Imlek dirayakan setiap tahun berdasar kalender Lunar di daratan China untuk merayakan kedatangan musim semi yang memiliki makna sangat berharga bagi masyarakat agraris yang siap kembali bercocok tanam setelah musim dingin berakhir.
Secara sosiokultural-historis, yang pertama merayakan Imlek adalah para petani.
Peradaban
Suasana lingkungan peradaban masyarakat agraris pada masa lalu beda dengan masyarakat industri apalagi masyarakat telekomunikasi pada masa kini ini.
Perbedaan juga hadir pada lingkungan sosial di mana kesenjangan sosial antara mereka yang kaya dengan yang miskin makin hadir secara nyata pada kenyataan kehidupan sosial masyarakat generasi yang disebut sebagai milineal. Termasuk di Indonesia masa kini, kesenjangan sosial masih terasa secara nyata hadir pada kehidupan masyarakat.
Di Indonesia tidak ada musim dingin bahkan Imlek lazimnya tiba pada masa puncak musim hujan yang menimbulkan masalah tersendiri, terutama bagi kaum miskin mulai dari gangguan kesehatan sampai ke malapetaka banjir.
Kemanusiaan Maka alangkah indahnya apabila Imlek dirayakan bukan hanya di restoran serta hotel mewah antar sanak-keluarga masing-masing, namun juga dirayakan seperti Idul Fitri yaitu dengan tidak melupakan sesama warga yang kebetulan masih terpaksa hidup di bawah garis kemiskinan dengan memberikan sumbangsih kepada asrama yatim piatu, shelter rakyat tergusur, para korban banjir, kaum miskin dan lain-lain warga yang setelah 73 menjelang 74 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia masih belum mempu ikut menikmati nikmatnya kemerdekaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia.
Alangkah indahnya apabila sambil bergembira-ria, kita semua dapat menghadirkan semangat kemanusiaan dengan berbagi kebahagiaan kepada sesame manusia pada hari raya Imlek. SELAMAT MERAYAKAN IMLEK.
[***]
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan
