Berita

DR. rizal ramli/ist

Rizal Ramli Yakin Indonesia Masih Berpeluang Jadi Negara Kuat

KAMIS, 16 DESEMBER 2010 | 19:48 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Indonesia masih memiliki harapan dan potensi besar untuk menjadi negara makmur dan kuat di Asia dalam waktu 15 tahun.

Demikian disampaikan tokoh nasional DR. Rizal Ramli pada acara Wisuda dan Dies Natalis Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Poltek di Cirebon (Kamis, 16/12) yang dihadari 1200 wisudawan, keluarga dan mahasiswa.

"Jika Indonesia mau meninggalkan pendekatan neoliberalisme yang selama ini dianut oleh Pemerintah SBY-Boed, Indonesia masih memiliki harapan dan potensi untuk jadi negara kuat dan besar di Asia," ujar mantan menko Perekonomian itu.

Ketua Dewan Kurator Universitas Bung Karno tersebut juga menambahkan bahwa "hanya negara-negara yang berani membebaskan diri dari neoliberalisme ala Konsensus (Jerat) Washington yang berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, mengejar ketinggalan dari negara-negara Barat, dan bahkan berhasil menjadi pesaing baru negara-negara Barat."

Jebakan neoliberalisme itu, sambungnya, hanya bisa dilawan dengan nasionalisme yang kuat, bukan sekedar nasionalisme romantis dan historis, melainkan nasionalisme baru yang jadi dasar kekuatan kebangkitan ekonomi Jepang, Korea, Malaysia dan China.

Minggu yang lalu, Rachmawati Soekarnoputri menangis saking terharunya ketika menitipkan ajaran Bung Karno dan Universitas Bung Karno kepada DR. Rizal Ramli.

"Gus Romli", panggilan akrab DR. Rizal Ramli dikalangan NU, juga menambahkan bahwa," benang merah nasionalisme yg bergelora hebat pada saat kemerdekaan, redup selama dekade terakhir, harus kembali dihidupkan dan diperbaharui.

Pejuang demokrasi yang pernah ditahan regim Otoriter Orba di penjara Sukamiskin itu, tempat Bung Karno dipenjara oleh pemerintah kolonial Belanda juga mengatakan bahwa kebijakan neoliberalisme adalah pintu masuk untuk neokolonialisme, jalan yang hanya memuluskan penjajahan baru dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan politik.

Setelah Indonesia merdeka, Bung Karno sendiri sudah mengingatkan bahaya kembalinya neokolonialisme ke negera-negara berkembang melalui penjajahan ekonomi dan budaya. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya