Berita

Dunia

Mustapha Menjadi Sekutu Baru dalam Perang Melawan Teror

SELASA, 25 JANUARI 2011 | 09:54 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Dunia Barat menemukan sekutu baru dalam perang melawan teror yang digelar sejak peristiwa 9/11. Sekutu baru itu adalah orang-orang seperti mantan Kepala Polisi Polisario Mustapha Salma Ould Sidi yang membelot dari kelompoknya.

Kisah tentang Mustapha telah menghiasi media massa Barat sejak pertengahan tahun lalu. Ketika mengunjungi ayahnya di Maroko, Mustapha yang sejak 1975 bergabung dengan Polisario di kamp Tindouf di Aljazair, mengubah pandangan politiknya. Menurut Mustapha, konflik antara Kerajaan Maroko dan Polisario yang didukung Aljazair harus segera diakhiri oleh orang-orang Sahara. Dan, proposal otonomi khusus yang ditawarkan Maroko, sebutnya, adalah jalan keluar yang paling kredibel. Adapun selama ini, Polisario dan Aljazair di satu pihak bertahan untuk tidak keluar dari perdebatan mengenai kemerdekaan.

Ketika dalam perjalanan kembali ke Tindouf untuk bertemu anak dan istrinya, Mustapha ditangkap dan disekap untuk beberapa waktu sampai ia melarikan diri dalam keadaan terluka.

Analisa berita jaringan telivisi Fox News di Amerika Serikat baru-baru ini memuji keberanian Mustapha. Menurut Fox News dalam analisa berjudul New Allies in the War on Terror, kisah Mustapha membuktikan bahwa jaringan teroris dapat dilemahkan dari dalam.

Kelompok Polisario sejak beberapa tahun terakhir memiliki hubungan yang erat dengan kelompok yang dinamakan Al Qaeda di Maghrib (AQIM). Hubungan erat ini terjadi, karena di satu sisi Polisario mulai kehilangan sumber-sumber pembiayaan dari berbagai negara dan NGO asing, yang selama ini menaruh simpati kepada kelompok itu. Tak sedikit negara yang tadinya mendukung Polisario telah menarik diri dalam kurun dua tahun terakhir. Begitu juga dengan NGO yang kerap memberikan bantuan pun mulai mengurangi intensitas bantuan mereka hingga ke titik nol.

Mustapha adalah salah satu sumber yang menjelaskan kedekatan kelompok Polisario itu dengan kelompok teroris. Dia juga memberikan informasi yang akurat mengenai penyelundupan senjata, obat terlarang dan manusia yang dilakukan kelompok AQIM dan Polisario di kawasan Sahel.

“Maroko dan negara Barat, bersama kelompok HAM dan PBB harusnya bisa membangun sebuah strategi untuk memperbesar dukungan untuk Mustapha dan orang-orang sepertinya demi perdamaian dan keamanan global,” ujar Fox. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya