Langkah Petronas Tak Bisa Disamakan Dengan Pengelolaan Blok Masela

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Kamis, 10 Maret 2016, 08:09 WIB
Langkah Petronas Tak Bisa Disamakan Dengan Pengelolaan Blok Masela
ilustrasi/net
rmol news logo . Paling tidak, ada dua alasan mengapa Blok Masela harus menggunakan skenario kilang darat (onshore). Alasan itu, adalah alasan ekonomi dan alasan ideologis.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Aufklarung Institut, Dahroni Agung Prasetyo, kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Kamis, 10/3).

Dari sisi ekonomi, jelas Agung, kilang darat lebih murah dibandingkan dengan menggunakan kilang terapung di laut (offshore). Dengan menggunakan FLNG (Offshore) tanpa ada fasilitas di darat akan memerlukan investasi sebesar 17,83 miliar dolar AS. Sedangkan pembangunan LNG Plant di daratan (Onshore) dapat diperkirakan memerlukan investasi sebesar 12 miliar dolar AS.

"Dengan kilang di daratan juga, dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh industri hilir gas seperti industri pupuk dan petrokimia. Sehingga terjadi trickle down effect yang dapat menumbuhkan perekonomian domestik Maluku," kata Agung.

Alasan kedua, lanjut Agung, adalah alasan ideologis. Alasan ini memang tidak akan pernah dipahami oleh kelompok Sudirman Said Cs, yang berulangkali mengatakan bahwa nasionalisme sudah tak lagi relevan. Padahal jauh-jauh hari juga, Bung Karno mengingatkan penjajahan model baru, yang kemudian dikenal dengan neo-kolonialisme dan neo-imperialisme.

"Sayangnya Sudirman Cs, berkali-kali mengatakan nasionalisme ini dikantongi saja," kata Agung.

Agung pun menilai langkah Petronas yang menggunakan kilang terapung tak bisa disamakan dengan pengelolaan Blok Masela. Petronas Malaysia memang siap menggunakan kilang terapung  di lepas pantai Sarawak

"Di Indonesia juga, kalau ladang Masela dikelola sendiri oleh Pertamina, maka tak masalah dengan kilang laut sebab juga akan mendorong efisiensi transportasi untuk ekspor, dan hasilnya masuk kas negara. Maka tak heran Petronas bikin kilang terapung di ladang gas milik mereka sendiri." tegas Agung.

Agung yakin, kalau saja operatornya perusahaan asing, Malaysia juga akan menggunakan kilang darat dan tak akan pernah mengizinkan kilang laut. Sebab bila demikian, Malaysia akan merugi, sebab pemasukan kepada kas negara juga tidak akan maksimal, melainkan akan masuk ke kantong sang opertaor.

"Jadi tak nyambung kalau bandingkan pengelolaan migas oleh Petronas dengan pengelolaan blok Masela yang operatornya perusahaan asing model Inpex dan Shell. Kalau kilang Masela di laut, yang untung tentu saja Inpex san Shell, bukan negara. Lalu kenapa Sudirman Cs melupakan sisi nasionalisme dan lebih membela asing. Ada apa" tutup Agung. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA