Pengamat politik Hendri Satrio menyatakan jumlah kursi ketiga partai tersebut sudah memenuhi persyaratan untuk mengusung pasangan, yaitu 24 kursi. Hanura memiliki 10 kursi, Golkar 9 kursi, dan Nasdem 5 kursi.
Sementara persyaratan minimal adalah 22 kursi.
Selain itu juga, ketiga parpol itu juga tidak mengharuskan Ahok bergabung. Hal ini sesuai dengan sifat dan karakter Ahok yang tidak ingin terikat dengan partai.
"Kalau (dukungan) Golkar, Nasdem, dan Hanura, Ahok nih lebih nyaman. Dia nggak harus jadi kader partai," ujar dosen Universitas Paramadina ini saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL pagi ini (Rabu, 15/6).
Sementara PDIP, dia menambahkan, sudah menyatakan tidak akan meminang Gubernur DKI Jakarta tersebut. Namun, akan mendukung kalau Ahok sendiri yang mau bergabung.
"Berarti (Ahok) harus jadi kader PDIP," sambung juru bicara Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) ini.
Setelah Nasdem dan Hanura yang sudah lebih dahulu menyatakan dukungan, Golkar secara resmi mengumumkan menyokong Ahok kemarin. Alasannya, Golkar menilai kinerja Ahok di DKI sudah cukup terbukti untuk diusung kembali menjadi Gubernur.
"Hasil kajian mendalam terkait dukungan politik, Golkar mendukung saudara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon gubernur DKI 2017," ujar Plt Ketua DPD Golkar DKI, Yorrys Raweyai di Ballroom hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Selasa (14/6).
[zul]
BERITA TERKAIT: