Desain Produk Indonesia Diakui Pasar AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Rabu, 20 April 2016, 08:51 WIB
Desain Produk Indonesia Diakui Pasar AS
ilustrasi/net
rmol news logo . Produk asal Indonesia sangat diakui di pasar Amerika Serikat (AS) dari sisi desain produknya.‎ Namun, masih lemah dari sisi mass production process dan pemasarannya (selling).

"Itu hasil survei yang pernah kita lakukan di AS terkait produk asal Indonesia. Kita bisa membuat produk bagus, tapi tidak tahu selera pasar yang dituju. Itu yang membuat kita sulit menembus suatu pasar yang kita bidik," kata Konjen RI untuk New York, Winanto Adi, dalam diskusi bertema Kesiapan Produk UKM Menembus Pasar AS, di kantor Kementrian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (19/2).

Dalam Curation Trip ini, Winanto menambahkan, di AS itu sektor ekonominya terbagi dalam dua bagian besar. Yaitu, wilayah pantai Barat (California, Los Angeles, Seattle, dan lain-lain) dan pantai Timur (New York, Boston, dan lain-lain).‎

"Di wilayah pantai Barat produk UKM Indonesia sudah banyak masuk, karena di wilayah itu banyak penduduk asal Asia. Sementara wilayah pantai Timur, karena letak geografisnya dekat ke Eropa, maka produk Eropa yang banyak masuk. Nah, kita harus masuk melakukan penetrasi pasar ke wilayah pantai Timur ini," jelas Winanto.

Sedangkan dalam sambutan pembukaannya, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementrian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta mengatakan, pihaknya benar-benar concern mendorong produk UKM yang berkualitas dan kreatif untuk masuk ke pasar ekspor (global).

"Kita terus berupaya meningkatkan produktifitas, kualitas, dan standarisasi produk UKM. Bahkan, kita fasilitasi untuk hak ciptanya bekerjasama dengan Kementrian Hukum dan HAM. Jadi, setiap produk UKM yang ikut pameran di luar negeri, sudah kita bekali dengan hak cipta. Terkait merek dan paten juga kita fasilitasi," kata Wayan.

Tantangan daya saing lainnya, lanjut Wayan, terkait akses pembiayaan bagi permodalan UKM. Tapi, hal itu sudah bisa diselesaikan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bunganya hanya 9 persen pertahun. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA