Jangan Sampai Laut Sulu Jadi Seperti Tanduk Afrika Yang Rawan Pembajakan!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Rabu, 30 Maret 2016, 09:42 WIB
Jangan Sampai Laut Sulu Jadi Seperti Tanduk Afrika Yang Rawan Pembajakan<i>!</i>
ilustrasi/net
rmol news logo . Selain harus membebaskan 10 WNI yang dusandera Abu Sayyaf, ada dua hal lain yang patut menjadi perhatian utama bagi pemerintah di masa akan datang.

Pertama, kata anggota Komisi I DPR, Ahmad Zainuddin, penyanderaan ini merupakan efek dari tidak terselesaikannya masalah regional di Filipina Selatan, yaitu separatisme dan terorisme. Dua isu non-tradisional ini menjadi pekerjaan rumah ASEAN yang harus diselesaikan.

"Jangan sampai Laut Sulu jadi seperti tanduk Afrika yang rawan pembajakan oleh milisi Somalia. Negara-negara ASEAN sepertinya harus mereview code of conduct dan ASEAN Way. Ini masih dalam wilayah ASEAN, lho!" kata Zainuddin beberapa saat lalu (Rabu, 30/3).

Kedua, menurut Zainuddin, penguatan sistem keamanan maritim Indonesia sudah menjadi keharusan yang harus segera diwujudkan. Sebab lautan Asia Tenggara sebagian besar berada dalam wilayah kedaulatan dan  pengawasan otoritas pemerintah Indonesia. Berbagai kejahatan lintas negara (terjadi di lautan.

"Pembajakan dan penyanderaan kapal Indonesia dapat terhindar jika pertahanan keamanan di perbatasan laut serta sistem keamanan maritim Indonesia terbangun baik. Keamanan laut Asia Tenggara cukup bergantung kepada sistem keamanan maritim Indonesia. Karena kita yang terbesar di regional," demikian Zainuddin. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA