Jokowi mengumbar kekecewaan itu saat hadir dalam acara Silaturahmi Ramadhan PAN, yang turut menghadirkan para ketua umum partai pendukung pemerintah. Seperti Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Mardiono. Hanya dua ketum koalisi yang tidak datang, Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh karena disebut sedang berada di luar negeri.
Artinya, Jokowi benar-benar kecewa dengan kegagalan ini dan dia ingin kekecewaan itu sampai ke telinga para pemegang keputusan politik negeri. Terlebih selama memimpin negeri, Jokowi belum pernah gagal dalam menghelat acara-acara besar bertaraf internasional. Mulai dari ASIAN Games, MotoGP Mandalika, hingga tuan rumah G-20, semua berlangsung megah dan sukses. Kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, seolah menjadi nila setitik yang merusak susu sebelanga.
Kekecewaan semakin tercermin saat Jokowi mengurai proses panjang Indonesia dipercaya FIFA. Katanya, Indonesia harus bersaing dengan tiga puluhan negara. Lobi-lobi juga dilancarkan secara masif, termasuk mempersiapkan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas penunjang gelaran Piala Dunia U-20.
"Tetapi ya memang itu sudah menjadi kehendak Allah, kita terima sebagai sebuah pembelajaran ke depan agar tidak terjadi lagi. Itu aja yang bisa kita ambil pelajaran dari urusan bola. Tapi aduh pusing, pusing betul ngurus bola,†ujar Jokowi yang masih belum bisa menerima dengan sepenuh hati.
Drama Pencoretan FIFAProses panjang telah dilalui Indonesia untuk jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Penetapan dilakukan FIFA pada Oktober 2019 dalam rapat dewan FIFA di Shanghai, China. Dua negara dengan tradisi sepakbola cemerlang, Peru dan Brasil telah disingkirkan Indonesia.
Sedianya Indonesia akan menggelar ajang tersebut pada tahun 2021. Namun situasi pandemi membuat gelaran itu ditunda hingga tahun 2023.
Drama pencoretan dimulai saat Israel kalah dari Inggris di final Euro U-19 tahun 2022. Sebagai runner-up, Israel berhak tampil di Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Nama Israel agak sensitif di telinga masyarakat Indonesia. Sebab kerap dihubungkan dengan ketegangan yang terjadi di Palestina.
Secara internal, Indonesia juga mengalami nasib kurang mengenakan. Ini lantara ada tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 134 orang meninggal dunia. Kasus ini sempat mengancam status Indonesia sebagai tuan rumah, tapi ternyata tidak ada yang berubah dari keputusan FIFA.
Pada Februari 2023, Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa. Piala Dunia U-20 seketika menjadi fokus utama Erick Thohir sembari memastikan penanganan Kanjuruhan tetap berjalan.
Petaka muncul di bulan Maret 2023. Tepatnya setelah dua gubernur yang wilayahnya akan dijadikan venue Piala Dunia U-20 membuat pernyataan kontroversial. Mereka menolak kehadiran Israel sebagai peserta. Dua gubernur itu adalah Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Belakangan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto seolah memastikan bahwa apa yang disampaikan petugas PDIP itu sesuai arahan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Tidak lama berselang, FIFA membatalkan undian Piala Dunia U-20 2023 yang sedianya akan digelar 31 Maret. Puncaknya, pada tanggal 29 Maret 2023, FIFA resmi membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Keputusan ini dikeluarkan otoritas tertinggi sepakbola dunia itu di tengah gejolak penolakan terhadap Israel sebagai salah satu peserta turnamen.
Begini bunyi keputusan FIFA:
"Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI]) Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal turnamen saat ini tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya. FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan tersebut, tetap berkomitmen untuk aktif membantu PSSI, bekerja sama erat dan dengan dukungan pemerintahan Presiden Joko Widodo, dalam proses transformasi sepak bola Indonesia pascatragedi yang terjadi pada Oktober 2022.
Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Ketua PSSI untuk pembahasan lebih lanjut akan dijadwalkan dalam waktu dekat."
Percaya Erick ThohirJika dibedah secara mendalam, pernyataan FIFA memang menyinggung tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Oktober 2022. Namun bukan berarti pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah dikarenakan peristiwa tersebut.
Dalam paragraf pertama putusan, FIFA menyebut bahwa “keadaan saat ini†sebagai alasan mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. “Keadaan saat ini†tentu mengarah pada peristiwa yang terjadi tidak lama sebelum keputusan dibuat. Sementara peristiwa besar berkaitan dengan Piala Dunia U-20 yang terjadi adalah penolakan Ganjar Pranowo dan Wayan Koster atas kehadiran Israel sebagai peserta turnamen. Penolakan ini pula yang kemudian membuat pengundian grup dibatalkan dan FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah.
Sementara paragraf kedua berisi tentang komitmen FIFA. Pertama, komitmen untuk tetap menggelar turnamen Piala Dunia U-20 dengan jadwal yang tidak berubah. Kedua, komitmen memberikan sanksi kepada PSSI sebagai buntut dari keputusan ini. Ketiga, komitmen FIFA untuk bisa aktif membantu PSSI melakukan transformasi sepakbola Indonesia pascatragedi Kanjuruhan.
Khusus untuk komitmen ketiga, FIFA seolah percaya dengan transformasi sepakbola yang sedang dilakukan Erick Thohir. Bahkan FIFA secara tersurat memastikan akan menjalin kerja sama erat dengan PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir, tentunya dengan dukungan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Kepercayaan FIFA pada Erick Thohir semakin tampak pada paragraf ketiga. Di mana FIFA memastikan akan terus hadir di Indonesia dan berkomitmen memberi bantuan kepada PSSI yang kini dipimpin Erick Thohir.
Erick Thohir memang gagal menyelenggarakan Piala Dunia U-20 yang diidam-idamkan rakyat Indonesia, khususnya Hokky Caraka cs yang gagal bertanding. Tapi setidaknya mantan bos Inter Milan itu masih mendapat kepercayaan penuh dari FIFA untuk membuat sepakbola Indonesia bangkit. Artinya lagi, Jokowi masih bisa tetap tenang jika induk sepakbola nasional dipegang orang yang tepat.
BERITA TERKAIT: