untuk rehabilitasi seÂkolah. Kemudian kalau rehaÂbiÂlitasinya sudah terpenuhi boleh meÂnambah perpustakaan, baÂngunÂannya, dan boleh menambah isiÂnya. Bisa diisi dengan berbagai buku pengayaan. Jadi terserah keÂpada daerah nanti yang untuk meÂmilih buku pengayaan tersebut.
Penerbitan profil SBY itu apaÂkah atas izin Presiden?
Presiden nggak tahu apa-apa, nggak tahu menahu itu. Menteri saja nggak tahu itu. Jadi buku itu adalah tanda bahwa itu sangat lokal kan bahwa dari list yang panÂjang itu ternyata misalnya kalau Kabupaten Tegal melihat itu sebagai suatu pilihan, ya sah-sah saja. Kan ada 500 lebih kabuÂpaten/kota di Indonesia.
Penerbit-penerbit buku itu dari mana saja ?
Itukan penerbitnya banyak seÂkali karena ada 807 buku yang maÂsuk dalam list. Berarti ada ratusÂan penerbit yang terlibat itu dan kembali lagi bahwa buku itu cuÂkup luas variasinya untuk menÂjadi pilihan bagi yang mau meÂngadakan gitu.
Tapi khusus penerbit buku proÂfil SBY siapa?
Saya nggak hapal itu. Karena itu di bagian pusat penerbit pemÂbukuan.
Sementara tim reviewer itu siapa-siapa saja?
Tim itukan memang berÂdaÂsarkan keahlian mereka dan itu ditentukan oleh pusat perbukuan di kementerian pendidikan naÂsional.
Jadi bukan Mendiknas yang menentukan?
Bukan. Itu kan sudah sangat teknis ya.
Apa tujuan utama KemenÂdikÂnas sehingga beranggapan perlu memasukkan buku profil SBY masuk dalam salah satu kategori muatan untuk dibagikan ke seÂkolah-sekolah?
Seperti yang saya katakan tadi, bahwa buku itu kan dibagi dalam berÂbagai kategori, termasuk kateÂgori buku pengayaan yang ada untuk membantu pengembangan keÂpribadian, memberikan moÂtivasi, ada unsur buku-buku yang berÂkaitan dengan kepahlawanan atau kesejarahan. Ada juga yang berhubungan dengan kesenian lokal atau pun umum dan dari berÂbagai variasi itu masing-maÂsing penerbit memasukkan buku-bukunya. Dari buku-buku yang diÂmasukkan itu nanti diminta penÂdapat ahli dari tim independen itu. Kalau mereka mengatakan bahwa buku itu sesuai dan buku itu disetujui beberapa orang daÂlam tim itu, dan buku itu cukup memberi isi yang sesuai dengan ketagori maka dimasukkan dalam kategori buku yang list panjang. Namun kembali lagi pilihannya itu terserah kepada daerah maÂsing-masing karena banyak buku yang tersedia.
Apakah buku itu dibagikan gratis ?
Kita kan memberikan dÂukungÂan dana kepada sekolah, dalam hal ini diprogramkan di kabuÂpaÂten/kota. Jadi dengan dana itu meÂreka memilih buku yang meÂreka pilih. Jadi di tingkat sekolah tentu karena ini sudah dibiayai dari DAK tentu menjadi bantuan di tingkat sekolah.
Tapi tidak sampai memotong dana bantuan sekolah seperti BOS?
Oh, nggak. [RM]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10
Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08
Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02